Menkeu Rusia Mengakui Negerinya Butuh Dana Besar untuk Operasi Militer di Ukraina

Minggu, 29 Mei 2022 | 09:19 WIB
Menkeu Rusia Mengakui Negerinya Butuh Dana Besar untuk Operasi Militer di Ukraina
[ILUSTRASI. Tentara Rusia mencari ranjau di wilayah pabrik baja Azovstal selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 22 Mei 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID. Rusia membutuhkan dukungan dana yang besar untuk menggelar operasi militer di Ukraina, demikian pernyataan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada Jumat. Ia menyebut, negerinya telah mengalokasikan stimulus ekonomi di anggaran sebesar 8 triliun rubel, atau setara Rp 1.769 triliun lebih.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina sejak 24 Februari. Aksi itu memicu negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Selain inflasi melaju kencang hingga 18%, ekonomi Rusia pun terdorong ke jurang resesi. 

"Uang, sumber daya yang besar diperlukan untuk operasi khusus," kata Siluanov dalam kuliah di universitas keuangan Moskow.

Baca Juga: Persoalkan Pelanggaran HAM di Xinjiang, Jerman Tolak Beri Garansi bagi VW China

Presiden Vladimir Putin minggu ini memerintahkan kenaikan 10% dalam pensiun dan upah minimum untuk melindungi Rusia dari inflasi. Namun ia membantah masalah ekonomi yang membelit negaranya semua terkait dengan apa yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus militer" di Ukraina.

Langkah-langkah itu akan menghabiskan anggaran federal sekitar 600 miliar rubel tahun ini dan sekitar 1 triliun rubel pada 2023, kata Siluanov awal pekan ini.

Dalam wawancara TV yang disiarkan Jumat malam, Siluanov mengatakan Rusia akan menerima hingga 1 triliun rubel dalam pendapatan minyak dan gas tambahan tahun ini. Dana itu yang akan disalurkan untuk membayar peningkatan pembayaran kesejahteraan sosial.

Baca Juga: Rusia Lakukan Pembayaran Kupon Obligasi yang Jatuh Tempo dalam Valas

Sebelumnya pada hari Jumat, Siluanov juga membela kontrol modal dan pembekuan aset untuk investor asing dari negara-negara "tidak bersahabat" yang diberlakukan Moskow sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat.

"Kami akan menahan investasi yang dilakukan orang asing dari negara-negara yang tidak bersahabat di Rusia dengan cara yang sama seperti mereka membekukan cadangan emas dan valas kami," kata Siluanov. Ia merujuk ke langkah negara-negara Barat untuk membekukan cadangan devisa Rusia yang setelah berakumulasi bertahun-tahun kini bernilai $300 miliar.

Siluanov mengatakan pembatasan pergerakan modal bagi investor asing dapat tetap berlaku sampai sanksi dicabut atau cadangan dibekukan.

Bagikan

Berita Terbaru

Duit Asing Kembali Parkir di Bursa Saham
| Senin, 17 November 2025 | 04:07 WIB

Duit Asing Kembali Parkir di Bursa Saham

Pergerakan dana asing di bursa saham berbanding terbalik dengan arah di pasar SBN yang cenderung net sell

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak
| Minggu, 16 November 2025 | 15:05 WIB

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak

Utang baru yang digali BUMI bisa menimbulkan risiko jika harga batubara tetap lemah dan aset baru belum berproduksi.

Saham BRPT Diprediksi Masih Kuat Melaju, Ditopang Faktor Teknikal dan Fundamental
| Minggu, 16 November 2025 | 13:45 WIB

Saham BRPT Diprediksi Masih Kuat Melaju, Ditopang Faktor Teknikal dan Fundamental

Masuknya BREN ke Indeks MSCI diharapkan berpotensi menarik arus modal asing lebih besar ke emiten Grup Barito.

Melancong ke Luar Negeri Masih Menjadi Primadona
| Minggu, 16 November 2025 | 13:00 WIB

Melancong ke Luar Negeri Masih Menjadi Primadona

Musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi tonggak terakhir untuk mendulang keuntungan bagi bisnis wisata perjalan.

Kinerja Bakal Tertekan Sampai Akhir 2025, tapi Saham SSIA Masih Direkomendasikan Beli
| Minggu, 16 November 2025 | 12:20 WIB

Kinerja Bakal Tertekan Sampai Akhir 2025, tapi Saham SSIA Masih Direkomendasikan Beli

Laba PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) anjlok hingga 97% di 2025 akibat renovasi Hotel Melia Bali.

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?
| Minggu, 16 November 2025 | 11:00 WIB

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?

Saham UANG, BUVA, MINA melonjak karena Happy Hapsoro. Pelajari mana yang punya fundamental kuat dan potensi pertumbuhan nyata.

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID :  Mengadopsi Strategi Value Investing
| Minggu, 16 November 2025 | 09:24 WIB

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID : Mengadopsi Strategi Value Investing

Natanael mengaku bukan tipe investor yang agresif.  Ia memposisikan dirinya sebagai investor moderat.

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar
| Minggu, 16 November 2025 | 09:11 WIB

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar

Total nilai dividen yang sudah ditentukan ialah Rp 400,33 miliar. Jadi dividen per saham adalah Rp 190.

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya
| Minggu, 16 November 2025 | 09:02 WIB

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya

Sekitar Rp 340,88 miliar atau A$ 31,47 juta untuk pemenuhan sebagian dari kewajiban pembayaran nilai akuisisi terhadap Jubliee Metals Limited.

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering
| Minggu, 16 November 2025 | 09:00 WIB

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering

Berlibur jadi kegiatan yang kerap orang lakukan di akhir tahun. Simak cara berlibur biar keuangan tetap sehat.

INDEKS BERITA