Penerbitan Obligasi Korporasi Bakal Ramai di Kuartal Kedua

Selasa, 30 April 2019 | 06:44 WIB
Penerbitan Obligasi Korporasi Bakal Ramai di Kuartal Kedua
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan secara resmi mengumumkan pemenang pemilu bulan depan. Tapi respons positif pelaku pasar sudah terlihat saat ini. Hal ini berdampak positif ke pasar obligasi korporasi. Bahkan para analis optimistis, penerbitan obligasi korporasi di sisa tahun ini bakal lebih ramai dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir Maret 2019, total penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 21,82 triliun. Detailnya, penawaran obligasi korporasi sebesar Rp 18,13 triliun dan sisa Rp 3,69 triliun dari sukuk korporasi.

Sebenarnya, total nilai ini masih di bawah capaian penerbitan surat utang korporasi di 2018 yang mencapai Rp 29,4 triliun. Namun, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, jumlah tersebut masih tergolong wajar. Karena pada kuartal I-2019 masih ada agenda pemilu.

Alhasil, banyak perusahaan yang memilih menahan diri dalam menerbitkan surat utang. "Setelah pemilu selesai, korporasi akan mendapat kepastian terkait kondisi pasar," kata Rudiyanto, kemarin.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama, menambahkan, pemerintah juga cukup gencar menerbitkan surat utang di awal tahun. Bahasa kerennya, front loading.

Kondisi ini membuat penerbitan obligasi mini adalah pada tiga bulan pertama tahun ini. "Karena kalau korporasi ikut ramai mengeluarkan, nanti bentrok sehingga terjadi oversupply," jelas dia.

Karena itu, Wawan melihat, korporasi cenderung menahan penerbitan surat utang dan baru gencar menawarkan pada kuartal II dan kuartal III. Selain itu, tak dipungkiri, obligasi yang akan jatuh tempo di tahun jadi pendorong penerbitan obligasi korporasi di tahun ini mulai marak di paruh kedua tahun ini.

Suku bunga

Beberapa korporasi juga baru terlihat tancap gas melakukan ekspansi usai pemilu. Oleh karena itu, pendanaan lewat penerbitan surat utang baru dilakukan di awal kuartal II-2019 ini.

Contohnya PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I-2019 senilai Rp 2 triliun pada Senin (29/4). Surat utang tersebut bagian dari obligasi berkelanjutan III PNM, yang secara total nilainya Rp 6 triliun.

Perusahaan pelat merah lainnya yang hendak mengeluarkan obligasi adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Target penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV Tahun 2019 sebesar Rp 1,84 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi III dengan target dana sebesar Rp 10 triliun. WSKT baru akan melakukan penawaran mulai 13 Mei 2019.

Peluang penerbitan surat utang korporasi kian terbuka setelah adanya potensi penurunan suku bunga acuan. Jika Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) benar-benar turun, Rudiyanto memprediksi penerbitan obligasi korporasi bisa semakin ramai. Pasalnya, perusahaan jadi bisa memberikan kupon yang lebih rendah dan membuat cost of fund yang dikeluarkan cenderung mini.

Tetapi, Rudiyanto memperkirakan, suku bunga acuan berpotensi baru turun pada kuartal IV-2019 atau di awal 2020. "Penurunan suku bunga mungkin tidak hanya sekali, melainkan bisa lima hingga enam kali, seperti jumlah kenaikan suku bunga selama ini," kata Rudiyanto.

Tetapi Wawan menilai, persaingan dalam menerbitkan obligasi korporasi juga cukup ketat. Meski begitu, kondisi ini bukan merupakan indikasi pasar obligasi korporasi dalam negeri oversupply.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler