Ketegangan Dagang AS-China Mengendur, Kurs Rupiah Hari Ini Menguat Ke Rp 14.155
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dua hari berturut-turut melemah, kurs rupiah hari ini menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen yang minim membantu penguatan mata uang garuda.
Mengutip Bloomberg, rupiah berada di level Rp 14.155 per dolar AS, menguat 0,12%. Kurs tengah BI juga mengalami kenaikan 0,11% sehingga menempatkan rupiah di posisi Rp 14.172.
Menurut Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, penguatan rupiah hari ini merupakan dampak dari indeks dolar yang melemah. “Hari ini indeks dolar terkoreksi, juga memengaruhi secara global,” ujar Lukman.
Baca Juga: Setelah Dua Hari Berturut-turut Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Menguat
Selain itu, Lukman menyampaikan, vitamin penguatan rupiah datang dari ketegangan dagang antara AS dan China yang sedikit mereda. Selama ini, perang dagang menjadi sentimen utama penggerak rupiah.
Oleh karena itu, ketika sentimen ini mereda, Lukman mengatakan, berdampak pada mata uang garuda untuk rebound. Sentimen yang minim tersebut memiliki dampak positif bagi rupiah.
Lukman menilai, data-data yang bakal keluar ke depan juga masih akan minim. Alhasil, “Peluang rupiah bergerak turun atau menguat masih ada seiring data yang minim,” kata dia.
Oleh karena itu, Lukman memperkirakan, mata uang garuda akan bergerak menguat tipis pada esok hari. Ia menebak rentangnya akan berada di kisaran Rp 14.100-Rp 14.175 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 14.155 per dolar hari ini, bagaimana besok?
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, kesepakatan Brexit yang akhirnya terjadi antara Uni Eropa dan Inggris juga bakal menyokong rupiah besok. Hari ini, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengumumkan, Uni Eropa dan Inggris telah membuat kesepakatan terkait Brexit.
Artinya, soft Brexit bisa terjadi saat deadline pada 31 Oktober mendatang. "Kesepakatan Brexit yang cukup positif mendorong penguatan poundsterling dan euro," kata Josua.
Tapi, jika data tingkat pengangguran AS turun, penguatan rupiah cenderung terbatas. Belum lagi permintaan the greenback di dalam negeri mulai meningkat lantaran beberapa perusahaan memberikan dividen bulan ini.