Moody's: Likuiditas Pasar Asia Lebih Ketat Dibandingkan Saat Krisis Global 2008

Jumat, 11 Januari 2019 | 19:58 WIB
Moody's: Likuiditas Pasar Asia Lebih Ketat Dibandingkan Saat Krisis Global 2008
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Likuiditas di pasar Asia terlihat semakin ketat. Berdasarkan survey Moody's Investors Service, Indikator Stabilitas Likuiditas Asia atau Liquidity Stress Indicator (LSI) mencapai 38,6% pada Desember 2018. Ini merupakan level tertinggi dalam sejarah. 

LSI Asia mengukur persentase likuiditas high-yield companies. Indikator ini meningkat ketika tingkat likuiditas memburuk. LSI Asia naik menjadi 38,6% pada Desember 2018 dari sebelumnya 34,9% di November 2018. Ini menembus rekor tertinggi sejak krisis keuangan global tahun 2008 yakni 37%.

"Likuiditas tetap ketat di banyak sektor dan semua wilayah. Hal ini terjadi ketika tingkat penerbitan turun pada 2018, suku bunga naik, dan tenor menurun. Hal ini mencerminkan kondisi pasar masih akan sulit pada tahun 2019," kata Brian Grieser, Moody's Vice President and Senior Credit Officer, Jumat (11/1). 

Moody's juga melihat, makin banyak perusahaan yang butuh refinancing untuk membiayai pinjaman jangka pendek dan obligasi dengan kurun waktu 12 hingga 18 bulan, di tengah kondisi pasar yang menantang. 

Selama Desember 2018, semua sub-indikator Asia Utara melemah, kecuali untuk sektor properti China. Secara spesifik, LSI China mencatat rekor 44,4% pada Desember 2018, melonjak dari 40,8% pada November. Dan, sub-indikator industri China melemah ke rekor 59,6%, dari sebelumnya 54,8%. Lalu, sub-indikator properti China naik menjadi 30,8% pada Desember dari 28,8% pada November.

Adapun LSI Asia Selatan dan Asia Tenggara, tercatat tertinggi sepanjang masa di angka 34,5%. LSI Indonesia juga menyentuh rekor tertinggi di bulan Desember pada 31%, naik dari 26,7% pada bulan November. 

Total penerbitan obligasi mencapai US$ 1,4 miliar pada bulan Desember. Sepanjang 2018, total penerbitan obligasi mencapai US$ 24 miliar. Angka ini lebih rendah 30,4% dibandingkan tahun 2017 sebesar US$ 34,5 miliar. 

Tingkat bunga median untuk penerbitan obligasi baru meningkat menjadi 7,8% pada 2018 dari 6,6% di 2017. Sementara tenor median turun hingga tiga tahun dari lima tahun. Ini mencerminkan ekonomi yang dihadapi perusahaan-perusahaan Asia di tahun 2018 cukup menantang.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap
| Sabtu, 22 November 2025 | 20:10 WIB

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap

UNVR lebih cocok untuk investor jangka menengah–panjang yang mencari saham defensif dengan dividen stabil, bukan untuk momentum trading.

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi
| Sabtu, 22 November 2025 | 18:24 WIB

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi

Presiden Direktur Grup Sampoerna Bambang Sulistyo mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:43 WIB

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas

Kontrak kerja sama yang baru dikantonginya menjadi katalis terdekat bagi emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini.

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:18 WIB

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto

Likuiditas yang flat ini membuat pasar juga berada dalam mode bearish, terutama bagi koin selain bitcoin.

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

INDEKS BERITA

Terpopuler