Saham Laggard Masih Berpotensi Menjadi Pemberat IHSG

Rabu, 02 Maret 2022 | 05:30 WIB
Saham Laggard Masih Berpotensi Menjadi Pemberat IHSG
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggeliat Februari 2022 lalu, dengan kenaikan 3,87%. Di saat yang sama, beberapa saham menjadi pemberat indeks atau laggard. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham-saham itu antara lain BEBS, UNVR, CPIN, TCPI dan EXCL.

Top Laggards  
Saham Harga (%) Bobot
BEBS -29,70% -14,6
UNVR -8,70% -8,9
CPIN -7,90% -7,2
TCPI -12,60% -4,7
EXCL 13,90% -4,2
MIKA 11,90% -3,6
DMMX 23,70% -3,6
AMRT 6,40% -2,9
TOBA 29,60% -2,7
GEMS 10,50% -2,6

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, saham-saham laggard ini memang tengah beralih ke fase koreksi. Sebelumnya, saham-saham ini mengalami uptrend panjang karena terdorong ekspektasi yang tinggi terhadap prospeknya. Misalnya saja saham BEBS, DMMX, TOBA dan GEMS.

Saat ini, valuasi terbilang sudah mahal. Minimnya sentimen positif juga memicu pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. "Investor beralih pada saham-saham yang masih dalam tren naik dengan sentimen positif yang lebih dominan," jelas Ivan, Selasa (1/3).

Saham-saham laggard ini diproyeksi masih bisa melanjutkan koreksi bulan ini dan masih berpotensi memberatkan pergerakan IHSG.  Ivan menyarankan wait and see terlebih dahulu terhadap saham-saham tersebut.

Tapi, ada beberapa saham yang memiliki  potensi rebound teknikal dalam jangka pendek, sehingga dapat dilakukan trading buy. Antara lain BEBS dengan target harga Rp 5.475 per saham. Lalu, EXCL dengan target Rp 3.140, MIKA dengan target Rp 2.400, dan TOBA dengan target Rp 1.575.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai penurunan saham-saham tersebut dipicu sentimen beragam. Ke depan, saham-saham ini masih berpotensi tertekan karena beberapa telah naik signifikan sebelumnya. Apabila rotasi sektor masih berlanjut, ini juga akan menyeret pergerakan IHSG, karena akan semakin banyak investor yang meninggalkan saham-saham tersebut.

William Hartanto melihat EXCL dan CPIN lebih menarik dibanding yang lain karena penurunan bukan karena tren atau sentimen khusus. Keduanya direkomendasikan buy dengan target harga Rp 3.300 per saham untuk EXCL dan
Rp 7.100 per saham untuk CPIN.

Bagikan

Berita Terbaru

Grand Indonesia Memanen Cahaya di Tengah Kota
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:30 WIB

Grand Indonesia Memanen Cahaya di Tengah Kota

Ratusan papan panel surya terpampang di atap Grand Indonesia. Panel surya yang menghasilkan setrum itu akan memangkas em

Melaba dari Lensa Fotografer Olahraga
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:15 WIB

Melaba dari Lensa Fotografer Olahraga

Gaya hidup sehat lewat berolahraga kini menjadi tren di masyarakat. Aktivitas ini menjadi ladang cuan fotografer. 

Solusi Berkelanjutan
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:05 WIB

Solusi Berkelanjutan

Total nilai stimulus untuk tiga bulan terakhir 2025 ini mencapai Rp 46,2 triliun. Apakah kebijakan ini yang benar-benar taktis dan strategis?

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:07 WIB

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK

Kelangsungan usaha perusahaan peer to peer lending (P2P lending) PT Dana Syariah Indonesia (Danasyariah) dipertanyakan.

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:42 WIB

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko

Cameron Goh, CEO & Founder Finetiks menilai,  dalam berinvestasi, investor perlu memahami pengelolaan risiko

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:37 WIB

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau

Mengupas rencana bisnis PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai beralih bisnis ke sektor energi hijau

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:32 WIB

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI

Surat berharga ini, akan mendampingi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang selama ini juga diterbitkan BI

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun

Ditjen Pajak memperkirakan pelaporan SPT Tahunan perdana melalui Coretax bakal menurun              

Momok APBD yang Tersimpan di Brankas Bank
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:05 WIB

Momok APBD yang Tersimpan di Brankas Bank

APBD yang harusnya jadi motor penggerak ekonomi daerah menjadi sia-sia lantaran banyak dana hanya disimpan untuk mendapat bunga.

Keadilan Perpajakan bagi Pekerja
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Keadilan Perpajakan bagi Pekerja

Keadilan pemungutan pajak penghasilan atau PPh tidak perlu lagi mengalah terhadap kesederhanaan pajak.

INDEKS BERITA