Masuk Konsorsium BUMN, Antam (ANTM) Garap Proyek Baterai Nikel US$ 12 Miliar

Rabu, 14 Oktober 2020 | 08:07 WIB
Masuk Konsorsium BUMN, Antam (ANTM) Garap Proyek Baterai Nikel US$ 12 Miliar
[ILUSTRASI. Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Selain mengurangi polusi udara, kehadiran kendaraan listrik berpotensi menekan penggunaan bahan bakar fosil yang cenderung meningkat di sektor transportasi.

Oleh karena itu, pemerintah terus menyempurnakan regulasi kendaraan listrik, termasuk infrastruktur penunjangnya, mulai dari industri baterai hingga sarana dan fasilitas isi ulang baterai.

Kabar terbaru, Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membangun industri baterai berbahan baku nikel. BUMN yang bakal mengerjakan proyek besar ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara.

CEO Group Mind Id, Orias Petrus Moedak mengemukakan, Mind Id dan anak usahanya Aneka Tambang akan menangani sektor hulu pertambangan, kemudian produk tengah (intermediate) hingga hilir akan menjadi tanggung jawab Pertamina dan PLN. Saat ini, ketiga BUMN sedang menyusun skema pembentukan PT Indonesia Baterai.

Menurut Orias, Holding Indonesia Baterai akan menggandeng mitra dan membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV). Ada dua proyek hilirisasi nikel menjadi baterai yang akan menjadi garapan konsorsium tersebut. Rencananya, proyek itu terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan memenuhi value chain industri domestik.

Kini, ada dua calon mitra yang sudah mereka jajaki, yakni perusahaan asal China dan Korea Selatan. Meski belum membuka identitas perusahaan dimaksud, Orias membocorkan bahwa nilai investasi dari hulu hingga hilir untuk kedua proyek baterai itu mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 176,4 triliun (kurs US$ 1=Rp 14.700).

"Dari hulu ke hilir, dari tambang sampai battery pack, untuk dua perusahaan calon mitra. Nilainya sekitar US$ 12 miliar. Kami sedang membicarakan prosesnya, mudah-mudahan tercapai," ungkap Orias dalam forum webinar yang membahas pemanfaatan nikel, Selasa (13/10).

Sumber pendanaan kedua proyek itu akan dipenuhi melalui ekuitas para pemegang saham serta pinjaman perbankan. Orias berharap, ada perbankan domestik yang ikut mendanai proyek ini. Jika tidak, maka pendanaan terpaksa akan ditutupi utang global.

"Jangan sampai untuk mengembangkan ini (nikel menjadi baterai), perbankan tidak berpihak, itu akan sulit. Nanti mau enggak mau pinjam dari luar negeri. Nanti jadi isu lain lagi kalau terlalu sering pinjam ke luar negeri," sebut dia.

Produk baterai dari kedua proyek untuk mendukung keperluan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan penyimpanan energi listrik (storage) khususnya dalam rangka melengkapi pemanfaatan energi surya.

Untuk pasokan nikel sebagai bahan baku, Orias mengungkapkan saat ini BUMN melalui Mind Id menguasai 30,4% cadangan nikel di Indonesia, yang dimiliki Aneka Tambang dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Saat ini, Mind Id memiliki 20% saham INCO.

Sejatinya, Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen sekaligus eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery.

"Rencana pengembangan ini juga merupakan langkah bagus untuk memperkuat value chain di Indonesia, serta pengembangan industri baterai untuk mobil listrik sebagai bagian dari proses transformasi sistem energi," ungkap Erick Thohir, Menteri BUMN lewat keterangan tertulis, belum lama ini.

Produsen terbesar

Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia sepanjang tahun lalu. Merujuk data yang disampaikan Badan Geologi Kementerian ESDM, total produksi nikel dunia pada tahun 2019 mencapai 2.668.000 ton Ni.

Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono mengatakan, produksi bijih nikel Indonesia sebanyak 800.000 ton Ni pada tahun lalu atau menjadi yang terbesar di dunia. Berikutnya adalah Filipina sebanyak 420.000 ton Ni dan Rusia 270.000 ton Ni, Kaledonia Baru sebesar 220.000 ton Ni, dan negara lainnya dengan total 958.000 ton Ni.

"Sumber daya dan cadangan nikel Indonesia masih cukup tinggi," kata dia, kemarin. Eko memaparkan, hingga Juli 2020, total neraca sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 miliar ton. Sedangkan total sumber daya logam nikel 174 juta ton. Adapun neraca cadangan bijih nikel hingga Juli 2020 mencapai 4,34 miliar ton dan total cadangan logam nikel 68 juta ton.

Selanjutnya: Bisa terdongkrak demand baterai mobil listrik, ini rekomendasi saham tambang nikel

 

Bagikan

Berita Terbaru

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:41 WIB

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025

Tantangan terhadap rupiah juga cukup besar dengan data PMI yang terkontraksi dan proyeksi defisit anggaran yang lebih tinggi menjadi 2,78%.

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:25 WIB

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun

Tekanan harga batubara berasal dari akumulasi turunnya permintaan impor dari China sebanyak 5% year on year (YoY).

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:05 WIB

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)

Pernyataan mengenai percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis, di dalam tujuan transaksi 15% saham FAST, memancing sas sis sus di pasar saham

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 09:00 WIB

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juli 2025) Rp 1.908.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:25 WIB

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak

Donald Rachmat tidak tiba di posisi puncak saat ini lewat jalur instan. Dia meniti kariernya dari bawah.

Janji Ekonomi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:05 WIB

Janji Ekonomi

Tidak mudah untuk bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang saat ini saja masih jauh dari target tersebut.

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:00 WIB

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel

Dominasi negara China di industri nikel dalam negeri, efeknya dapat tidak menguntungkan bagi Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler