Waspadai Aksi Profit Taking IHSG Hari Ini

Kamis, 07 Oktober 2021 | 05:00 WIB
Waspadai Aksi Profit Taking IHSG Hari Ini
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berseri. Pada perdagangan Rabu (6/10), IHSG ditutup menguat 2,06% ke level 6.417,32. Investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 4,82 triliun.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menyebut, IHSG mendapat suntikan tenaga dari saham-saham sektor tambang, agrikultur dan perbankan, terutama bank besar.

Saham berbasis komoditas menyulut kenaikan IHSG. "Permintaan global yang tinggi, didukung dengan persediaan yang makin terbatas, mendorong kenaikan harga komoditas," ujar Ivan, Rabu (6/10).

Analis Pilarmas Investindo Okie Setya Ardiastama menambahkan, kenaikan harga komoditas ini mendorong optimisme kinerja ekspor di kuartal III jadi lebih baik. Pemulihan ekonomi dalam negeri pasca pelonggaran aktivitas dan penanganan pandemi juga menjadi katalis positif.

Sementara Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan, penguatan bursa global serta aksi net buy investor asing ke saham-saham blue chip turut mendorong laju indeks. Karena itu ia memperkirakan hari ini IHSG berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji resistance di level 6.480.

"Namun demikian, tetap waspadai adanya aksi profit taking, dengan menjaga support di 6.364," kata dia. Aqil memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang support 6.364 dan resistance 6.480.

Okie juga melihat potensi IHSG melanjutkan penguatan. Sejumlah sentimen, seperti rilis kinerja keuangan kuartal III-2021, dapat menjadi konfirmasi dari pemulihan ekonomi yang terefleksi pada kinerja emiten.

Proyeksi Okie, IHSG hari ini bergerak pada range 6.358-6.473. Menurut dia, saham perbankan tetap layak dicermati, lantaran momentum penguatan lanjutan IHSG dapat bergantung pada sektor ini.

Ivan menyebut, selain harga komoditas, pelaku pasar juga akan mencermati data makro ekonomi seperti cadangan devisa Indonesia, tingkat klaim pengangguran AS, dan cadangan devisa China.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler