Perubahan Global

Kamis, 25 September 2025 | 06:10 WIB
Perubahan Global
[ILUSTRASI. TAJUK - Haris Hadinata]
Harris Hadinata | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai generasi X angkatan terakhir, saya termasuk orang yang merasa beruntung pernah mengalami berbagai perubahan. Saya pernah cukup piawai menyalakan lampu teplok hingga kini memasang lampu LED. 

Saya juga pernah dipercaya orangtua untuk membayar iuran televisi saat petugas datang ke rumah, hingga kini saya membayar langganan Netflix. Saya juga mengalami era telepon dengan dial memutar, dial tombol, sampai era smartphone.

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah, saya mempelajari bagaimana dunia berubah seiring globalisasi dan bagaimana Amerika Serikat (AS) menyerukan perdagangan bebas. Kini, saya jadi salah satu yang ikut menyaksikan AS menggelorakan proteksionisme dan mulai runtuhnya execptionalism AS.

Pagi ini, saya membaca kabar bahwa China akhirnya bersedia melepas statusnya sebagai negara berkembang di WTO. Negeri tempat kuil-kuil Shaolin ini siap melepas berbagai perlakuan istimewa yang didapat negara berkembang. Banyak pihak mulai mewaspadai efek perubahan ini ke tatanan global.

Posisi China di global memang makin kuat. Menurut data yang dipublikasikan Kementerian Perdagangan China dan State Administration of Foreign Exchange (SAFE) China, total investasi China ke luar negeri mencapai 1.16 triliun yuan di 2024, setara Rp 2.557,18 triliun. Nilai itu naik 11,3% secara tahunan.

Bandingkan dengan investasi AS di dunia. Bureau of Economic Analysis (BEA) AS mencatat, di periode yang sama investasi AS di luar negeri mencapai US$ 6,83 triliun. Nilai tersebut setara sekitar Rp 110.181,56 triliun. Naiknya cuma sekitar 3% secara tahunan. 

China saat ini juga menjadi negara mitra dagang terbesar bagi banyak negara. Di AS, Inggris, Uni Eropa, hingga Jepang, nama China ada di daftar lima besar mitra dagang. Bagi negara-negara Asia Tenggara, China adalah mitra dagang nomor satu.

Perkembangan ini juga bakal membuat dinamika antara AS dan China, sebagai dua negara terbesar di dunia, berubah. Perebutan pengaruh, seiring upaya masing-masing negara mengamankan kepentingannya, bakal mempengaruhi kondisi global, termasuk dari sisi ekonomi.

Memang, bisa jadi, ketidakpastian yang menyertai jadi semakin panjang. Tapi di sisi lain, perkembangan global ini membuka peluang baru, termasuk bagi Indonesia. Tentu saja, Indonesia harus siap menghadapi perubahan ini. Kalau tidak, Indonesia cuma akan kebagian sisa dan cuma jadi pasar. 

Selanjutnya: Investasi Hulu Migas Indonesia Belum Bernas

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok
| Kamis, 25 September 2025 | 07:05 WIB

Melihat Prospek Emiten Rokok dari Kebijakan Tarif Cukai Rokok

Sinyal positif yang dikeluarkan oleh Pemerintah terkait dengan tarif cukai tersebut, sempat membuat beberapa saham emiten rokok melambung.

Arah IHSG Hari Ini, Kamis (25/9) Menanti Berbagai Data
| Kamis, 25 September 2025 | 07:00 WIB

Arah IHSG Hari Ini, Kamis (25/9) Menanti Berbagai Data

Pengesahan UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026 bisa menjadi sentimen positif yang mendorong kenaikan IHSG jangka pendek.

Geber Ekspansi, ACES Buka 14 Gerai Baru Sampai Agustus
| Kamis, 25 September 2025 | 06:49 WIB

Geber Ekspansi, ACES Buka 14 Gerai Baru Sampai Agustus

Sepanjang tujuh bulan pertama 2025, ACES mencatat same store sales growth -2,9% YoY, jauh di bawah target yang memproyeksikan tumbuh positif 1%.

Akuisisi Schroder, Manulife Aset Manajemen Indonesia Menjelma Jadi MI Terbesar di RI
| Kamis, 25 September 2025 | 06:46 WIB

Akuisisi Schroder, Manulife Aset Manajemen Indonesia Menjelma Jadi MI Terbesar di RI

Total nilai aset kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia dan Schroder Investment Management Indonesia mencapai Rp 54,4 triliun. 

Net Sell Menghantui IHSG, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (25/9)
| Kamis, 25 September 2025 | 06:41 WIB

Net Sell Menghantui IHSG, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (25/9)

Meski IHSG menguat tipis, investor asing mencatatkan aksi jual bersih alias net sell sekitar Rp 524,55 miliar.

Menjaring Saham Emiten Penyebar Dividen
| Kamis, 25 September 2025 | 06:31 WIB

Menjaring Saham Emiten Penyebar Dividen

Memilih saham-saham emiten pembagi dividen dengan cuan menarik​ di tengah pasar saham yang masih fluktuatif.

Industri Kertas Masih Bisa Menggeliat
| Kamis, 25 September 2025 | 06:30 WIB

Industri Kertas Masih Bisa Menggeliat

kebutuhan terhadap bahan baku kertas daur ulang (KDU) yang belum sepenuhnya tercukupi dari dalam negeri.

Pamor Mobil Murah LCGC Tersenggol Mobil Listrik
| Kamis, 25 September 2025 | 06:24 WIB

Pamor Mobil Murah LCGC Tersenggol Mobil Listrik

Gaikindo mencatat penjualan mobil LCGC turun 32,4% (yoy) selama Januari-Agustus 2025, akibat tekanan daya beli dan kehadiran mibil listrik

Ekonomi Masih Muram, Rupiah Makin Tertekan
| Kamis, 25 September 2025 | 06:24 WIB

Ekonomi Masih Muram, Rupiah Makin Tertekan

Ketika tren IHSG cenderung menguat dan mampu menembus rekor tertinggi baru, rupiah justru masih sulit keluar dari zona Rp 16.600 per dolar AS.

Impor BBM untuk SPBU Swasta Tiba di Jakarta
| Kamis, 25 September 2025 | 06:18 WIB

Impor BBM untuk SPBU Swasta Tiba di Jakarta

Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan semangat saling menghormati aturan dan tata kelola yang berlaku.

INDEKS BERITA

Terpopuler