Kedaung Indah (KICI) Berharap Berkah Lebaran

Selasa, 26 Maret 2019 | 08:00 WIB
Kedaung Indah (KICI) Berharap Berkah Lebaran
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) pada tahun lalu kurang menggembirakan. Sepanjang 2018, produsen enamel dan kaleng ini mencatatkan pendapatan Rp 86,92 miliar, menyusut 23% year-on-year (yoy).

Bahkan, emiten bersandi saham KICI di Bursa Efek Indonesia ini membukukan kerugian bersih periode berjalan sebesar Rp 873,74 juta. Pada 2017, perusahaan ini masih mengantongi laba bersih senilai Rp 7,9 miliar.

Sekretaris Perusahaan KICI, Ing Hidayat, mengakui penurunan penjualan telah menggerus bottom line. Permintaan pada tahun lalu memang tidak sebagus di tahun-tahun sebelumnya.

Riuh perhelatan pilkada serentak pada tahun lalu menyebabkan produsen consumer goods menunda pembelian produk kemasan. Di saat yang sama, daya beli masyarakat belum sepenuhnya membaik. Khusus untuk momentum Lebaran tahun lalu, Kedaung Indah juga tidak menikmati booming permintaan enamel dan kaleng. "Padahal Lebaran tahun-tahun sebelumnya, permintaan bisa dua sampai tiga kali lipat dari bulan biasa," sebut Ing kepada KONTAN, Senin (25/3).

Selain pasar lokal, KICI mengalami penurunan kinerja di segmen ekspor. Mengacu laporan keuangan 2018, penjualan ekspor menyumbang 20% dari total revenue atau senilai Rp 17,65 miliar. Namun pencapaian itu menurun 37,65% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 28,31 miliar.

Bahkan, sebagian besar atau Rp 14 miliar produk yang diekspor ke pasar Amerika Serikat menurun 44% (yoy). Satu-satunya segmen ekspor yang naik berasal dari benua Afrika sebanyak Rp 2 miliar atau naik 33% dibandingkan 2017 senilai Rp 1,5 miliar.

KICI memang berencana memperbesar pasar ekspor ke Afrika Selatan. Tapi manajemen belum bisa menyebutkan secara mendetail. "Pasar Afrika masih besar dan bertahap akan kami masuki," ungkap Ing.

Terkait proyeksi bisnis tahun ini, Kedaung Indah juga belum berani berharap muluk-muluk. Mereka masih wait and see. Meski demikian, KICI masih berharap momentum Lebaran bisa menopang pertumbuhan bisnis mereka.

Sejatinya, produk enamel masih menjadi andalan utama Kedaung Indah. Sebab, produk itu berkontribusi sebesar Rp 57 miliar atau 66% dari total revenue. Sementara produk kaleng menyumbang Rp 29 miliar. Saat ini, KICI memiliki kapasitas produksi 6,75 juta enamel per tahun dan 1.650 ton kaleng per tahun. Adapun utilitas pabriknya masing-masing sebesar 50% dan 70%.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

INDEKS BERITA