Kekurangan Tenaga Kerja, Industri Sawit Malaysia Gagal Manfaatkan Kesempatan

Senin, 06 Juni 2022 | 13:14 WIB
Kekurangan Tenaga Kerja, Industri Sawit Malaysia Gagal Manfaatkan Kesempatan
[ILUSTRASI. Kegiatan panen sawit di perkebunan Slim River, Malaysia, 12 Agustus 2021. REUTERS/Lim Huey Teng]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia kehilangan kesempatan emas untuk memanfaatkan momen harga minyak sawit yang tinggi. Bahkan, industri sawit Malaysia dapat menanggung lebih banyak kerugian berupa penurunan produksi akibat kekurangan sekitar 120.000 orang pekerja, demikian peryataan Asosiasi Pemilik Perkebunan Malaysia (MEOA) ke Reuters, Senin.

Negara penghasil minyak sawit terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk melakukan kegiatan panen karena kekurangan tenaga kerja yang diperburuk oleh pembatasan imigrasi terkait pandemi.

Pekerja asing di kebun Malaysia, yang sebagian besar berasal dari Indonesia, menyumbang sekitar 80% dari total pekerja di perkebunan Malaysia. Di awal pandemi, total pekerja sektor perkebunan sawit Malaysia mencapai kisaran 437.000 orang.

Baca Juga: Atasi Inflasi, Biden Pertimbangkan Cabut Beberapa Tarif China yang Diberlakukan Trump

Harga minyak sawit mencapai rekor tertinggi di tahun ini karena krisis tenaga kerja, pembatasan ekspor yang dilakukan Indonesia sebagai produsen utama serta perang Rusia-Ukraina. Di tengah momen yang langka itu, Malaysia tidak dapat memetik keuntungan, demikian pernyataan MEOA.

“Kenyataan yang menyedihkan adalah Malaysia kehilangan kesempatan emas yang sudah ada di depan mata karena kami tidak mampu melakukan kegiatan pemanenan semua tandan kelapa sawit pada waktunya, mengingat keterbatasan tenaga kerja,” kata MEOA.

Pada bulan September, Malaysia menyetujui perekrutan 32.000 orang pekerja migran untuk perkebunan kelapa sawit, tetapi tenaga kerja asing tersebut belum masuk ke negara itu karena izin penahanan.

Baca Juga: Kabar Gembira, Krisis Cip di Mobil Listrik Mulai Mereda

Kelompok itu mengatakan proyeksi industri untuk produksi 2022 menjadi 18,6 juta ton dapat diturunkan lebih lanjut jika tenaga kerja tidak segera masuk.

Pekan lalu, lembaga negara Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) menurunkan prospek produksinya menjadi 18,6 juta ton untuk tahun ini dari perkiraan sebelumnya 18,9 juta ton.

"Proyeksi ini dapat dikurangi lebih lanjut jika pemerintah tidak dapat bertindak sekarang di tengah lambatnya kemajuan dalam menerbitkan 32.000 izin yang diperpanjang," kata MEOA.

Indonesia pekan lalu membatalkan rencana mengirim warganya untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit Malaysia, dengan alasan masalah prosedural.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:39 WIB

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi

Transformasi ini dilakukan PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai diakuisisi PT Aurora Dhana Nusantara alias Ardhantara ada 9 September 2025. ​

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:06 WIB

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar

Ray Dalio menuturkan emas merupakan diversifikasi aset yang baik, investor sebaiknya menaruh 15% portofolio di emas

Patriotisme Tanpa Prospektus
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:32 WIB

Patriotisme Tanpa Prospektus

Keterbukaan bukan sekadar soal informasi yang dibagikan, tetapi juga soal konsistensi antara niat dan pelaksanaan, satunya kata dengan perbuatan.

Uang Kripto
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Uang Kripto

Inovasi harus dikawal regulasi dan kebebasan harus tetap tunduk pada stabilitas. Karena uang bukan hanya alat tukar, tapi juga cermin kepercayaan.

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:05 WIB

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)  secara bertahap merealisasikan rencana penambahan armada dan rute baru.

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam

Kenaikan harga saham-saham Grup Barito didorong oleh kombinasi faktor fundamental dan sentimen pasar. 

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI

Ada potensi pemulihan minat asing di saham bank, walaupun secara akumulatif sepanjang 2025 masih akan tetap mencatatkan posisi net foreign sell.

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2. IKK ini menyentuh level terendah sejak Mei 2022. ​

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:52 WIB

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi

Kepala SPPG Mampang 1 Depok Mustika Fie beralasan memilih pangsit di menu MBG untuk menghindari food waste.

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:51 WIB

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah

Bank Jakarta dan Bank Jatim siap menyalurkan dana dari pemerintah ke sektor produktif terutama UMKM. 

INDEKS BERITA

Terpopuler