Otoritas China Audit Aset Evergrande dan Pemiliknya, Namun Tak Ada Rencana Jual Cepat

Rabu, 15 Desember 2021 | 18:55 WIB
Otoritas China Audit Aset Evergrande dan Pemiliknya, Namun Tak Ada Rencana Jual Cepat
[ILUSTRASI. Logo Evergrande Group di kantor pusatnya di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China, 26 September 2021. REUTERS/Aly Song/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING/HONG KONG. Otoritas di China menelisik aset yang dimiliki Evergrande Group dan sang chairman, Hui Ka Yan, yang masih termasuk kelompok orang kaya di negeri itu. Namun dua orang sumber yang mengetahui masalah itu menyatakan, jangan berharap perusahaan properti dengan utang terbesar di dunia itu akan mengobral asetnya.

Audit aset, yang belum pernah diberitakan itu, menggarisbawahi bagaimana Beijing mengambilalih Evergrande setelah raksasa real estat itu gagal melunasi kupon dua seri obligasi dolar AS. Kegagalan itu memicu restrukturisasi kewajiban Evergrande yang bernilai total lebih dari US$ 300 miliar.

Sumber Reuters menuturkan, otoritas melakukan revaluasi atas aset dan menelisik apakah ada aset yang tidak tercatat di buku perusahaan, atau sang pemilik. Dengan melakukan dua hal tersebut, tutur si sumber, otoritas dapat memutuskan apakah perlu melakukan bailout yang melibatkan badan usaha milik negara diperlukan.

Baca Juga: Tiga faktor ini membuat aset kripto memerah dalam sebulan terakhir

Nasib Evergrande dan perusahaan properti China lain yang terbebani utang merupakan momok yang membayangi pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir, di tengah kekhawatiran efek knock-on di seluruh dunia.

Beijing telah berulang kali berusaha meyakinkan investor. Namun, otoritas di China belum mengungkap rencananya untuk menstabilkan Evergrande. Pekan lalu, Fitch menempatkan perusahaan itu dalam status "restricted default” akibat melewatkan pembayaran kupon senilai US$ 82,5 juta.

Perwakilan dari entitas milik negara sekarang memimpin komite manajemen risiko yang baru dibentuk di Evergrande. Temuan otoritas sebelumnya menunjukkan bahwa krisis likuiditas Evergrande lebih rumit dari yang diharapkan, ujar seorang sumber.

 Baca Juga: Bank Sentral China Ingin Menghadirkan Rumah Dengan Harga Terjangkau di Shanghai

“Saat ini, tidak perlu terburu-buru untuk memperkenalkan rencana penjualan apa pun,” kata sumber yang dekat dengan regulator. Ia merujuk penjualan ke kemungkinan divestasi bisnis, mulai unit manajemen properti hingga unit manufaktur kendaraan listrik.

Evergrande menolak berkomentar. Sementara Hui dan pemerintah provinsi Guangdong tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Hui, 63, yang merupakan pendiri pengembang properti dan saat ini memegang sekitar 60% saham, telah mencairkan asetnya, dengan menjual sejumlah aset mewah termasuk tiga rumah kelas atas, seni dan kaligrafi.

Majalah Forbes pada bulan September memperkirakan Hui telah memperoleh US$ 8 miliar dalam bentuk dividen tunai sejak Evergrande mencatatkan sahamnya pada tahun 2009 silam. Namun, nilai kekayaan pribadinya saat ini tidak diketahui.

Pembayaran yang terlewatkan Evergrande pada beberapa obligasi luar negerinya mengancam untuk memicu default-silang berbagai obligasi internasionalnya yang memiliki nilai sekitar US$ 19 miliar.

Evergrande belum memberikan komentar tentang pembayaran yang terlewat, tetapi mengatakan pihaknya berencana untuk terus maju dengan restrukturisasi utang luar negerinya, yang akan menjadi yang terbesar di China.

Baca Juga: Senat Filipina Loloskan RUU yang Izinkan 100% Kepemilikan Asing di Telekomunikasi  

Sumber kedua mengatakan bahkan jika pemerintah daerah turun tangan, mereka hanya akan membeli sebagian dari aset Evergrande. Pihak berwenang tidak akan membiarkan Evergrande gagal membayar pinjamannya dengan sengaja, tambah sumber itu.

Beijing telah mendorong perusahaan milik pemerintah dan pengembang properti yang didukung negara untuk membeli beberapa aset Evergrande, Reuters sebelumnya melaporkan.

Konferensi Kerja Ekonomi Pusat China mengatakan pekan lalu perusahaan harus membuat ketentuan penyelamatan diri, sementara regulator dan pemerintah daerah harus menyusun rencana untuk mengelola dan mengurangi risiko keuangan.

Bagikan

Berita Terbaru

Pameran IIMS 2025 Bisa Menjadi Bahan Bakar Penggerak Bisnis Otomotif Tahun Ini
| Senin, 24 Februari 2025 | 04:32 WIB

Pameran IIMS 2025 Bisa Menjadi Bahan Bakar Penggerak Bisnis Otomotif Tahun Ini

Kendaraan konvensional tetap mendominasi penjualan IIMS 2025, kendati banyak mobil listrik baru yang diperkenalkan.

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar
| Senin, 24 Februari 2025 | 00:02 WIB

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar

Pameran Trade Expo Indonesia bakal digelar pada 15 Oktober sampai 19 Oktober 2025 di ICE BSD Tangerang.

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

INDEKS BERITA

Terpopuler