Pencarian Dana Lewat Obligasi Paling Laris di Pasar Modal

Selasa, 07 Juni 2022 | 09:23 WIB
Pencarian Dana Lewat Obligasi Paling Laris di Pasar Modal
[ILUSTRASI. Mata uang rupiah.]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, minat perusahaan mencari pendanaan di pasar modal pada tahun ini tergolong kondusif. Ini berlaku untuk pendanaan melalui instrumen saham maupun efek bersifat utang dan sukuk (EBUS).

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, per 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang ada di pipeline pencatatan saham dan EBUS meningkat rata-rata sekitar 50% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Pada pipeline BEI, terdapat 36 emisi EBUS yang rencananya akan diterbitkan oleh 30 perusahaan. "Perkiraan total dana yang akan dihimpun sebesar Rp 44,9 triliun," ucap Nyoman.

Sektor yang paling banyak berencana menerbitkan EBUS adalah sektor keuangan, sebanyak 17 perusahaan. Disusul oleh perusahaan infrastruktur, perindustrian, properti dan real estate, material dasar, barang konsumer primer, transportasi dan logistik, hingga emiten energi.

Meski sama menariknya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pencarian pendanaan dari pasar modal lewat obligasi korporasi atau EBUS korporasi masih lebih laris dibanding  penawaran umum terbatas (PUT) atau penawaran umum perdana (IPO).

Hingga pekan ketiga bulan Mei 2022, tercatat, pendanaan dengan EBUS korporasi mencapai Rp 63,79 triliun dari 50 penerbitan. Sedangkan lewat PUT senilai Rp 11,98 triliun dan IPO Rp 17,73 triliun.

Salah satu emiten yang berencana menerbitkan obligasi adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Emiten ini akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Smart Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 1,5 triliun dalam waktu dekat.

Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food Pinta S. Chandra mengatakan, obligasi dipilih sebab paling sesuai dengan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan SMART. "Faktor tersebut mencakup tingkat suku bunga, ketersediaan likuiditas, jangka waktu, biaya proses pendanaan, dan sebagainya," kata Pinta, Senin (6/6).

Namun, ada juga emiten yang belum berniat mencari dana dari pasar modal. Direktur Utama  PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia mengatakan, sejauh ini, pendanaan eksternal yang dilakukan hanya dari bank. "Saat ini, kami memiliki dukungan financing yang sangat baik sehingga biaya pendanaan cukup murah dan kompetitif," tutur Bani.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan, Saham dari Sektor-Sektor Ini Bakal Diuntungkan
| Kamis, 29 Mei 2025 | 12:05 WIB

LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan, Saham dari Sektor-Sektor Ini Bakal Diuntungkan

Pemangkasan tingkat bunga penjaminan (TBP) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diiharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit bank.

Tren Konsumsi Kopi tak Diimbangi Produksi, Indonesia Berisiko Jadi Net Importer
| Kamis, 29 Mei 2025 | 10:47 WIB

Tren Konsumsi Kopi tak Diimbangi Produksi, Indonesia Berisiko Jadi Net Importer

Selain produktivitas yang rendah, upaya peremajaan tanaman kopi yang sudah lama didengungkan juga belum berjalan baik.

Pembangunan Dimulai, Pabrik Bahan Baku Kalbe-Livzon Ditargetkan Beroperasi 2027
| Kamis, 29 Mei 2025 | 10:19 WIB

Pembangunan Dimulai, Pabrik Bahan Baku Kalbe-Livzon Ditargetkan Beroperasi 2027

Pabrik yang dibangun kongsi Kalbe Farma (KLBF) dengan Livzon Group akan memproduksi bahan baku obat, terutama untuk pasar ekspor.

Profit 28,4% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Rendah (29 Mei 2025)
| Kamis, 29 Mei 2025 | 08:58 WIB

Profit 28,4% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Rendah (29 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Mei 2025) 1.874.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,4% jika menjual hari ini.

Kiat Agar Para Pensiunan Bisa Hidup dengan Tenang
| Kamis, 29 Mei 2025 | 08:09 WIB

Kiat Agar Para Pensiunan Bisa Hidup dengan Tenang

Perang dagang antara AS dan China masih simpang siur, sehingga penempatan dana pada instrumen saham kemungkinan bakal diturunkan lagi.

Akankah Rupiah Menguat ke Rp 16.000? Ini Prediksi Kiwoom Sekuritas Indonesia
| Kamis, 29 Mei 2025 | 07:28 WIB

Akankah Rupiah Menguat ke Rp 16.000? Ini Prediksi Kiwoom Sekuritas Indonesia

Lewat Monthly Market Outlook-nya, Kiwoom Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah masih berpeluang menguat ke kisaran Rp 16.100–Rp 16.000.

Entitas Usaha PTBA ini Pernah Ungkap Mau IPO, Begini Bisnis dan Targetnya di 2025
| Kamis, 29 Mei 2025 | 06:00 WIB

Entitas Usaha PTBA ini Pernah Ungkap Mau IPO, Begini Bisnis dan Targetnya di 2025

Rencana IPO Satria Bahana Sarana merupakan bagian dari strategi jangka panjang PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

IHSG Turun 0,53% di Pekan Terakhir Tapi Menguat 6,04% Sepanjang Bulan Mei
| Kamis, 29 Mei 2025 | 05:00 WIB

IHSG Turun 0,53% di Pekan Terakhir Tapi Menguat 6,04% Sepanjang Bulan Mei

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.175,82 pada perdagangan terakhir Mei, Rabu (28/5). 

Stimulus Ekonomi dan Tantangan Kinerja BUMN
| Kamis, 29 Mei 2025 | 04:00 WIB

Stimulus Ekonomi dan Tantangan Kinerja BUMN

Pemerintah berencana memberikan berbagai stimulus ekonomi melalui enam paket guna menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi domestik.

Menahan Laju Deindustrialisasi
| Rabu, 28 Mei 2025 | 14:55 WIB

Menahan Laju Deindustrialisasi

Hal krusial yang harus diperhatikan pemerintah adalah kepastian hukum dalam kegiatan investasi bagi investor domestik maupun asing.

INDEKS BERITA

Terpopuler