Liga 1 Dilanjutkan September 2020, Pieter Tanuri Borong Saham Bali United
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar gembira datang dari Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), tempat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berkantor.
Pada Selasa (2/6) PSSI kembali menggelar rapat virtual dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan klub Liga 1 dan 2 membahas kelanjutan kompetisi.
PSSI memberikan opsi untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 paling cepat September 2020.
"Hari ini PSSI memberikan opsi-opsi kepada klub Liga 1 dan 2 terkait kelanjutan kompetisi. Jadi keputusan tetap di rapat Komite Eksekutif. Seperti Liga 1 dimulai bulan September atau Oktober. Setelah itu terkait nominal penambahan subsidi, dan pertandingan dimainkan di Pulau Jawa, konsep degradasi dan promosi," kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, merujuk informasi resmi yang dirilis PSSI (2/6).
Kemungkinan dilanjutkannya Liga 1 pada September dan Liga 2 pada Oktober tentu bisa menjadi kabar gembira bagi klub sepakbola profesional di tanah air.
Baca Juga: Asuransi Milik Grup Salim Jual Saham Produsen Ultra Milk dan Teh Kotak
Tidak terkecuali bagi Bali United, klub peserta Liga 1 yang kini berada di peringkat kedua klasemen sementara, tertinggal dua poin di bawah Persib.
Klub asal Pulau Dewata, itu merupakan emiten sepakbola pertama di asia, di bawah bendera PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA).
Liga 1 2020 baru berjalan tiga pekan ketika kompetisi dihentikan pada 16 Maret 2020.
Bagi BOLA, terhentinya Liga 1 kian menekan pergerakan harga sahamnya.
Harga saham BOLA memasuki fase koreksi sejak awal Desember 2019, dan mencapai puncaknya pada Maret 2020.
Harga saham BOLA menyentuh level terendah sepanjang sejarah di Rp 131 per saham pada 20 Maret 2020.
Tambah empat juta
Nah, kondisi ini dimanfaatkan betul oleh Pieter Tanuri, pemegang saham pengendali BOLA untuk menambah kepemilikannya di emiten tersebut.
Per 2 Juni 2020, berdasar data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepemilikan Pieter Tanuri di BOLA bertambah 4 juta lembar.
Dus, porsi kepemilikannya bertambah dari 24,76% menjadi 24,83%, atau menjadi sebanyak 1.489.752.520 lembar.
Jika melihat data transaksi harian saham BOLA, transaksi sebanyak 4 juta lembar berlangsung pada 28 Mei 2020.
Buana Capital, perusahaan yang juga dimiliki Pieter Tanuri, menjadi broker crossing 4 juta saham BOLA di pasar negosiasi.
Baca Juga: Pieter Tanuri keluar , Anthony Salim jadi pengendali saham utama di BINA
Harga pelaksanaannya di Rp 250 per saham sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 1 miliar.
Harga beli ini jauh di atas harga pasar BOLA pada hari itu yang ditutup di Rp 179 per saham.
Jika ditarik lebih jauh, sejak Maret 2020 harga saham BOLA tidak pernah lagi berhasil menggapai level Rp 200.
Pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (5/6) harga saham BOLA ditutup di Rp 175 per saham, turun 3,85%.