KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggeliat Februari 2022 lalu, dengan kenaikan 3,87%. Di saat yang sama, beberapa saham menjadi pemberat indeks atau laggard. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham-saham itu antara lain BEBS, UNVR, CPIN, TCPI dan EXCL.
Top Laggards | ||
Saham | Harga (%) | Bobot |
BEBS | -29,70% | -14,6 |
UNVR | -8,70% | -8,9 |
CPIN | -7,90% | -7,2 |
TCPI | -12,60% | -4,7 |
EXCL | 13,90% | -4,2 |
MIKA | 11,90% | -3,6 |
DMMX | 23,70% | -3,6 |
AMRT | 6,40% | -2,9 |
TOBA | 29,60% | -2,7 |
GEMS | 10,50% | -2,6 |
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, saham-saham laggard ini memang tengah beralih ke fase koreksi. Sebelumnya, saham-saham ini mengalami uptrend panjang karena terdorong ekspektasi yang tinggi terhadap prospeknya. Misalnya saja saham BEBS, DMMX, TOBA dan GEMS.
Saat ini, valuasi terbilang sudah mahal. Minimnya sentimen positif juga memicu pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. "Investor beralih pada saham-saham yang masih dalam tren naik dengan sentimen positif yang lebih dominan," jelas Ivan, Selasa (1/3).
Saham-saham laggard ini diproyeksi masih bisa melanjutkan koreksi bulan ini dan masih berpotensi memberatkan pergerakan IHSG. Ivan menyarankan wait and see terlebih dahulu terhadap saham-saham tersebut.
Tapi, ada beberapa saham yang memiliki potensi rebound teknikal dalam jangka pendek, sehingga dapat dilakukan trading buy. Antara lain BEBS dengan target harga Rp 5.475 per saham. Lalu, EXCL dengan target Rp 3.140, MIKA dengan target Rp 2.400, dan TOBA dengan target Rp 1.575.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai penurunan saham-saham tersebut dipicu sentimen beragam. Ke depan, saham-saham ini masih berpotensi tertekan karena beberapa telah naik signifikan sebelumnya. Apabila rotasi sektor masih berlanjut, ini juga akan menyeret pergerakan IHSG, karena akan semakin banyak investor yang meninggalkan saham-saham tersebut.
William Hartanto melihat EXCL dan CPIN lebih menarik dibanding yang lain karena penurunan bukan karena tren atau sentimen khusus. Keduanya direkomendasikan buy dengan target harga Rp 3.300 per saham untuk EXCL dan
Rp 7.100 per saham untuk CPIN.