MARKET GLOBAL: Penjualan Ritel AS Turun, Reli Pasar Saham Dunia Tertahan

Jumat, 15 Februari 2019 | 06:40 WIB
MARKET GLOBAL: Penjualan Ritel AS Turun, Reli Pasar Saham Dunia Tertahan
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Penurunan tajam penjualan ritel Amerika Serikat (AS) sejak Desember 2009 turut menahan reli pasar saham global pada perdagangan Kamis (14/2). Kondisi ini pun mendorong investor kembali cari aman ke instrumen obligasi pemerintah. 

Saham Eropa turun 0,3% setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Di Wall Street,  Dow Jones Industrial Average turun 103,88 poin, atau 0,41% menjadi 25.439,39. Lalu, Indeks S&P 500 kehilangan 7,3 poin, atau turun 0,27% menjadi 2.745,73. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 6,58 poin, atau 0,09% menjadi 7.426,96.

Indeks saham MSCI di seluruh dunia turun 0,19%. Penurunan belanja ritel di AS menambah kekhawatiran investor akan perlambatan global. Optimisme investor kembali meredup setelah rilis data yang menunjukkan peningkatan tak terduga terhadap klaim tunjangan pengangguran warga AS. Ini menjadi klaim tertinggi dalam satu tahun, yang mengindikasikan pertumbuhan pekerjaan mulai landai. 

"Angka-angka ini mengejutkan, dan ini menjadi poin penting karena terjadi di bulan Desember. Artinya, orang tak banyak berbelanja selama liburan," ujar Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives untuk Charles Schwab di Austin, Texas, seperti dikutip Reuters. 

Penurunan tajam atas belanja masyarakat ini membayangi optimisme akan pembicaraan perdagangan AS-China dan kinerja kuat dari beberapa perusahaan besar, seperti Nestle, produsen obat AstraZeneca, dan Airbus. 

Euro jatuh mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir karena data yang menunjukkan ekonomi Jerman stagnan di kuartal keempat.

Hal ini juga membuat indeks dollar mendekati level tertinggi sejak pertengahan Desember  terhadap sejumlah mata uang, yakni di level 97,059. Yield benchmark US Treasury 10 tahun tercatat 2,6518% dibandingkan 2,706% pada Rabu lalu. 

Sementara itu, saham dan obligasi Rusia juga anjlok karena langkah bipartisan dari anggota parlemen AS yang mengusulkan sanksi baru terhadap utang pemerintah Rusia, serta beberapa bank dan perusahaan migas.

Di China, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa pembicaraan perdagangan berjalan sangat baik. Bloomberg mengatakan Trump sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang batas waktu 1 Maret untuk tarif yang lebih tinggi pada barang-barang China dalam 60 hari.

Harga minyak mendapat angin segar karena eksportir utama Arab Saudi mengatakan akan memangkas ekspor minyak mentah dan menghasilkan penurunan produksi yang lebih dalam. Minyak mentah AS naik 1,1% menjadi US$ 54,50 per barel dan Brent naik 1,6% menjadi US$ 64,63 per barel.

"Berkat pertumbuhan permintaan minyak yang sehat dan produksi OPEC yang lebih rendah, kami melihat pengetatan pasar lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

"Karena itu, kami terus berharap harga minyak Brent akan naik hingga US$ 70-US$ 80 per barel selama tiga hingga enam bulan," tandasnya. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:15 WIB

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta

Dividen yang dibagi setara dengan 60% dari perolehan laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun buku 2024. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler