Tiara Marga Trakindo Kini Jadi Pemegang Mayoritas di ABM Investama (ABMM)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan milik keluarga Hamami, PT Tiara Marga Trakindo (TMT), kini memiliki 53,55% saham PT ABM Investama Tbk (ABMM). Porsi kepemilikan ini berubah setelah TMT membeli 838,21 juta unit saham atau setara dengan 30,44% saham ABMM.
Trakindo membeli saham ABMM di harga Rp 1.430 per saham. Alhasil, total transaksi ini senilai Rp 1,19 triliun.
TMT membeli saham ABMM milik Valle Verde Pte. Ltd (VVPL). Sebelumnya, VVPL memiliki 1,54 miliar saham setara 55,95% . Usai transaksi per 17 November 2021 itu, VVPL memiliki 702,34 juta unit saham setara dengan 25,51% saham ABMM.
Baca Juga: Raih Pinjaman US$ 100 Juta, ABM Investama (ABMM) Tebus Seluruh Sisa Notes 2022
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menyatakan, kehadiran TMT sebagai pemegang saham mayoritas akan memberi manfaat bagi ABMM karena bisa bersinergi dalam penyediaan alat berat. "Mereka bisa membantu ABMM bertumbuh," tandas Adrian kepada KONTAN, kemarin.
Adrian optimistis, kinerja ABMM akan moncer tahun ini terangkat harga batubara, serta dorongan dari kontrak yang sudah ada. Akhir Oktober 2021, misalnya, anak usaha ABMM, yakni PT Cipta Kridatama, kembali meraih kontrak kerjasama jasa pertambangan dengan PT Borneo Indobara. Anak usaha PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) ini akan bekerjasama dengan Cipta Kridatama sampai dengan tahun 2025.
Kontrak ini merupakan lanjutan dari kontrak antara Grup ABM dan GEMS sejak proyek di PT Kuansing Inti Makmur, PT Karya Cemerlang Persada, PT Bungo Bara Utama, dan PT Bungo Bara Makmur (KIM Grup).
Lokasi pertambangan Borneo Indobara terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam kerjasama tersebut, Cipta Kridatama akan menambang pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) dengan total produksi 84 juta bank cubic meter (bcm) sampai dengan Desember 2025.
Selain ekspansi bisnis, ABMM juga akan menggelar refinancing utangnya. Akhir pekan lalu (19/11), misalnya, ABMM meraih kredit dari Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai US$ 100 juta. Sekretaris Perusahaan ABMM Rindra Donovan mengatakan, pinjaman ini untuk membayar utang yang jatuh tempo tahun 2022.
Baca Juga: Transaksi Pindah Kantong Saham ABMM Ala Keluarga Hamami, Nilai Rp 1,20 Triliun
Adrian menjelaskan, ABMM menyiapkan refinancing obligasi senilai US$ 350 juta di tahun ini. Dananya, US$ 200 juta dari penerbitan obligasi baru, US$ 100 juta dari bank, dan US$ 50 juta dari kas internal.