Ini Saham-Saham yang Punya Peruntungan Baik di Tahun Babi

Kamis, 07 Februari 2019 | 07:00 WIB
Ini Saham-Saham yang Punya Peruntungan Baik di Tahun Babi
[]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhirnya kita memasuki tahun babi tanah. Tahun ini diyakini membawa peruntungan baru bagi beberapa sektor ekonomi. Simak beberapa pilihan saham yang diramal memiliki keberuntungan di tahun ini.

CEO Ara Hunter Hendra Martono mengatakan, tahun 2019 adalah tahun babi tanah kecil. Babi sendiri memiliki elemen air, sehingga bisnis yang diuntungkan adalah sektor properti yang bergerak di tanah skala kecil dan menawarkan hunian murah.

Ini berbeda dengan tahun lalu, unsur tanah bertemu tanah, sehingga menghambat bisnis properti. Babi memiliki unsur air. Tahun ini, tanah bertemu air, sehingga properti bisa jalan lagi," kata Hendra, Senin (4/2).

Salah satu emiten yang menarik menurut hitungan fengshui adalah PT PP Properti Tbk (PPRO). PPRO adalah salah satu emiten yang memasarkan proyek apartemen dengan harga murah. Daya beli masyarakat kian menurun, sehingga sangat besar potensi PPRO dilirik konsumen, papar Hendra.

Babi kayu

Emiten lain yang akan hoki tahun ini adalah emiten dengan unsur kayu, seperti emiten yang bisnisnya berbasis crude palm oil (CPO) atau sektor perkebunan. AALI dan LSIP kesulitan tahun lalu, kemungkinan tahun ini mengalami perbaikan, kata Hendra. Apalagi harga komoditas saat ini cenderung mulai membaik. Saham AALI dan LSIP juga memiliki fundamental yang positif.

Unsur lainnya yang dapat memperoleh keuntungan di tahun ini adalah logam besar dan kecil. Hendra mengatakan, Pelat Timah Nusantara (NIKL) berpotensi memperoleh hoki tahun ini, meski transaksinya kecil.

Selain itu, ANTM dan TINS juga memiliki prospek cemerlang di tahun ini. Kinerja kedua emiten ini juga sudah membaik di akhir 2018.

Sementara itu, berdasarkan fengshui, prospek sektor telekomunikasi kurang oke, karena termasuk bisnis berunsur air. Di sisi fundamental, tantangan emiten sektor telekomunikasi juga kian besar. Persaingan teknologi 5G juga kurang dinamis dan menghambat perkembangan emiten.

Sedikit berbeda dengan pendapat umum lainnya, konsultan Feng Shui Dian Setyawan mengatakan, tahun ini merupakan tahun babi kayu, jika melihat masalah komoditas atau keadaan alam. Tapi tidak salah jika ada yang menyebut babi tanah. "Babi tanah hanya untuk menghitung perjalanan nasib, bukan perjalanan alam," jelas dia.

Karena itu, sektor berunsur api akan memperoleh omzet besar di tahun ini, seperti kimia dan teknologi. Sektor yang berhubungan dengan kayu, seperti jamu, mebel, arsitek, fotografi, media massa, kertas dan percetakan juga berprospek cukup bagus. Ambil contoh, WOOD.

Perusahaan yang mengandalkan ekspor-impor juga bisa mengantongi cuan, hanya saja perlu usaha lebih besar. Sedangkan sektor yang kurang hoki adalah sektor dengan unsur tanah. "Jika membaca alam, bidang tanah dirugikan atau dirusak unsur kayu," jelas Dian. Makanya, dengan metode China kuno ini, Dian menyebut sektor properti belum hoki di tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler