KINO Meminta Restu Penambahan 25 Kegiatan Usaha

Rabu, 15 Juni 2022 | 06:15 WIB
KINO Meminta Restu Penambahan 25 Kegiatan Usaha
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) berencana menambah kegiatan usaha yang belum terdapat di Anggaran Dasar. Total, ada 25 kegiatan usaha baru yang akan ditambahkan oleh KINO, mulai dari menjalankan usaha industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran hingga industri alat kesehatan. 

"Kami tentunya mengharapkan bahwa kegiatan usaha baru tersebut akan membantu meningkatkan kinerja penjualan dan laba perseroan," jelas manajemen KINO seperti dikutip dalam keterbukaan informasi, Senin (13/6). Pihak KINO juga melihat peluang-peluang usaha dan potensi yang menarik dari kegiatan usaha baru yang akan ditambahkan tersebut.

Dengan dijalankannya penambahan kegiatan usaha tersebut, KINO memprediksi bisa meningkatkan laba perusahaan antara 0,25% hingga 2,11%. Sementara, laba bersihnya bisa terkerek sekitar 0,21% hingga 2,16%.

Untuk memperlancar rencananya, KINO akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan digelar Rabu ini (15/6).

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mencermati, keputusan KINO mendiversifikasi kegiatan usaha merupakan langkah yang sudah dipertimbangkan dengan baik. Langkah tersebut bisa menjadi penyeimbang di tengah rencana penerapan cukai plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan oleh pemerintah.

Oleh karenanya, peluang KINO memperbaiki posisi fundamental perusahaan melalui aksi penambahan kegiatan usaha ini bukanlah hal yang mustahil. Akan tetapi, menurut Ivan, strategi ini baru akan terasa dampaknya dalam jangka panjang.

"Artinya mungkin dalam waktu dekat belum terlihat korelasinya terhadap harga saham yang secara teknikal masih dalam fase koreksi," jelas Ivan, Selasa (14/6).

Asal tahu saja, pergerakan saham KINO cenderung lesu sejak sebulan terakhir. Sahamnya bergerak turun 18,33% ke harga Rp 3.610 per saham. Akan tetapi, dilihat sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), harga saham KINO masih melaju 77,83%.

Ivan pun menyarankan investor menunggu berakhirnya koreksi lanjutan. Hitungan dia, target support terdekat ada di 3.400 untuk mulai melakukan akumulasi.

Sementara secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan KINO saat ini memang sedang berada pada fase downtrend. Apabila KINO berhasil break dari level support Rp 3.560, maka KINO diperkirakan rawan bergerak menuju ke Rp 3.230.

"Ini juga nampak dari pergerakan MACD dan stochastic yang masih berada di area negatifnya dan belum menunjukkan tanda-tanda penguatan," jelas dia.

Adapun investor disarankan wait and see terlebih dahulu terhadap pergerakan KINO. Investor bisa buy on wekaness di area koreksi di kisaran level Rp 3.230-Rp 3.560.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema risk-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler