Berita Market

Sukuk Tenor Pendek Paling Banyak Diburu pada Lelang Selasa (22/2)

Rabu, 23 Februari 2022 | 08:12 WIB
Sukuk Tenor Pendek Paling Banyak Diburu pada Lelang Selasa (22/2)

ILUSTRASI. Seri SPN-S 09082022 jatuh tempo pada 9 Agustus 2022 mendapat penawaran Rp 21,47 triliun. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor terhadap surat berharga syariah negara (SBSN) membaik. Jumlah penawaran yang masuk dari investor pada lelang sukuk negara kemarin mencatatkan peningkatan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk kemarin mencapai Rp 33,51 triliun. Angka ini naik jika dibandingkan dengan lelang SBSN dua pekan sebelumnya, di mana jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 29,39 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan, kondisi pasar saat ini belum banyak berubah. Walaupun jumlah penawaran yang masuk naik, tapi tidak signifikan. Menurut dia, saat ini pelaku pasar cenderung mengambil sikap wait and see menanti sikap lanjutan The Fed soal kenaikan suku bunga acuan AS setelah tapering rampung Maret 2022.

Baca Juga: Kupon SR016 Lebih Tinggi, Minat Investor Berpotensi Meningkat
 
Alhasil, investor pun masih hati-hati dan cenderung tidak terlalu ngotot masuk ke pasar obligasi untuk saat ini. "Jika dilihat secara umum, pelaku pasar meminta yield yang lebih tinggi karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan ke depan," kata Ramdhan, Selasa (22/2). 

Ini tercermin dari daya serap pemerintah pada lelang kali ini yang hanya sebesar Rp 9 triliun, lebih rendah dari target indikatif sebesar Rp 11 triliun. Artinya, pemerintah pada lelang kali ini hanya memenangkan yield yang sesuai dengan yield sekunder. 

Keputusan ini disebut sebagai bentuk pemerintah menjaga bargaining power sekaligus menjaga keseimbangan pasar primer dan sekunder. Pada lelang kali ini, seri SPN-S 09082022 yang jatuh tempo pada 9 Agustus 2022 menjadi seri paling banyak diburu investor, dengan jumlah penawaran masuk Rp 21,47 triliun.

Ramdhan meyakini, kelompok perbankan merupakan yang paling mendominasi pada seri tersebut, mengingat sukuk negara bisa jadi pilihan lebih menarik dibanding deposito. "Selain itu, seri ini punya risiko yang minim karena volatilitas yield yang minim. Alhasil, perbankan dengan likuiditas berlimpah memilih masuk ke seri ini," ujar dia.

Baca Juga: Likuiditas Pasar Tinggi Mampu Menyerap SR016 dengan Tinggi

 

 

Terbaru