Voksel (VOKS) Incar Mega Proyek Rp 11 Triliun dari PLN

Sabtu, 22 Juni 2019 | 06:30 WIB
Voksel (VOKS) Incar Mega Proyek Rp 11 Triliun dari PLN
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Voksel Electric Tbk (VOKS) berencana mengikuti tender kontrak baru dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN. Nilainya tak main-main, yakni sebesar Rp 11 triliun.

Kontrak jumbo tersebut terdiri dari Rp 7 triliun kontrak material distribusi umum (MDU) dan Rp 4 triliun kontrak transmisi. Minggu depan, Voksel berencana menggelar pertemuan dengan PLN untuk membahas kontrak MDU. Jadwal pengumumannya Juli 2019 nanti.

Pada bulan yang sama tesebut, Voksel berencana membahas kontrak transmisi dengan PLN. "Pengumumannya bulan kemudian (Agustus 2019)," jelas Yogiawan, Direktur Independen PT Voksel Electric Tbk saat paparan publik, Jumat (21/6).

Tender proyek PLN adalah bagian dari mega proyek listtik 35.000 megawatt (MW). Voksel optimistis dapat memenangkan pekerjaan dari perusahaan pelat merah tersebut karena spesifikasi produk yang dimiliki sesuai dengan keinginan PLN.

Selain itu, PLN juga sedang getol mencari pasokan material dari dalam negeri. Sementara Voksel mengaku, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada produknya sudah sekitar 90% atau di atas ketentuan TKDN pemerintah minimal 60%.

Sambil jalan, Voksel juga terus melayani pelanggan lain. Perusahaan tersebut misalnya, mendapatkan proyek kabel serat optik dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Saban bulan, kontraktor Telkom rutin membeli kabel serat optik senilai Rp 50 miliar dari Voksel.

Rencana global bond

Sejalan dengan perburuan tender, Voksel berencana segera meningkatkan produksi kabel tegangan tinggi untuk proyek listrik. Mereka ingin meningkatkan kapasitas produksi kabel tegangan tinggi sebesar 10%–20% dari kapasitas produksi terpasang.

Sepanjang tahun ini Voksel menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 7,5 juta. Sebagian capex untuk peremajaan mesin pabrik dan pengembangan produk kabel tegangan tinggi. Sampai Mei 2019, mereka sudah membelanjakan US$ 3,5 juta.

Sumber dana belanja modal tadi berasal dari kas internal da pinjaman perbankan. Namun jika dibutuhkan, tahun ini Voksel membuka peluang untuk pencarian dana baru. "Bisa saja kami cari global bond atau lainnya dan saat ini kami lihat peluang yang terbaik," tutur Yogiawan.

Voksel juga berniat memacu produk kabel serat optik dan kabel bawah laut. Saat ini, mereka sedang mengembangkan pabrik di di Kawasan Industri Kendal dengan target operasional tahun 2020. Manajemen perusahaan mengklaim, kehadiran pabrik anyar itu akan menjadikannya sebagai produsen dalam negeri pertama yang bisa memproduksi kabel bawah laut.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 28,74%  Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (19 Mei 2025)
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:59 WIB

Profit 28,74% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (19 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (19 Mei 2025) 1 gram Rp 1.894.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,74% jika menjual hari ini.

Diversifikasi Bisnis ke Sektor Logam hingga Kuasi Reorganisasi akan Dorong Saham BUMI
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:45 WIB

Diversifikasi Bisnis ke Sektor Logam hingga Kuasi Reorganisasi akan Dorong Saham BUMI

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah mengincar tambang bauksit dan pabrik alumina di Kalimantan Barat, dan tambang emas di Australia

Usai Bangun Bandara, Gudang Garam (GGRM) Suntik Dana ke Proyek Tol Kediri-Tulungagung
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:21 WIB

Usai Bangun Bandara, Gudang Garam (GGRM) Suntik Dana ke Proyek Tol Kediri-Tulungagung

Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang dibangun anak usaha GGRM memiliki total panjang 44,17 km dengan masa konsesi 50 tahun.

Kinerja Laba Bersih Emiten di Kuartal I-2025 Bervariasi, Sektor Mana yang Unggul?
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:10 WIB

Kinerja Laba Bersih Emiten di Kuartal I-2025 Bervariasi, Sektor Mana yang Unggul?

Tekanan yang mulai berkurang, terutama dari global sebagai efek perang dagang berpotensi membantu kinerja emiten.

Menanti Jatah Dividen PGAS, Dividend Payout Ratio bisa 50%-70% dari Laba Bersih 2024
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:44 WIB

Menanti Jatah Dividen PGAS, Dividend Payout Ratio bisa 50%-70% dari Laba Bersih 2024

PGAS merupakan salah satu emiten yang rajin membagikan dividen saban tahun dengan dividen payout ratio di atas 60%.

Rayuan Insentif Buat Hilirisasi Batubara
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:36 WIB

Rayuan Insentif Buat Hilirisasi Batubara

Pemerintah akan memberikan sejumlah insentif untuk memuluskan agenda hilirisasi komoditas batubara. Hal ini jadi katalis positif emiten batubara

Strategi Diversifikasi Portofolio Melalui Reksadana Campuran
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:25 WIB

Strategi Diversifikasi Portofolio Melalui Reksadana Campuran

Fleksibilitas ini memungkinkan manajer investasi meracik portofolio seimbang, menyesuaikan dengan dinamika pasar.

Harga Bitcoin Masih Bisa Mendaki
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:00 WIB

Harga Bitcoin Masih Bisa Mendaki

Membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi menciptakan iklim investasi global yang lebih kondusif.

Rupiah Berpotensi Kembali Menguat pada Awal Pekan Ini
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:57 WIB

Rupiah Berpotensi Kembali Menguat pada Awal Pekan Ini

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,51% ke Rp 16.445 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (16/5) dibanding sehari sebelumnya.

Kala MBG Tak Bisa Menjadi Tumpuan Bagi Emiten Poultry
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:54 WIB

Kala MBG Tak Bisa Menjadi Tumpuan Bagi Emiten Poultry

Meski sempat tertekan tren penurunan harga daging ayam, namun di semester II-2025 kinerja emiten poultry diproyeksi lebih baik 

INDEKS BERITA

Terpopuler