Ingin Manfaatkan Trafik, JD.com Mengincar Saham Perusahaan Pialang di China

Jumat, 12 Maret 2021 | 16:33 WIB
Ingin Manfaatkan Trafik, JD.com Mengincar Saham Perusahaan Pialang di China
[ILUSTRASI. Kegiatan di pusat logistik milik JD.com di Langfang, Provinsi Hebei, China 10 November 2015. REUTERS/Jason Lee/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. JD.com Inc sedang dalam pembicaraan untuk membeli sebagian atau seluruh saham di pialang Sinolink Securities senilai setidaknya US$ 1,5 miliar, kata tiga orang. Pembahasan itu sejalan dengan rencana raksasa e-commerce asal China itu untuk memperbesar bisnis layanan keuangannya.

Rencana pembelian saham Sinolink dari pemegang saham terbesarnya, Yongjin Group, akan menjadi pertaruhan terbesar yang dilakukan JD.com di pasar keuangan China, yang kini ditaksir bernilai US$ 45 triliun.

"Lisensi pialang merupakan kunci berharga bagi raksasa teknologi untuk memonetisasi lalu lintas online mereka yang besar. Mereka harus tumbuh lebih besar lagi, karena jika tidak, trafik mereka akan dinikmati oleh lembaga keuangan lain," demikian penuturan seorang sumber.

Baca Juga: Regulator China mungkin akan paksa Alibaba bayar denda Rp 14,026 triliun

Perusahaan e-commerce terbesar kedua di China berdasarkan pendapatan itu, memulai diskusi dengan Yongjin akhir tahun lalu. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu berusaha untuk membeli sebagian atau seluruh saham Yongjin, yang setara dengan 27% ekuitas Sinolink, kata dua orang yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut.

Merujuk ke nilai pasar Sinolink yang mencapai 39 miliar yuan, atau setara US$ 6 miliar pada perdagangan Kamis (11/3), maka 27% saham bernilai sekitar 10 miliar yuan, menurut perhitungan Reuters.

Harga saham Sinolink melonjak hingga batas kenaikan maksimum per hari, yaitu 10%, pada Jumat sore, setelah Reuters memberitakan kemungkinan akuisisi JD.com. 

Baca Juga: Suburnya ekonomi digital juga dapat mengungkit pertumbuhan bisnis logistik

Perusahaan teknologi China, seperti JD.com, ingin berekspansi ke layanan jasa keuangan, kendati regulator mulai mengetatkan aturan, demikian penuturan para sumber. 

JD.com mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari bisnis intinya, yaitu perdagangan dalam jaringan. Saat ini, JD.com hanya memiliki beberapa lisensi keuangan, seperti layanan pinjaman online dan layanan manajemen kekayaan. 

Perusahaan itu telah lama mencermati peluang untuk masuk ke industri pialang di China yang tumbuh cepat hingga bernilai US$ 1,4 triliun pada akhir 2020, tutur dua sumber tersebut.

Sinolink yang berbasis di Chengdu berada di luar kelompok 20 pialang China dengan pendapatan operasional terbesar pada 2019, menurut data resmi. Bisnisnya meliputi pialang saham, mensponsori dan menanggung ekuitas serta kesepakatan hutang, penasehat keuangan dan manajemen kekayaan.

Dua raksasa teknologi teratas China, Alibaba Group dan Tencent, memegang saham di bank investasi terkemuka negara itu, China International Capital Corp. Alibaba juga berinvestasi di pialang besar Huatai Securities, sementara Tencent mendukung pialang online yang berbasis di Hong Kong, Futu Holdings.

Menurut Refinitiv, JD.com hingga kini baru membuat dua investasi di sektor keuangan. Pada tahun 2006, JD.com berinvestasi di platform online untuk pembiayaan otomotif penggalangan dana Yixin Capital senilai $ 550 juta. Dua tahun kemudian, JD.com berinvestasi di layanan keuangan China Taiping Insurance Holdings, yang nilainya tidak diungkap.

Baca Juga: Kinerja moncer, bankir ini terima gaji Rp 465,2 miliar di tengah pandemi 2020

Pembicaraan JD.com-Yongjin berada pada tahap awal dan dapat berubah, demikian keterangan dari sumber yang menolak untuk diidentifikasi karena kendala rahasia.

JD.com, Yongjin dan Sinolink tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Untuk Yongjin yang dikelola secara pribadi, pembicaraan dengan JD.com bisa menjadi jalannya untuk memenuhi aturan baru Tiongkok tentang kepemilikan perusahaan keuangan, demikian penuturan sumber lain.

Baca Juga: Morgan Stanley's Gorman charts ambitious course with US$ 13 billion E*Trade deal

Aturan baru itu mensyaratkan ambang batas modal bagi perusahaan yang mengoperasikan lebih dari dua jenis bisnis keuangan. Jika sebuah perusahaan gagal memenuhi persyaratan setelah masa tenggang satu tahun, Beijing dapat memaksa penjualan saham.

Pada bulan September, Guolian Securities mengatakan akan mengakuisisi Sinolink melalui pertukaran saham dan pembelian saham dari Yongjin, menurut laporan bursa. Rencana tersebut kemudian dibatalkan, setelah marak tudingan tentang kemungkinan terjadinya praktik perdagangan orang dalam.

Didirikan pada 1995 oleh mendiang pengusaha Wei Dong dan sekarang dijalankan oleh istrinya, Chen Jinxia, Yongjin mengelola lebih dari 400 miliar yuan aset. Dari seluruh aset yang dikelolanya, aset senilai 30 miliar yuan dimiliki sendiri oleh Yongjin, demikian keterangan situs perusahaan tersebut.

Selanjutnya: Kejar target 500.000 eksportir baru, Shopee kolaborasi dengan Sekolah Ekspor

 

Bagikan

Berita Terbaru

FORE Mengejar Profit dari Bisnis Kopi Premium
| Sabtu, 26 April 2025 | 10:04 WIB

FORE Mengejar Profit dari Bisnis Kopi Premium

Setelah melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) fokus melakukan ekspansi gerai baru

Menakar Rebalancing Indeks Likuid di Bursa
| Sabtu, 26 April 2025 | 10:01 WIB

Menakar Rebalancing Indeks Likuid di Bursa

Rebalancing beberapa indeks, seperti IDX30 dan IDX80 ini akan berlaku mulai 2 Mei 2025 hingga 31 Juli 2025 mendatang.

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri
| Sabtu, 26 April 2025 | 09:00 WIB

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri

Menyusuri kisah Edward Tirtanata membangun Kopi Kenangan hingga berhasil memiliki 1.000 gerai saat ini.

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:31 WIB

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (26 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,88% jika menjual hari ini.

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:25 WIB

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop

Pada kuartal I-2025, Cinema XXI membuka empat lokasi bioskop baru dengan tambahan 15 layar.​di sejumlah wilayah.

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia
| Sabtu, 26 April 2025 | 07:03 WIB

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia

Di tengah tren penguatan IHSG, dana asing masih keluar dari pasar saham, kendati nilainya tak sebesar pekan sebelumnya.

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan

Rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.829 per Jumat (25/4), menguat 0,26% dari hari sebelumnya.

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan

Prodia lewat anak usaha Prodia Diagnostic Line mulai mengoperasikan pabrik reagen baru untuk antisipasi permintaan medical check up. 

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:10 WIB

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas

Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk menarik minat investasi mitas seperti nilai keekonomian, iklim investasi serta politik.

Sepertiga ke Jamban
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:07 WIB

Sepertiga ke Jamban

Ingat, kelak, tak ada bukti kesuksesan program makan bergizi gratis (MBG) kecuali anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

INDEKS BERITA

Terpopuler