Rekomendasi Saham Sumbar Alfaria (AMRT) Saat Gerai Alfamart Ada di Mana-Mana

Rabu, 06 April 2022 | 03:55 WIB
Rekomendasi Saham Sumbar Alfaria (AMRT) Saat Gerai Alfamart Ada di Mana-Mana
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhasil mencatatkan kenaikan kinerja sepanjang tahun lalu. Tahun ini, para analis memperkirakan, pendapatan dan laba bersih emiten anggota indeks Kompas100 ini tumbuh seiring membaiknya daya beli. 

Sepanjang tahun lalu, AMRT mencetak pendapatan Rp 84,9 triliun dengan laba bersih 
Rp 1,95 triliun. Benyamin Mikael, analis Sucor Sekuritas, menyebut, realisasi kinerja AMRT tersebut lebih tinggi dari proyeksi Sucor Sekuritas, yang memperkirakan pendapatan mencapai Rp 84,69 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,74 triliun. 

Sementara Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, prediksi dia, pendapatan AMRT tahun lalu mencapai Rp 83,84 triliun dan laba bersih Rp 1,62 triliun. 
Pada tahun ini, Abdul percaya, seiring penurunan kasus Covid-19, kegiatan bisnis telah kembali normal, terutama bisnis ritel, rekreasi, grosir dan farmasi. Dia menambahkan, ekspansi gerai Alfamart ke Indonesia Timur bisa menjadi pendongkrak kinerja. 

Baca Juga: Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Siap Ekspansi Gerai ke Wilayah Indonesia Timur

Di 2022, AMRT menargetkan membuka 800-1.000 gerai baru dengan alokasi belanja modal Rp 3,4 triliun-Rp 3,5 triliun. Belanja modal ini untuk pembukaan gerai baru, dan perpanjangan kontrak yang habis masa berlaku. 

Bisnis digital

AMRT berencana membuka gerai baru di luar Jawa karena menilai potensi pasarnya yang besar. AMRT memasang target pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama alias same store sales growth (SSSG) 5%. Pendapatan komisi alias fee based income ditargetkan naik 19% secara tahunan pada tahun ini. 

Tapi dalam hitungan Benyamin, SSSG AMRT tahun ini cuma akan sebesar 4%. "Di sisi lain, kami memperkirakan, rasio biaya operasi per pendapatan juga akan lebih rendah yakni 18,7%, dari 2021 sebesar 18,9%. Sementara itu fee based income naik 15% di 2022," prediksi dia. 

Baca Juga: Sambut Kenaikan PPN, Peritel Pilih Menaikkan Harga atau Kurangi Laba

Benyamin menilai tahun ini AMRT akan fokus mendorong pengguna Alfagift. Berdasarkan data Januari 2022 Alfagift memiliki 11,82 juta total pengunduh dan 3,3 juta pengguna aktif bulanan. 
AMRT juga berharap Alfagift tidak hanya menjadi platform pelanggan untuk beralih belanja dari offline ke online, tetapi bisa menghasilkan penjualan baru. Saat ini, penjualan online berkontribusi 2,6%-2,7% dari total. Abdul menyebut Alfagift berdampak pada peningkatan pangsa pasar. 

Menurut Benyamin, ada beberapa faktor risiko yang bisa menghambat kinerja AMRT. Di antaranya, efek kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11%, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) untuk tahun 2022 yang rata-rata hanya 1% dan potensi inflasi tinggi, akibat biaya kenaikan harga bensin, seiring kenaikan harga minyak dunia. 

Pada tahun ini, Benyamin memperkirakan, AMRT bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 92 triliun dengan laba bersih Rp 2,13 triliun. Sedangkan proyeksi Abdul, pendapatan dan laba bersih bisa mencapai Rp 91,84 triliun dan Rp 1,79 triliun. 

Abdul merekomendasikan add AMRT dengan target harga Rp 1.510. Benyamin merekomendasikan buy dengan target Rp 1.700. "Kami menyukai AMRT mengingat pertumbuhan pendapatan yang solid, arus kas yang kuat, dan perusahaan kas bersih," kata dia. 

Analis Verdhana Sekuritas Indonesia Jody Wijaya juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.600.  

Baca Juga: Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) targetkan buka 800-1.000 gerai di tahun depan

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:04 WIB

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot

OJK catat piutang multifinance melambat di Sep 2025. Industri siapkan strategi hadapi tantangan 2026, termasuk kredit kendaraan & paylater.

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:01 WIB

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi

Distribusi digital menopang asuransi Indonesia. OJK catat premi digital 2,87% per Sep 2025. Pelaku seperti GEGI dan Jasindo raih pertumbuhan.

INDEKS BERITA

Terpopuler