Bos Softbank Sebut Pencatatan Arm di Nasdaq Sangat Mungkin Terjadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kepala Eksekutif SoftBank Group Corp, Masayoshi Son, pada Jumat menegaskan kembali kemungkinan konglomerasi Jepang itu melakukan pencatatan saham unit perancang chip yang berbasis di Inggris Arm di Nasdaq.
Namun Son yang juga merupakan pendiri Softbank menyatakan belum ada keputusan yang diambil.
"Sebagian besar klien Arm berbasis di Silicon Valley dan bursa di Amerika Serikat akan senang memiliki Arm," kata Son kepada pemegang saham pada rapat umum tahunan perusahaan.
Tanpa menyebut siapa yang mengusulkan, Son mengatakan ada juga permintaan untuk mencatatkan saham Arm di London. Pengusaha itu tidak mengatakan apakah konglomerat tersebut mempertimbangkan pencatatan sekunder saham Arm di London.
Baca Juga: Hasil Stress Test Fed, Bank Besar di AS Tidak Akan Kesulitan Melalui Masa Resesi
Son mengisi sebagian besar presentasi dengan prospek bisnis Arm. SoftBank mengubah rencana masa depan Arm, setelah gagal menutup kesepakatan penjualan ke Nvidia.
Perusahaan yang berbasis di Cambridge itu terdaftar di Inggris dengan pencatatan saham sekunder di Amerika Serikat sebelum diakuisisi oleh SoftBank pada 2016 senilai US$32 miliar.
Arm adalah sumber pendanaan yang penting bagi SoftBank. Perusahaan itu menjadikan saham Arm sebagai jaminan atas pinjaman bernilai total US$ 8 miliar. Dari pinjaman itu, Softbank memborong saham raksasa e-commerce China, Alibaba, senilai US$ 13,2 miliar melalui kontrak forward prabayar.
Son berada di bawah tekanan dari pemegang saham karena growth saham yang ia sukai kini tengah dalam tren penurunan, sejalan dengan kenaikan sukubunga. Vision Fund, yang merupakan unit usaha SoftBank melaporkan kerugian dengan nilai terburuk pada bulan Mei.
Saham SoftBank telah jatuh sekitar sepertiga sejak rapat umum tahunan tahun lalu. Son meminta pemegang saham untuk mengambil pandangan panjang terhadap perusahaan.
Baca Juga: Baru Diluncurkan Dua Bulan, Toyota Recall Mobil Listrik Produksi Massal Pertamanya
"Persik dan kastanye membutuhkan waktu tiga tahun dan kesemek membutuhkan waktu delapan tahun, bahkan buah membutuhkan waktu selama itu," kata Son, mengutip pepatah Jepang. "Saya yakin jika Anda menunggu lima sampai 10 tahun akan ada sesuatu yang lezat."
Setelah lebih dari 40 tahun mendirikan perusahaan, Son menegaskan kebugarannya untuk melanjutkan peran sebagai salah satu pemimpin bisnis terkemuka di Jepang. Ia bercanda bahwa kendati tidak bisa lagi melakukan drive di lapangan golf, tidak berarti dia kalah.
"Saya masih penuh dengan antusiasme, kepercayaan diri, dan mimpi," kata pria berusia 64 tahun itu kepada para pemegang saham.
"Hanya rambut saya yang mundur," kata Son.