Berita Global

Pejabat IMF Menilai Depresiasi Yen Sudah Mencerminkan Fundamental

Kamis, 09 Juni 2022 | 16:13 WIB
Pejabat IMF Menilai Depresiasi Yen Sudah Mencerminkan Fundamental

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Depresiasi yen yang "signifikan" baru-baru ini mencerminkan faktor fundamental, termasuk ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang berbeda di antara Jepang dan Amerika Serikat (AS), demikian pernyataan pejabat senior Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis.

Ranil Salgado, kepala misi IMF di Jepang, mengatakan pergerakan yen baru-baru ini terhadap dolar sangat berkorelasi dengan perbedaan suku bunga Jepang-AS.

Kenaikan harga komoditas di pasar global turut membebani yen karena Jepang yang merupakan importir komoditas utama, harus membayar lebih banyak dolar, katanya.

"Kami percaya bahwa pergerakan yen mencerminkan fundamental," kata Salgado dalam sebuah seminar online. "Kami melihat efek positif dan negatif dalam depresiasi yen."

Pelemahan yen akan membantu eksportir dan memfasilitasi pencapaian target inflasi 2% oleh Bank of Japan (BOJ) dengan mendorong harga impor, kata Salgado.

Baca Juga: Deloitte Membantah Kabar tentang Rencana Pemisahan Audit dan Jasa Konsultasi Global

Tapi depresiasi yen akan merugikan importir dan rumah tangga dengan mendorong biaya hidup, tambahnya.

Yen turun ke level terendahnya yang baru selama 20 tahun terakhir di 134,56 per dolar pada Kamis. Valuta Jepang itu terbebani oleh kenaikan suku bunga di tempat lain pada saat bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter super longgar untuk menstimulus ekonomi. 

Salgado mengatakan Jepang menghadapi beberapa risiko kenaikan inflasi, karena kenaikan harga komoditas yang berkelanjutan dan efek kenaikan pada harga impor yang disebabkan oleh jatuhnya yen.

Tetapi dengan indeks inflasi yang menghilangkan efek biaya makanan dan energi masih di bawah target BOJ, bank sentral harus mendukung ekonomi dengan kebijakan ultra-mudah, katanya.

Baca Juga: Dampak Lockdown di China, Dua Pemasok Toyota Meminta Karyawan Libur Tidak Dibayar

"Inflasi dalam jangka menengah akan tetap jauh di bawah target BOJ setelah faktor pendorong biaya hilang," kata Salgado.

"Kami menganggap tepat bagi BOJ untuk mempertahankan pelonggaran moneter sampai inflasi tercapai dengan cara yang stabil dan tahan lama."

Harga konsumen inti Jepang pada bulan April adalah 2,1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, melebihi target inflasi BOJ 2% untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, sebagian besar karena kenaikan biaya bahan bakar dan makanan.

Pejabat BOJ telah berulang kali menekankan bahwa inflasi dorongan biaya seperti itu akan terbukti sementara dan tidak akan mendorong bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter.

Terbaru