Ini Saham yang Mendapat Keuntungan dari Agenda Baru Jokowi

Selasa, 23 April 2019 | 05:47 WIB
Ini Saham yang Mendapat Keuntungan dari Agenda Baru Jokowi
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilu 2019 telah berakhir. Hasil perhitungan cepat sementara (quick count) menunjukkan, petahana Joko Widodo (Jokowi) berhasil memenangkan pemilu kali ini.

Andaikan hal itu terbukti, sejumlah pihak memprediksi, arah kebijakan Jokowi bakal berubah. Jika pada periode pertama fokus pada pembangunan infrastruktur, periode kedua nanti, Jokowi bakal fokus pada kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Terkait hal itu, emiten sektor jasa bakal diuntungkan. Sebut saja jasa keuangan, teknologi finansial (tekfin), dan kesehatan. "Hampir semua sektor merasakan dampaknya, namun sektor jasa yang paling diuntungkan," ujar Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Invofesta Utama, Senin (22/4).

Sektor jasa kesehatan, misalnya. Permintaan jasa di sektor ini diperkirakan meningkat seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan para pekerja perusahaan. Terlebih, program jaminan kesehatan pemerintah ke depan bakal membaik.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat, sektor telekomunikasi dan manufaktur juga dinilai menjadi kandidat sektor yang prospektif. Sebab, kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia nanti juga berbarengan dengan revolusi industri 4.0.

Revolusi tersebut bakal membuat perusahaan di sektor tersebut melakukan otomatisasi di lini produksinya. Ini membuat operasional produksi menjadi lebih efisien. "Efeknya, laba perusahaan meningkat," imbuh Chris.

Meski sudah tergambar arah prospeknya, namun tetap butuh waktu hingga ekspektasi tersebut sepenuhnya tercermin dalam kinerja emiten. Revolusi industri 4.0 membutuhkan waktu untuk persiapan.

Alhasil, hal tersebut tidak akan serta merta mengubah kinerja sejumlah emiten dalam sektor ini. "Jadi untuk satu tahun ini masih akan berpedoman pada kinerja perusahaan seperti periode sebelumnya," kata Chris.

Setali tiga uang, Wawan juga berpendapat sama. Dia mencontohkan, di sektor industri tekfin, belum semua masyarakat mengenal sistem ini. Masih butuh waktu lama untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap sistem tersebut.

Meski begitu, semua penyesuaian tersebut layak untuk dilakukan. Hal ini seiring dengan menariknya prospek yang kemungkinan bisa muncul di balik kebijakan-kebijakan tersebut.

Chris merekomendasikan agar investor mulai mencermati sejumlah saham di sektor manufaktur. Beberapa di antaranya adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Chris memasang target harga hingga akhir tahun sebesar Rp 9.000 untuk ASII, Rp 2.000 untuk ERAA, KLBF Rp 1.800, dan SRIL Rp 430 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler