Terdongkrak Kenaikan Tarif, Ini Rekomendasi Analis untuk Sektor Telekomunikasi

Senin, 08 April 2019 | 07:09 WIB
Terdongkrak Kenaikan Tarif, Ini Rekomendasi Analis untuk Sektor Telekomunikasi
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menanggung tekanan kinerja akibat kebijakan registrasi kartu subscriber identity module (SIM) di tahun lalu, para analis memprediksi kinerja emiten sektor telekomunikasi tahun ini bakal lebih baik. Bahkan, sinyal positif dari kinerja sektor halo-halo ini sudah terlihat dengan melonjaknya harga saham.

Hingga Jumat (5/4), secara year to date (ytd), harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) naik cukup fantastik. Kenaikannya mencapai 55,49%. Kompak, PT Xl Axiata Tbk (EXCL) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga naik harga sahamnya masing-masing sebesar 32,83% dan 8% di periode yang sama.

Gani, analis Ciptadana Sekuritas Asia, menyebut, pelaku pasar mulai melirik saham halo-halo karena sentimen negatif kebijakan registrasi kartu perdana prabayar yang berlaku sejak akhir 2017 mulai mereda. Alhasil, perang tarif antaroperator pun diprediksi berangsur mereda.

Selama ini, kebijakan registrasi kartu SIM membuat emiten operator berlomba mendapatkan pelanggan dengan cara menurunkan tarif dan memperbanyak bonus pada paket nomor baru. "Sektor telekomunikasi di tahun ini akan recovery karena tarif data tidak mengalami penurunan, jadi harusnya pendapatan emiten operator bisa tumbuh," jelas dia.

Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menambahkan, kini para operator telekomunikasi sudah berani menaikkan tarif paket datanya. Langkah tersebut mampu membuat kinerja perusahaan halo-halo menjadi lebih positif di akhir tahun ini.

Bisnis SMS

Contohnya, PT Indosat Tbk (ISAT) yang mengerek harga Paket Yellow sebesar 25% menjadi Rp 2.500 per gigabyte (GB). Sementara, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menaikkan tarif pada Oktober 2018. Harga paket kuota besar yang lebih dari 10 GB naik 2%–10%.

Selain margin yang bisa tumbuh karena kenaikan tarif, Gani menyebut, rencana pemerintah mendorong perusahaan telekomunikasi melakukan konsolidasi memberi sentimen positif. "Rencana merger diharapkan juga bisa menghapus masalah tarif data untuk mencegah predatory pricing antara perusahaan operator," kata dia.

Di sisi lain, Etta Rusdiana Putra, analis Kresna Sekuritas, menulis dalam risetnya, di tahun ini, pendapatan bisnis short message service (SMS) dan voice call masih mengalami penurunan. Tetapi hal ini akan digantikan oleh pertumbuhan pendapatan dari data, yang disumbang oleh konten video.

Etta menjagokan TLKM di sektor telekomunikasi dengan target harga Rp 4.270 per saham. Dia memprediksi pendapatan emiten pelat merah ini bisa tumbuh 4,2% ke Rp 136 triliun di akhir tahun ini. Sementara laba bersih naik menjadi Rp 19,41 triliun.

Senada, Gani juga menjagokan TLKM dengan target harga Rp 4.375 per saham. Ia menilai perusahaan pelat merah ini memiliki jaringan luas dan balance sheet yang baik dibanding kompetitor.

Niko juga menjagokan TLKM. Selain itu, ia juga melihat PT XL Axiata Tbk (EXCL) menarik. Mengingat volume permintaan data akan meningkat dengan cost behaviour yang mulai terkontrol. Niko merekomendasikan beli saham EXCL dengan target harga Rp 2.800 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Saham-Saham Paling Banyak Dibeli Asing di Bulan Maret 2025, Ada Pergantian Pengendali
| Rabu, 02 April 2025 | 18:40 WIB

Saham-Saham Paling Banyak Dibeli Asing di Bulan Maret 2025, Ada Pergantian Pengendali

Vlume net sell asing mencapai 2,59 miliar saham. Saham-saham bank kelas kakap dan sejumlah saham tambang menjadi sasaran jual investor asing.

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025
| Rabu, 02 April 2025 | 16:44 WIB

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025

Investor asing mencatat net sell 2,59 miliar saham di BEI sepanjang bulan Maret 2025. Dari sisi nilai, aset saham asing justru naik.

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global
| Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global

Kontributor pendapatan masih didominasi dari ekspor pihak ketiga senilai US$1,76 miliar, denan ekspor berelasi menyumbang US$ 42,11 juta.

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia
| Rabu, 02 April 2025 | 11:00 WIB

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia

Penggunaan DME di Indonesia pada 2023 masih didominasi untuk kebutuhan aerosol propellant dengan pangsa pasar mencapai 24%.

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump
| Rabu, 02 April 2025 | 10:30 WIB

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump

Produsen mobil termasuk General Motors Co. dan Hyundai Motor Co. melaporkan kenaikan penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) 

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok

Permintaan safe haven yang semakin tinggi seiring ketidakpastian ekonomi di tengah tarif Trump membuat harga emas terus menanjak. 

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian

Pihak korban yang diwakili oleh Onny menuntut agar penyelesaian kasus Net89 tetap diselesaikan menggunakan pendekatan restorative justice (RJ).

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)
| Rabu, 02 April 2025 | 08:33 WIB

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)

Harga emas Antam (2 April 2025) ukuran 1 gram masih Rp 1.819.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,04% jika menjual hari ini.

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 02 April 2025 | 08:14 WIB

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025, berpotensi berada di bawah angka 5% year on year (yoy)

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya
| Rabu, 02 April 2025 | 08:00 WIB

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya

Pada segmen IPP Hidro dan Energi Terbarukan, di saat pendapatannya melonjak justru rugi bersihnya malah membengkak.

INDEKS BERITA

Terpopuler