KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus pembobolan platform kripto Indodax baru-baru ini kembali menarik perhatian publik. Indodax, sebagai salah satu bursa kripto terbesar di Indonesia, dikabarkan mengalami peretasan yang dilakukan dengan metode hot wallet exploit, yaitu peretasan dompet digital yang terhubung langsung dengan internet. Hot wallet memang rentan terhadap serangan siber karena aksesnya yang terbuka secara online 24 jam. Pembobolan seperti ini bukanlah hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, kasus serupa terjadi di berbagai platform besar seperti Mt Gox 2014 dan Coincheck 2018, dengan nilai kerugian yang sangat besar.
Namun demikian, meskipun risiko keamanan terus menghantui, penggunaan kripto di Indonesia dan dunia justru terus meningkat. Beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun aset kripto belum memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas keuangan global, tetapi tren penggunaannya yang semakin meluas perlu mendapatkan perhatian serius, khususnya di negara-negara berkembang yang sistem keuangannya relatif lebih rentan terhadap guncangan eksternal.
Baca Juga: Transaksi Penjualan AAI Material, tapi Efek ke Kinerja Keuangan ADRO Diklaim Minimal
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.