Manajer Investasi Pilih Obligasi Korporasi Agar Tetap Unggul

Senin, 08 November 2021 | 04:30 WIB
Manajer Investasi Pilih Obligasi Korporasi Agar Tetap Unggul
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap di 10 bulan pertama tahun ini belum maksimal. Dalam periode tersebut, menilik pergerakan Infovesta 90 Fixed Income Fund Index, reksadana pendapatan tetap mencetak kinerja rata-rata sekitar 2,96%.

Toh, ada sejumlah reksadana pendapatan yang mencetak kinerja mumpuni. Salah satunya Sucorinvest Stable Fund milik Sucorinvest Asset Management. Produk tersebut mencatatkan return sebesar 7,65% dalam 10 bulan pertama di tahun ini. 

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menuturkan, tahun ini cukup menantang bagi pasar obligasi, khususnya obligasi negara. Volatilitas harga obligasi negara cukup tinggi. 

Namun, obligasi korporasi cenderung bagus dan stabil. "Strategi pengelolaan kami overweight pada obligasi korporasi. Kupon yang diberikan obligasi korporasi juga lebih besar dibandingkan obligasi negara," kata Dimas. 

Baca Juga: Mayoritas dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan ditempatkan di surat utang

Menilik fund fact sheet Sucorinvest Stable Fund per 30 September, lima alokasi efek terbesar pada reksadana ini adalah obligasi korporasi milik INKP, ISAT, SMMF, WSKT, dan deposito milik BNI. Dimas mengungkapkan, kinerja Sucorinvest Stable Fund sudah melebihi target, karena awalnya ditargetkan memberi imbal hasil 6,5%-7%.

Strategi Sucorinvest AM saat ini menjaga return serta memanfaatkan pembagian kupon. Dimas bilang, akan menambah porsi obligasi korporasi jika ada yang menarik.

Tahun depan, strategi serupa masih akan diterapkan. Namun, jika ada indikasi perubahan kondisi pasar, di akhir 2022, Sucorinvest akan mengubah strategi pengelolaan dana.

Reksadana pendapatan tetap lain yang juga unggul adalah Panin Dana Pendapatan Utama yang dikelola Panin Asset Management. Reksadana ini mencatatkan return 5,16% secara year to date.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, Panin Dana Pendapatan Utama menggunakan strategi pengelolaan yang fokus pada alokasi obligasi korporasi 70%-95% dan sisanya di obligasi pemerintah. Berdasarkan fund fact sheet (FFS) Panin Dana Pendapatan Utama per 30 Oktober, obligasi korporasi dalam reksadana ini INKP, PNM, ASDF, BFIN, BJBR, dan sukuk ISAT. 

Selain itu ada obligasi negara seri FR0086 dan sukuk negara PBS017, serta deposito Bank Panin Syariah. Komposisinya 63,6% obligasi korporasi, 20,7% obligasi pemerintah dan sisanya diinvestasikan di pasar uang.

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Investasi Obligasi Korporasi Lebih Menarik

Rudiyanto memprediksi dua bulan ke depan kinerja Panin Dana Pendapatan Utama stabil karena porsi obligasi korporasi lebih dominan. Tapi, perkembangan inflasi patut diperhatikan. 
Dia memastikan pengelolaan Panin Dana Pendapatan Utama akan berkaca pada perkembangan harga, inflasi dan suku bunga. 

Panin juga akan menyesuaikan portofolio obligasi korporasi, pemerintah serta durasi obligasi, sesuai perkembangan dana kelolaan. 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir
| Senin, 24 Februari 2025 | 15:02 WIB

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir

Nilai transaksi pada IIMS 2025 naik 3,2% menjadi Rp 6,91 triliun dari Rp 6,7 triliun pada tahun lalu.

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan
| Senin, 24 Februari 2025 | 13:07 WIB

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Berdasarkan data BPS, India telah menjadi importir utama minyak sawit atau CPO Indonesia sejak tahun 2012.

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN
| Senin, 24 Februari 2025 | 11:28 WIB

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN

Vanguar Group menjadi investor institusi asing yang paling banyak mendekap saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:21 WIB

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun

Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR sebesar Rp 300 triliun pada tahun ini

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:01 WIB

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari

Aliran modal asing masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dan ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:27 WIB

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya

Salah satu tantangan yang dihadapi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) adalah pertumbuhan average revenue per user (ARPU).

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:16 WIB

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran

Pemerintah berencana mengembalikan dana sebesar Rp 58 triliun kepada 17 kementerian dan lembaga (K/L)

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:07 WIB

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar

Menilik efek dari rencana Bank Indonesia menjadi pembeli surat berharga negara (SBN) untuk mendanai program 3 juta rumah

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:35 WIB

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim

Khusus di 2025 PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menargetkan bisa membangun fasilitas ke tiga juta hingga lima juta rumah tangga.

 MTDL Intip Peluang Akal Imitasi
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:32 WIB

MTDL Intip Peluang Akal Imitasi

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mengalokasikan dana belanja modal Rp 112,5 miliar di sepanjang tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler