Ragu-Ragu Jatuhkan Sanksi, India Ingin Menstabilkan Transaksi Dagang dengan Rusia

Rabu, 06 April 2022 | 17:32 WIB
 Ragu-Ragu Jatuhkan Sanksi, India Ingin Menstabilkan Transaksi Dagang dengan Rusia
[ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat seremoni konferensi BRICS di Xiamen, Fujian, China, September 4, 2017. REUTERS/Kenzaburo Fukuhara]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Menteri luar negeri India pada Rabu mengatakan bahwa pemerintah negerinya berupaya menstabilkan transaksi ekonomi dengan Rusia. Pernyataan itu muncul berselang sehari setelah Pemerintah India mengutuk pembunuhan warga sipil di Ukraina dan menyerukan penyelidikan independen.

Dalam sidang di parlemen, Menteri S.Jaishankar menyatakan bahwa Rusia terus menjadi mitra ekonomi yang penting bagi India. Dan, Pemerintah India berupaya untuk "menstabilkan transaksi ekonomi antara India dan Rusia."

Rusia adalah pemasok utama alat dan sistim pertahanan India. Namun secara keseluruhan, rerata nilai perdagangan di antara kedua negara per tahun terbilang kecil sekitar US$ 9 miliar dalam beberapa tahun terakhir. Komoditas ekspor Rusia ke India terutama pupuk dan sebagian minyak.

Baca Juga: Survei Caixin, Sektor Jasa di China Tertekan Peningkatan Kasus Baru Covid-19

Sumber di Pemerintah India sebelumnya mengatakan kedua negara berusaha untuk membangun sistem perdagangan rupee-rubel.

Pada hari Selasa perwakilan tetap India untuk PBB, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan bahwa India mengutuk pembunuhan warga sipil di Bucha Ukraina dan menyerukan penyelidikan independen. Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam aksinya di Ukraina

New Delhi telah berulang kali menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina. Namun untuk menjaga hubungan diplomatiknya dengan Rusia, India mengambil sikap abstain dari berbagai resolusi PBB tentang konflik Ukraina.

Bulan lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan hanya India di antara kelompok negara Quad yang "agak goyah" dalam bertindak terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Negara-negara Quad yang lain, AS, Jepang dan Australia, telah menjatuhkan sanksi kepada entitas atau orang Rusia. India belum menjatuhkan sanksi pada pemasok perangkat keras militer terbesarnya.

Akhir bulan lalu, menteri baja India mengatakan negaranya condong ke arah terus mengimpor batubara kokas dari Rusia. Sikap itu berlawanan dengan tren global, yaitu  menghindar dari Moskow, setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Berbicara tentang krisis Ukraina, Jaishankar mengatakan kepada anggota parlemen bahwa India telah memilih "sisi perdamaian".

Baca Juga: Yellen Menekan Lembaga Global untuk Tingkatkan Pinjaman bagi Negara yang Tertekan

"Ini adalah pendirian prinsip kami dan secara konsisten memandu posisi kami di forum dan debat internasional, termasuk di PBB," katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada solusi yang dapat dicapai dengan menumpahkan darah dan mengorbankan nyawa tak berdosa.

Seorang anggota parlemen federal dari pemerintah Modi mengatakan India harus mengutuk invasi Rusia dan menyambut baik pernyataan yang dibuat oleh pejabat India di PBB.

"Perubahan sikap pemerintah Modi tentang kebrutalan hak asasi manusia Rusia di Ukraina - seperti yang dinyatakan oleh Duta Besar PBB kami di DK PBB kemarin - disambut baik. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," kata Subramanian Swamy dalam sebuah tweet.

Bagikan

Berita Terbaru

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 17:51 WIB

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun

Perusahaan pelayaran asal Samarinda, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) akan menggalang dana demi membangun tiga kapal pengangkutan baru.

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:20 WIB

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global

Pada 2024, UBS mencatat 52 juta everyday millionaire global dengan kekayaan bersih US$ 1 juta‑US$ 5 juta. Siapa mereka?

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini

Realisasi kinerja perusahaan memasuki semester kedua sudah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan.

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional

Pemerintah membuka peluang mobil buatan Indonesia masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan hal ini akan dibahas di internal pemerintah.

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan

Penerbitan aturan yang tidak mepet dengan periode puncak akan mengubah pola pembelian tiket oleh masyarakat.

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:04 WIB

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh

Kebiasaan dan pola lama penyelesaian proyek yang membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sudah tentu harus dikaji ulang.

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:57 WIB

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025

Investor masih menunggu rilis data inflasi AS pada 24 Oktober serta hasil pertemuan The Fed pada 28-29 Oktober 2025.​

Nihil Efek BI Rate
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:56 WIB

Nihil Efek BI Rate

Banyak bank masih menawarkan bunga deposito yang relatif besar untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat.

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat

BMHS menyiapkan langkah strategis untuk tahun depan, termasuk pengembangan layanan kesehatan preventif dan klinik komunitas di area publik.

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:36 WIB

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026

Penguatan harga saham sejumlah emiten properti sepekan terakhir dilatarbelakangi faktor technical rebound.

INDEKS BERITA

Terpopuler