Prediksi Kurs Rupiah: Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Rabu, 11 September 2019 | 05:23 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Pemangkasan Suku Bunga The Fed
[ILUSTRASI. Kurs rupiah hari ini diperkirakan melemah]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi profit taking membuat kkurs rupiah lemas.

Kemarin, Selasa (10/9), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,13% menjadi Rp 14.053 per dollar Amerika Serikat (AS).

Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,43% menjadi Rp 14.031 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, mata uang Garuda bergerak terbatas. Terlebih dalam sepekan terakhir, rupiah cenderung menguat sehingga mendorong investor melakukan aksi ambil untung.

Padahal rupiah bisa melaju lantaran data inflasi China lebih tinggi dari perkiraan di 2,8%. Alhasil, yuan melesat dan menopang pergerakan mata uang Asia lainnya.

Baca Juga: Deflasi produsen China semakin dalam, inflasi konsumen menanjak

Untuk hari ini, analis Valbury Asia Futures Lukman Leong melihat, rupiah dapat lanjutkan pelemahan.

Ini lantaran pelaku pasar mulai meramal The Federal Reserve tidak akan terlalu agresif memangkas suku bunga acuannya di sisa tahun ini.

"Setelah ada harapan penyelesaian perang dagang, pelaku pasar menebak pemangkasan hanya 25 basis poin," kata dia.

Baca Juga: Aksi Profit Taking Bikin Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Jadi Rp 14.053

Lukman pun memperkirakan, rupiah hari ini berada dalam kisaran Rp 14.000–Rp 14.075 per dollar AS. Sedangkan,

Josua menebak, rupiah di kisaran Rp 14.000–Rp 14.100 per dollar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Bunga Masih Tinggi, Emiten Cari Pendanaan Lewat Obligasi
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:10 WIB

Tren Bunga Masih Tinggi, Emiten Cari Pendanaan Lewat Obligasi

Demi mencari pendanaan modal kerja dan refinancing utang, emiten gencar menerbitkan obligasi di saat pasar saham masih lesu​.

NPF Paylater Multifinance Masih Mendaki
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:10 WIB

NPF Paylater Multifinance Masih Mendaki

Ancaman kredit macet masih membuntuti layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dari multifinance di tengah pertumbuhan permintaan. 

Pasar Asuransi Jiwa Individu Berhasil Berbalik Arah
| Selasa, 18 Maret 2025 | 01:00 WIB

Pasar Asuransi Jiwa Individu Berhasil Berbalik Arah

AAJI mencatat pendapatan premi asuransi jiwa dari segmen ini tumbuh 2,7% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 152,43 triliun

Saham Publik Terisa 10%, Pertamina Geothermal (PGEO) Hati-Hati Menimang Aksi Buyback
| Senin, 17 Maret 2025 | 19:44 WIB

Saham Publik Terisa 10%, Pertamina Geothermal (PGEO) Hati-Hati Menimang Aksi Buyback

Kinerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih solid, di saat harga sahamnya sudah berada di bawah harga initial public offering (IPO).

 Reformasi Tata Kelola Subsidi Mendesak Demi Jaga Anggaran
| Senin, 17 Maret 2025 | 18:10 WIB

Reformasi Tata Kelola Subsidi Mendesak Demi Jaga Anggaran

Belum adanya ketegasan pemerintah dengan menghadirkan regulasi yang jelas untuk pengaturan subsidi berpotensi membuat anggaran bengkak.

Meski Menyempit, Surplus Perdagangan Indonesia Berlanjut 58 Bulan Beruntun
| Senin, 17 Maret 2025 | 17:09 WIB

Meski Menyempit, Surplus Perdagangan Indonesia Berlanjut 58 Bulan Beruntun

Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mengalami surplus sebesar US$ 3,13 miliar, turun US$ 380 juta dari bulan Januari 2025.

Di Balik Pembangunan Pabrik Chlor Alkali, TPIA Hadapi Tantangan yang Tidak Mudah
| Senin, 17 Maret 2025 | 14:25 WIB

Di Balik Pembangunan Pabrik Chlor Alkali, TPIA Hadapi Tantangan yang Tidak Mudah

Selain pasokannya yang kurang, produksi garam lokal juga belum bisa memenuhi spesifikasi garam yang dibutuhkan untuk soda kaustik.

 Tata Kelola Belum Optimal, Waspada Subsidi Energi Jebol
| Senin, 17 Maret 2025 | 13:27 WIB

Tata Kelola Belum Optimal, Waspada Subsidi Energi Jebol

Jika tidak ada perbaikan tata kelola, subsidi bisa tetap membengkak dan membebani APBN tanpa manfaat optimal bagi kelompok yang membutuhkan.

Saham LQ45 Ini Turun dalam Jangka Panjang, Tak Cuma Ritel, Investor Asing Ikut Boncos
| Senin, 17 Maret 2025 | 07:25 WIB

Saham LQ45 Ini Turun dalam Jangka Panjang, Tak Cuma Ritel, Investor Asing Ikut Boncos

Performa emiten LQ45 yang yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) kurang dari lima tahun juga mengecewakan

Perpanjangan Terakhir Tender Offer MASA di Rp 8.400, Jika Telat Turun ke Rp 1.898
| Senin, 17 Maret 2025 | 07:05 WIB

Perpanjangan Terakhir Tender Offer MASA di Rp 8.400, Jika Telat Turun ke Rp 1.898

Periode tender offer sukarela saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) berlangsung hingga 13 April 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler