Pasar Obligasi Masih Tertekan di Tengah Sentimen Positif

Senin, 14 Januari 2019 | 06:00 WIB
Pasar Obligasi Masih Tertekan di Tengah Sentimen Positif
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, kinerja pasar surat utang dalam negeri, yang tercermin dalam Indonesia Composite Bond Index (ICBI), cenderung stagnan. Padahal, beragam sentimen positif sedang berhembus ke pasar keuangan dalam negeri.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Jumat (11/1), kinerja ICBI turun tipis 0,03% secara year to date (ytd)ke level 241,00.

Pelemahan pada ICBI disumbang oleh kinerja obligasi pemerintah yang melemah. Indeks INDOBeX Government Total Return terkoreksi 0,06% (ytd) menjadi 236,35. Padahal, indeks INDOBeX Corporate Total Return mampu mencetak pergerakan positif, dengan kenaikan 0,21% (ytd) menjadi 263,42.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan, pekan ini pasar obligasi berpotensi masih bergerak datar. Padahal, sejatinya ada beberapa sentimen positif yang sebenarnya dapat mengangkat ICBI.

Pertama, meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua, nada dovish yang dilontarkan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell terkait rencana kenaikan suku bunga acuan AS.

Ketiga, penguatan kurs rupiah di awal tahun ini. Sejak awal tahun hingga akhir pekan lalu, mata uang Garuda sudah menguat 2,38% menjadi Rp 14.048 per dollar AS.

Lili pun melihat, walaupun peluang penguatan masih tinggi, tetapi ICBI dapat bergerak sideways. Ini dipicu aksi pasar yang memilih wait and see menanti rilis neraca dagang Indonesia periode Desember, yang dirilis pada Selasa (15/1).

"Jika data neraca perdagangan domestik dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI melampaui ekspektasi atau sesuai dengan konsensus pasar, maka kinerja pasar obligasi diprediksi dapat melaju positif," kata Lili. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, kinerja ICBI dapat kembali melemah.
  
Di sisi lain, analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan, pelaku pasar juga harus waspada karena risiko di pasar obligasi dalam negeri masih ada. "Ketidakpastian volatilitas eksternal masih tinggi di tahun ini, terutama masalah government shutdown di AS," jelas dia.

Jika penutupan operasional pemerintahan di Negeri Paman Sam berlanjut, kekhawatiran pasar global terkait potensi perlambatan ekonomi di AS semakin meningkat.

Meski begitu, Ariawan optimistis, yield SUN acuan tenor 10 tahun bisa turun ke 7,4%. Sentimen positif tersebut datang dari nilai tukar rupiah yang menguat serta inflasi terkendali di level 3,5%. Per Jumat (11/1), yield SUN tenor 10 tahun ada di 7,95%.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Renovasi Gedung Kantor, Surya Toto (TOTO) Rogoh Capex Rp 180 Miliar
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:35 WIB

Renovasi Gedung Kantor, Surya Toto (TOTO) Rogoh Capex Rp 180 Miliar

PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) akan menggunakan dana capex untuk peremajaan gedung kantor di area pabrik Cikupa, Kabupaten Tangerang. 

LRT Jakarta Fase 1B Beroperasi Tahun 2026
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:20 WIB

LRT Jakarta Fase 1B Beroperasi Tahun 2026

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menargetkan proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai akan beroperasi pada kuartal II-2026

Masih Merugi, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Absen Menyebar Dividen
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:15 WIB

Masih Merugi, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Absen Menyebar Dividen

Tahun ini, perusahaan bakal fokus merampungkan pembangunan rumah sakit, yaitu Mayapada Hospital Jakarta Timur. ​

Saham Emiten Sektor Energi Masih Unjuk Gigi
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:05 WIB

Saham Emiten Sektor Energi Masih Unjuk Gigi

Kinerja saham emiten di sektor energi di sepanjang tahun berjalan 2025 terdorong kenaikan harga komoditas.

Astrindo Nusantara (BIPI) Berharap Harga Batubara Stabil
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:05 WIB

Astrindo Nusantara (BIPI) Berharap Harga Batubara Stabil

Kinerja BIPI tahun lalu sangat dipengaruhi volatilitas harga batubara. Sebab, kontribusi terbesar berasal dari segmen pertambangan batubara

OJK Siapkan Klasifikasi Baru BPR
| Senin, 09 Juni 2025 | 05:00 WIB

OJK Siapkan Klasifikasi Baru BPR

OJK terus mendorong konsolidasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR), terutama yang bermodal kecil dan rentan tekanan ekonomi​

Multifinance Lebih Selektif Menyalurkan Pembiayaan
| Senin, 09 Juni 2025 | 04:35 WIB

Multifinance Lebih Selektif Menyalurkan Pembiayaan

CNAF lebih berhati-hati menyalurkan kredit karena kondisi ketidakpastian makroekonomi dan upaya menjaga kualitas portofolio pembiayaan

Mencermati Harga Wajar untuk Saham BSI
| Senin, 09 Juni 2025 | 04:30 WIB

Mencermati Harga Wajar untuk Saham BSI

Sumber KONTAN mengungkap Danantara tengah menegosiasikan pembelian saham BRI dengan harga di bawah pasar.

Keamanan Pangan dan Keracunan MBG
| Senin, 09 Juni 2025 | 04:20 WIB

Keamanan Pangan dan Keracunan MBG

Tumpulnya penegakan peraturan di suatu negara, secara kumulatif menyebabkan peningkatan praktik malapraktik pangan di dunia.

Bisnis Rental Kendaraan Blue Bird (BIRD) Melaju
| Senin, 09 Juni 2025 | 04:20 WIB

Bisnis Rental Kendaraan Blue Bird (BIRD) Melaju

BIRD melihat tren peningkatan penyewaan kendaraan jelang momen liburan sekolah pada pertengahan tahun ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler