Renuka (SQMI) Menjala Dana Segar dari Bursa Rp 4,7 Triliun

Jumat, 01 Februari 2019 | 07:57 WIB
Renuka (SQMI) Menjala Dana Segar dari Bursa Rp 4,7 Triliun
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Renuka Coalindo Tbk menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Emiten berkode saham SQMI di Bursa Efek Indonesia ini menawarkan 18,83 miliar unit saham baru dengan harga penawaran senilai Rp 250 per saham.

Melalui aksi korporasi tersebut, Renuka mengharapkan bisa meraup dana segar maksimal senilai Rp 4,7 triliun dari pasar modal. Direktur Independen SQMI, Irwan Darmawan mengatakan, masa perdagangan rights issue dilakukan sejak 28 Januari hingga 1 Februari 2019.

Dalam rights issue ini, Wilton Resources Holdings Pte Ltd (WRH) bertindak sebagai pembeli siaga atau stand buy buyer. Sebelumnya, pemegang saham SQMI adalah Renuka Energy Resources Holding (RERH) Dubai sebesar 20% dan kepemilikan investor publik sebesar 20%.

Setelah rights issue, komposisi saham SQMI sebesar 98,04% akan dimiliki WRH, kemudian RERH sebesar 1,56%, dan publik 0,40% jika investor tidak menggunakan haknya. Selain itu, ada kemungkinan lain jika publik menggunakan haknya, di mana WRH akan memiliki 78,74% saham SQMI, RERH 1,26%, dan publik 20%.

"Sekarang masih sedikit sekali, mungkin kira-kira dari target publik yang meng- exercise sebesar Rp 956 miliar untuk menjaga agar kepemilikannya 20%, yang exercise baru Rp 10 miliar atau sekitar 1%," kata Irwan usai paparan publik SQMI, Kamis (31/1).

Meski begitu, manajemen Renuka Coalindo masih memiliki komitmen untuk terus menjadi perusahaan publik apabila kepemilikan saham dari publik kurang dari 7,5% dengan melakukan rights issue kembali nantinya.

Sedangkan Winston Resource Holding akan membeli 15,06 miliar saham Renuka Coalindo seharga yang sama seperti yang ditawarkan kepada publik. Adapun nilai transaksi sekitar Rp 3,76 triliun yang bersifat non tunai dengan menggunakan saham PT Wilton Investment yang berkedudukan di Jakarta.

Menurut Irwan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk melanjutkan eksplorasi. SQMI juga akan memulai produksi emas tahun ini seiring pabrik baru mulai beroperasi. Saat ini progres pembangunan pabrik pengolahan dengan kapasitas 500 ton ore per hari atau 38.482 troy oz per tahun ini sudah mencapai 70%.

Lantaran baru memulai produksi pada pertengahan tahun, maka perusahaan akan memproduksi sebesar 19.000 troy oz pada tahun 2019. "Pada tahun ini perkiraan harga sebesar US$ 1.300 per troy oz," katanya,

Apabila target produksi tersebut tercapai, maka SQMI akan mengantongi pendapatan sebesar US$ 24,70 juta dari penjualan emas ini. Adapun pembangunan pabrik pengolahan pertama ini membutuhkan biaya sebesar US$ 26 juta. Dananya sudah disiapkan oleh Wilton Resources Holdings Pte Ltd.

Manajemen Renuka Coalindo juga akan menambah kapasitas pengolahan dari 500 ton ore per hari menjadi 1.500 ton ore per hari. Untuk membangun fasilitas itu, perlu investasi sebesar US$ 66 juta hingga US$ 99 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury
| Kamis, 04 September 2025 | 10:03 WIB

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury

Hingga beberapa bulan mendatang, hampir seluruh bank sentral di dunia menyebut akan menambah cadangan emasnya.

Kerap Bikin IHSG Bergerak Semu, Bobot Saham DCII dan DSSA Sebaiknya Dipangkas
| Kamis, 04 September 2025 | 09:26 WIB

Kerap Bikin IHSG Bergerak Semu, Bobot Saham DCII dan DSSA Sebaiknya Dipangkas

IHSG bergerak menguat di tengah aksi jual investor asing yang selama ini dikenal lebih banyak berinvestasi di saham-saham big caps.

Perbankan Menggenjot Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur
| Kamis, 04 September 2025 | 07:53 WIB

Perbankan Menggenjot Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur

PT Bank Maybank Indonesia Tbk menyebut penyaluran kredit di sektor manufaktur masih berjalan normal dan terus tumbuh selama semester I 2025. 

Dorong Kinerja, JPFA Menggenjot Kontribusi di Program Makan Bergizi Gratis
| Kamis, 04 September 2025 | 07:53 WIB

Dorong Kinerja, JPFA Menggenjot Kontribusi di Program Makan Bergizi Gratis

JPFA berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam program MBG. Ada yang langsung ke dapur umum, ada juga yang melalui pihak lain.

Jual Sebagian Kepemilikan di Saham LINK, Begini Penjelasan Resmi Axiata Group Berhad
| Kamis, 04 September 2025 | 07:46 WIB

Jual Sebagian Kepemilikan di Saham LINK, Begini Penjelasan Resmi Axiata Group Berhad

Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., telah menjual sebagian saham LINK dengan banderol jauh di bawah harga saat akuisisi 2022 lalu.

Kondisi Industri Media Menantang, Begini Strategi Duet VIVA dan MDIA
| Kamis, 04 September 2025 | 07:35 WIB

Kondisi Industri Media Menantang, Begini Strategi Duet VIVA dan MDIA

Tahun lalu pihaknya fokus pada restrukturisasi utang perusahaan yang dilanjutkan dengan optimalisasi strategi efisiensi pada tahun ini. 

Melihat Akar Masalah
| Kamis, 04 September 2025 | 07:20 WIB

Melihat Akar Masalah

Perekonomian nasional sedang tidak baik-baik saja, gelombang PHK belum berhenti, pengangguran naik, daya beli melemah.

Libur Panjang Akhir Pekan, Tiket Whoosh Laris
| Kamis, 04 September 2025 | 07:11 WIB

Libur Panjang Akhir Pekan, Tiket Whoosh Laris

Setiap hari, KCIC mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh dengan headway setiap 30 menit sekali untuk rute Jakarta-Bandung PP

Manajemen HBAT Sebut, Lonjakan Harga Saham Akibat Dinamika Pasar
| Kamis, 04 September 2025 | 07:10 WIB

Manajemen HBAT Sebut, Lonjakan Harga Saham Akibat Dinamika Pasar

Lonjakan harga murni dinamika pasar. Tidak ada intervensi atau aksi korporasi tertentu yang memicu kenaikan harga.

Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan China dan Rusia
| Kamis, 04 September 2025 | 07:08 WIB

Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan China dan Rusia

Kehadiran Prabowo di Beijing memiliki bobot simbolik yang besar, baik dari sisi China sebagai tuan rumah juga dari sudut pandang negara peserta.

INDEKS BERITA

Terpopuler