MTFN Menakar Sumber Anyar Pertumbuhan Kinerja

Rabu, 13 Februari 2019 | 07:44 WIB
MTFN Menakar Sumber Anyar Pertumbuhan Kinerja
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengakuisisi tiga perusahaan dua tahun lalu, tahun ini PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) siap menggeber ekspansi. Capitalinc yang menginduk pada PT Samuel Internasional tersebut ingin memperkuat bisnis hilir minyak dan gas (migas).

Sekadar kilas balik, pada Maret 2017 Capitalinc mengakuisisi masing-masing 99,99% saham PT Indo LNG Prima dan PT Indo Kilang Prima. Tiga bulan kemudian atau Juni 2017, mereka mengambil alih 99,00% saham PT Indogas Kriya Dwiguna.

Melalui Indo LNG, Capitalinc berencana membangun dua kilang liquefied natural gas (LNG) di Sumenep, Jawa Timur dan Riau. Perusahaan tersebut memerlukan biaya sekitar US$ 150 juta. Sumber pendanaannya dari mitra kerjasama yang hingga kini masih mereka diskusikan.

Sambil memilah mitra kongsi, Capitalinc menyelesaikan syarat teknis. Untuk proyek kilang LNG Sumenep, mereka sudah melakukan analisis dampak lingkungan (amdal) dan studi lingkungan hidup. Termasuk juga mencari sumber pasokan gas. Pilihan perusahaan tersebut jatuh kepada blok migas Kangean PSC di Jawa Timur.

Adapun proyek kilang LNG Riau masih dalam tahap survei pembebasan tanah dan pengadaan kantor. Nanti, sumber pasokan gasnya berasal dari blok migas Bentu PSC di Riau.

Kilang LNG Sumenep dan kilang LNG Riau memiliki kapasitas masing-masing sebesar 20 million standard cubic feet per day (mmscfd). Target memulai pembangunan pada kuartal I 2019.

Kalau proses pembangunan berjalan lancar, kedua proyek kilang LNG bakal beroperasi mulai tahun 2020. Target pasarnya seperti PLN dan pelaku industri. "Kami harus membicarakan legalitas dengan penjual gas dan juga pembelinya," ujar Sugeng Purnomo, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Capitalinc Investment Tbk dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (12/2).

Proyeksi kontribusi

Rencana ekspansi Capitalinc melalui Indo Kilang juga sudah tersusun. Kebetulan anak usaha tersebut sudah memiliki izin untuk membangun kilang minyak.

Manajemen Capitalinc berencana membangun dua kilang minyak mini atawa mini refinery senilai US$ 50 juta-US$ 100 juta. Target pembangunan mulai akhir 2019 sedangkan target penyelesaiannya pada tahun 2021.

Kedua kilang minyak mempunyai kapasitas masing-masing sebesar 2x3.000 barrel oil per day (bopd). Nanti, sumber minyak mentahnya berasal dari Tonga PSC dan Malacca Strait PSC. Meski proyek belum rampung, sudah terpikir dalam benak Capitalinc untuk meningkatkan kapasitas proyek tersebut menjadi 2x6.000 bopd di masa yang akan datang.

Saat proyek kilang LNG dan kilang minyak mini beroperasi, Capitalinc memperkirakan bakal ada kontribusi pendapatan US$ 250 juta dan laba US$ 29 juta. Perinciannya, kilang LNG menyumbang pendapatan US$ 200 juta dan untung US$ 20 juta. Sementara kilang minyak mini kemungkinan mendatangkan pendapatan sekitar US$ 50 juta dan cuan US$ 9 juta.

Sementara tahun ini, Capitalinc mengincar pendapatan Rp 700 miliar dari penjualan gas saja. Perusahaan tersebut berharap bisa menjual gas sebanyak 40 mmscfd ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sejalan dengan target tahun 2019, Capitalinc siap merangkul pelanggan baru. "Sejauh ini sumber gas kami ada dari Kangean sebesar 20 mmscfd dan dari Lapindo Brantas sebesar 1,5 mmscfd," terang Vicka Dessy, Vice President Operation PT Indogas Kriya Dwiguna, dalam kesempatan yang sama.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler