Wake Up Call: Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab Bagian 5

Senin, 06 Juni 2022 | 07:05 WIB
Wake Up Call: Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab Bagian 5
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Nama Lo Kheng Hong (LKH) sudah tidak asing lagi di pasar saham dalam negeri. Lantaran dikenal mumpuni dalam berinvestasi saham, banyak orang penasaran dengan gaya investasi pria ini.

Artikel ini berisi tanya jawab dengan Lo Kheng Hong sekitar topik seni berinvestasi saham dengan gaya value investing. Sebagian pertanyaan berasal dari investor saham yang menjadi peserta webinar-webinar yang diadakan penulis.

Pembaca yang tertarik mempelajari filosofi dan strategi investasi Lo Kheng Hong bisa membaca buku berjudul “Lo Kheng Hong - Orang Miskin Yang Triliuner di Bursa Efek Indonesia” karya terbaru penulis.

INVESTOR: Ada lima aspek yang biasa kita pertimbangan dalam memilih saham, prospek, balance sheet quality, valuation, corporate governance, risk. Menurut Pak Lo, aspek mana yang paling penting?

LKH: Menurut saya, tata kelola perusahaan atau corporate governance merupakan aspek paling penting, karena itu segalanya. Kalau perusahaan dipimpin orang yang tidak jujur, tidak berintegritas, semua keuntungan perusahaan akan habis.
Tujuh tahun saya bekerja di bank. Saat memberi kredit, ada analisis 5C, dan C yang pertama adalah character. Dia diletakkan paling atas, paling pertama. Begitu juga ketika saya membeli saham perusahaan publik, yang paling penting adalah tata kelola perusahaan. Kalau kita tidak yakin bahwa pemilik perusahaan dan direksi perusahaan tidak berintegritas, jangan pernah beli saham perusahaannya.

Baca Juga: Wake Up Call: Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab Bagian 4

INVESTOR: Menurut Pak Lo, investor saham yang sukses dibentuk atau dilahirkan? Orang yang dilahirkan punya bakat bakal bisa sukses sebagai investor saham?

LKH: Dibentuk atau dilahirkan, kedua-duanya bisa. Seperti presiden AS, George Bush Sr. Putranya jadi presiden juga, itu dilahirkan. Seperti Warren Buffet, juga mungkin dilahirkan karena bapaknya pialang saham. Tentu dari kecil tahu saham, umur 11 sudah beli saham. Ini dilahirkan.
Beda dengan saya, bapak saya sama sekali sampai saat ini tidak mengerti saham, jadi saya dibentuk. Menurut saya kedua-duanya bisa. Karena dilahirkan atau karena dibentuk. Kalau seseorang punya passion tentu bisa juga.

INVESTOR: Dalam berinvestasi kita mengenal perilaku ikut-ikutan atau fear of missing out opportunity (FOMO). Adakah tips menghindari FOMO?

LKH: Kita bisa menghindari ikut-ikutan orang lain kalau kita punya pengetahuan mendalam tentang perusahaan tersebut. Ketika kita lihat perusahaan itu valuasinya mahal, juga tidak untung atau untungnya kecil, tentu kita tidak akan ikut-ikutan membelinya. Dasar kita membeli saham bukan ikut orang lain. Dasar kita adalah laporan keuangan dan kinerja perusahaan.
Kalau ikut-ikutan orang lain dalam membeli saham, itu saya lakukan 32 tahun lalu saat saya kerja di bank. Saat semua teman saya beli saham tertentu, saya hanya ikut teman-teman saya membeli saham tersebut. Tentu sekarang tidak seperti itu, karena saya sudah punya pengetahuan membaca dan menganalisis laporan keuangan, serta kinerja fundamental perusahaan.

INVESTOR: Apakah kesuksesan Pak Lo bisa ditiru investor saham? Karena investasi saham bukan hanya masalah science, tetapi juga ada unsur art atau seninya yang tidak mudah ditiru.

LKH: Saya rasa apa yang saya lakukan ini mudah direplikasi. Karena yang saya lakukan itu sederhana. Ada seorang pemuda di Jawa Barat. Usianya 26 tahun, dia pernah chat saya.
Dia tamatan SMA dan dulu buruh kerja di pabrik. Sekarang dia sudah berhenti kerja di pabrik karena sudah punya kekayaan lebih dari Rp 20 miliar dari investasi saham. Saya lihat keberhasilan dia bukan karena feeling atau faktor kebetulan, tapi dia betul-betul membaca dan menganalisis laporan keuangan. Dia saya membaca laporan keuangan sehingga bisa menemukan perusahaan bagus dengan harga bagus, seperti apa yang saya lakukan.

INVESTOR: Bagaimana Pak Lo mengelola dana hasil investasi? Apa seluruhnya di diinvestasikan ke saham? Atau ada yang digunakan untuk pengeluaran pribadi?

LKH: Saya orangnya sederhana dan hidup hemat. Pengeluaran pribadi saya mungkin lebih kecil dari kebanyakan orang. Jadi pengeluaran pribadi saya saja sedikit sekali. Uang dari keuntungan saham diinvestasikan kembali di saham. Terus digulung, jadi snowball, makin hari menggunung. Mungkin orang bilang saya ini bodoh sekali, uang banyak tidak dipakai untuk hidup mewah. Tapi saya sudah terbiasa hidup sederhana.

INVESTOR: Dalam perjalanan sebagai seorang investor saham apakah ada satu-dua hal atau keputusan yang pernah disesali? Kalau bisa mengulangi, apa yang akan bapak lakukan?.

LKH: Saya rasa tidak ada yang saya sesali, karena saya percaya Tuhan sudah memberkati hidup saya sampai saya bisa jadi seorang triliuner. Malah seharusnya saya senantiasa bersyukur karena menyesal pun tidak ada gunanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit
| Kamis, 06 November 2025 | 10:29 WIB

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan kinerja positif di sepanjang sembilan bulan tahun 2025.

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025
| Kamis, 06 November 2025 | 10:21 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025

Pertumbuhan laba itu disokong lonjakan pendapatan usaha PIPA yang mencapai 30,49% secara tahunan jadi Rp 25,89 miliar per September 2025

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji
| Kamis, 06 November 2025 | 10:17 WIB

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji

Sejumlah emiten properti mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di sepanjang periode Januari-September 2025

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi
| Kamis, 06 November 2025 | 10:08 WIB

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membidik pertumbuhan produksi emas 68.000 ons sampai 72.000 ons hingga akhir 2025.​

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis
| Kamis, 06 November 2025 | 09:52 WIB

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis

Tekanan daya beli masyarakat masih jadi tantangan emiten rokok. Penurunan daya beli memicu pergeseran konsumsi ke segmen value for money (VFM).

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi
| Kamis, 06 November 2025 | 09:00 WIB

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi

Kasus pailit PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) mencerminkan buruknya perlindungan investor publik.

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI
| Kamis, 06 November 2025 | 08:15 WIB

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI

Analisis aksi korporasi PANI: Rights issue Rp 16,6 triliun, akuisisi CBDK, dan prospek saham di tengah pemulihan pasar properti.

TELE & GOTO, Simbol Buruknya Pilihan Portofolio Investasi Manajemen TLKM di Masa Lalu
| Kamis, 06 November 2025 | 07:29 WIB

TELE & GOTO, Simbol Buruknya Pilihan Portofolio Investasi Manajemen TLKM di Masa Lalu

Satu benang merah dari kasus TELE dan GOTO, sejatinya TLKM bisa menerima manfaat dari bisnis dengan keduanya tanpa harus memiliki saham mereka.

Sesuai Prediksi, BREN dan BRMS Masuk MSCI Utama, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 06 November 2025 | 07:02 WIB

Sesuai Prediksi, BREN dan BRMS Masuk MSCI Utama, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Indexes.

Pergerakan Rupiah Masih dalam Tekanan pada Kamis (6/11)
| Kamis, 06 November 2025 | 06:30 WIB

Pergerakan Rupiah Masih dalam Tekanan pada Kamis (6/11)

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,05% secara harian ke level Rp 16.717 per dolar AS pada Rabu (5/11).

INDEKS BERITA

Terpopuler