Pembangunan Pembangkit Terhambat, Investasi Listrik Meleset dari Target

Jumat, 11 Januari 2019 | 08:20 WIB
Pembangunan Pembangkit Terhambat, Investasi Listrik Meleset dari Target
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi subsektor kelistrikan hingga akhir tahun lalu meleset dari target. Realisasi investasi di sepanjang 2018 mencapai US$ 11,28 miliar atau setara 92,46% dari proyeksi US$ 12,2 miliar. Pemerintah beralasan, pencapaian investasi listrik telah disesuaikan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengungkapkan, selain realisasi investasi menyesuaikan RUPTL, pembangunan pembangkit masih terhambat oleh faktor pembebasan lahan dan izin lingkungan.

Bahkan dari sisi dukungan pendataan, nilai investasi yang masuk belum optimal karena hanya mengandalkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sedangkan data investasi dari wilayah usaha atau daerah belum semuanya masuk.

"Mereka investasi di sana, data masih ada beberapa dari wilayah usaha belum melaporkan kepada kami," ungkap Jisman dalam pemaparan kinerja akhir tahun 2018 di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Kamis (10/1).

Adapun sepanjang tahun ini Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM memproyeksikan investasi mencapai US$ 12,04 miliar, atau lebih tinggi daripada realisasi pada tahun lalu.

Selain karena tambahan data investasi dari wilayah usaha, Jisman meyakini target tersebut bisa tercapai karena menyesuaikan tingkat penggunaan tenaga listrik, pertumbuhan ekonomi dan tambahan pembangkit listrik yang akan beroperasi atau commercial operation date (COD).

Saat ini ada 50 wilayah usaha penyediaan tenaga listrik, di mana 34 di antaranya telah beroperasi dan 16 lagi belum beroperasi. Wilayah usaha yang beroperasi seperti PT Bekasi Power, PT Cikarang Listrindo Tbk, serta PT Krakatau Daya Listrik.

Untuk penggunaan listrik, Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng, mengatakan realisasi konsumsi listrik sepanjang tahun lalu mencapai 1.064 kWh per kapita. Jumlah tersebut meningkat 5% dari realisasi tahun 2017 sebesar 1.012 kWh per kapita. Pada tahun ini, pemakaian listrik juga ditargetkan naik menjadi 1.200 kWh per kapita.

Hingga saat ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 62.589 megawatt (MW). "Pada tahun ini target kapasitas terpasang pembangkit naik menjadi 66.565 MW," ungkap Andy.

Dengan bertambahnya kapasitas pembangkit, dia meyakini ketersediaan listrik tidak over supply. Bahkan kondisi tersebut lebih mencerminkan under demand. Alhasil, penambahan kapasitas di hulu harus diiringi dengan kesiapan penyerapan di hilir, yakni pada industri atau perumahan. "Perumahan bisa saja pakai kompor listrik," kata dia.

 

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA