Pendapatan dan Laba Bersih NRCA Turun, Tapi Perolehan Kontrak Baru Sesuai Target

Sabtu, 04 Mei 2019 | 08:37 WIB
Pendapatan dan Laba Bersih NRCA Turun, Tapi Perolehan Kontrak Baru Sesuai Target
[]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mendekap kontrak baru senilai Rp 1,4 triliun selama Januari hingga April tahun ini. Kontrak tersebut berasal dari lima proyek, yakni Carstenz Apartement Paramount Serpong, JHL Galeri Gading Serpong, perluasan Pabrik Harvestar Gresik, Musim Mas 1 Martubung dan Apartemen 57 Promenade.

Pencapaian kontrak baru Nusa Raya sejalan dengan target internal. Emiten tersebut meyakini target kontrak baru senilai Rp 3,5 triliun di sepanjang tahun ini cukup realistis.

Sejalan dengan perburuan kontrak baru, Nusa Raya berharap kinerja keuangan turut terdongkrak. Jika seluruh target kontrak baru terpenuhi, mereka berpotensi mengantongi pendapatan Rp 2,7 triliun pada tahun ini. Sementara proyeksi laba bersihnya sebesar Rp 105 miliar.

Nusa Raya tak cemas meski kinerja keuangan kuartal pertama menurun. Pendapatan menyusut 14,35% year on year (yoy) menjadi Rp 584,96 miliar. Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih berkurang 28,88% yoy menjadi Rp 29,35 miliar.

Manajemen Nusa Raya menjelaskan, penurunan kinerja keuangan kuartal pertama seiring dengan melambatnya realisasi konstruksi sejumlah pengembang. Para pengembang yang menjadi kliennya, banyak menahan diri hingga pemilihan umum (pemilu).

Namun seusai pemilu, pengerjaan proyek bakal kembali bergeliat. "Berdasarkan pembicaraan kami dengan developer, mereka sudah menyiapkan rencana kerja di kuartal ketiga dan melihat kondisi pemerintahan baru yang diharapkan positif bagi bisnis properti," ujar Hadi Winarto Christanto, Direktur Utama PT Nusa Raya Cipta Tbk, Jumat (3/5).

Proyek jalan tol

Sambil mengejar kontrak baru, Nusa Raya melanjutkan proyek tol Subang-Patimban. Proyek jalan bebas hambatan sepanjang 41 kilometer (km) itu membutuhkan investasi Rp 5 triliun. Hingga kini, mereka dalam tahap mengajukan perizinan. Lama pengerjaan proyek kurang lebih dua tahun. Kelak, Nusa Raya hanya fokus pada konstruksi. Sementara operasional proyek menjadi tanggung jawab PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Proyek jalan tol Subang-Patimban satu paket dengan proyek Surya Semesta yang merupakan induk usaha Nusa Raya. "Akan berjalan di tahun ini atau tahun depan. Kami akan tetap ikut serta di proyek tersebut," terang Hadi.

Selain jalan tol tersebut, Nusa Raya membidik paket pengerjaan jalan tol Jakarta-Cikampek Selatan dan beberapa proyek jalan tol lain. Tanpa menyebutkan seluruh proyek, manajemen NRCA mengaku saat ini dalam proses berkompetisi memperebutkan sejumlah proyek.

Sekadar mengingatkan, sebelumnya Nusa Raya pernah memiliki penyertaan saham pada jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Mereka kemudian menjual kepemilikan sahamnya kepada PT Astratel Nusantara (ASTRA Infra) senilai Rp 224 miliar.

Bagi dividen

Sementara itu rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Nusa Raya Cipta Tbk telah menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 73,26 miliar. Kelak, pemilik setiap satu unit saham berhak atas dividen Rp 30.

Alokasi dividen mencuil laba bersih tahun lalu. Nusa Raya mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2018 sebesar Rp 117,97 miliar. Jadi, rasio pembayaran dividen mencapai 62,10%.

Manajemen Nusa Raya berharap bisa melanjutkan pembagian dividen tunai untuk kinerja tahun buku 2019. "Tahun ini, kami sebagai perusahaan publik ingin membagi dividen tapi besarannya belum bisa disampaikan saat ini karena tergantung kinerja yang berjalan sampai akhir tahun nanti," tutur Hudaya Arryanto Sumadhija, Direktur PT Nusa Raya Cipta Tbk, Jumat (3/5).

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA