Merger dan Akuisisi Membuat Saham Bank Ini Lebih Menarik

Rabu, 23 Januari 2019 | 07:05 WIB
Merger dan Akuisisi Membuat Saham Bank Ini Lebih Menarik
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsolidasi di industri perbankan Indonesia terus berlangsung. Sejumlah bank tengah menyelesaikan proses merger dan akuisisi, termasuk perbankan yang melepas saham di bursa efek.

Salah satu di antaranya adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Bank ini bakal merger dengan PT Bank Parahyangan Tbk (BBNP). BEI sempat menghentikan sementara perdagangan kedua saham tadi, seiring kabar merger mencuat.

Kemarin, BEI mencabut suspensi perdagangan kedua emiten bank tadi. Harga saham BDMN langsung melesat, naik 7,78% jadi Rp 9.000 per saham.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyebut, aksi mergerdan akuisisi memang bisa memberi sentimen positif. Karena hal itu menunjukkan iklim investasi di Indonesia positif. "Tapi dampak sentimen merger tak sekuat akuisisi," ujar Chris, Senin (22/1).

Pelaku pasar cenderung merespons lebih positif aksi akuisisi ketimbang merger. Sebab, akuisisi hanya mengubah sisi pengendali, namun tidak menghilangkan entitas usaha tersebut. Sedang merger membuat salah satu entitas usaha hilang. "Dampaknya belum tentu sebaik akuisisi," imbuh Chris.

Sentimen terbatas

Meski secara umum aksi akuisisi dan merger memberi sentimen positif ke harga, analis menyarankan investor harus tetap cermat ketika ingin masuk ke saham yang terlibat aksi akuisisi dan merger. Chris menilai, sentimen pada harga saham cenderung bersifat jangka pendek.

Ambil contoh, terkait merger BDMN dan BBNP. Sebelumnya, MUFG Bank Ltd mengakuisisi kepemilikan di BDMN hingga sebesar 72,78%.

Akuisisi dilakukan di harga Rp 9.590 per saham, setara price to book value (PBV) antara 2,32,4 kali. "Ini tergolong premium," ujar analis senior Kresna Sekuritas Franky Riyandi Rivan.

Karena premium, investor melihat ada potensi untung lebih besar dalam jangka pendek. Pelaku pasar juga terlihat lebih banyak melakukan trading. "Sentimen masih positif sampai tender offer selesai," ujar Franky. Setelahnya, sentimen kembali tergantung pada riil fundamental.

Untuk jangka panjang, investor perlu menengok fundamentalnya. Franky menilai, prospek sektor perbankan tahun ini masih dibayangi sentimen global, terutama kebijakan The Fed. Pertumbuhan kredit tahun ini juga diperkirakan hanya 9%. Franky tetap netral dengan sektor perbankan.

Di antara saham bank yang menggelar akuisisi dan merger, Franky menilai BDMN masih menarik. Ia menyarankan investor masuk di bawah Rp 9.000 per saham dan keluar saat tender offer mulai dilaksanakan.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Komoditas Meningkat, KInerja Emiten Mind Id Melesat Pada 2024
| Jumat, 11 April 2025 | 06:54 WIB

Harga Komoditas Meningkat, KInerja Emiten Mind Id Melesat Pada 2024

Mengupas kinerja keuangan emiten pertambangan anggota Mind Id di sepanjang tahun 2024 dan prospeknya pada 2025. 

Periode Lebaran 2025, Trafik Indosat Melesat 21%, Ini Lima Aplikasi Favorit Pelanggan
| Jumat, 11 April 2025 | 06:46 WIB

Periode Lebaran 2025, Trafik Indosat Melesat 21%, Ini Lima Aplikasi Favorit Pelanggan

Peningkatan trafik tersebut dipicu oleh tingginya penggunaan aplikasi digital oleh pelanggan selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2025. 

Laju IHSG Hari Ini Jumat (11/4), Di Bawah Lindungan Investor Lokal
| Jumat, 11 April 2025 | 06:41 WIB

Laju IHSG Hari Ini Jumat (11/4), Di Bawah Lindungan Investor Lokal

Penguatan IHSG banyak ditopang aksi beli investor lokal. Sedangkan investor asing masih mencatatkan penjualan bersih Rp 751,42 miliar. 

Kemenaker Kaji Perlindungan Ojol
| Jumat, 11 April 2025 | 06:40 WIB

Kemenaker Kaji Perlindungan Ojol

Kementerian Ketenagakerjaan belum akan memberikan sanksi kepada para aplikator yang memberikan BHR tidak sesuai kriteria.

Tiga Hari Pasca Lebaran, Dana Asing Menguap Rp 5,72 T, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 11 April 2025 | 06:35 WIB

Tiga Hari Pasca Lebaran, Dana Asing Menguap Rp 5,72 T, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Meski IHSG menguat, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih atau net sell lumayan jumbo, sebesar Rp 751,6 miliar. 

Saraswati Anugerah Makmur Terus Memupuk Pertumbuhan
| Jumat, 11 April 2025 | 06:20 WIB

Saraswati Anugerah Makmur Terus Memupuk Pertumbuhan

PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) membidik pendapatan sebesar Rp 5,14 triliun pada tahun 2025 ini.

Akhir Free Trade?
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Akhir Free Trade?

Era perang tarif perdagangan membuat risiko resesi ekonomi meningkat karena prospek ekonomi menjadi suram.

Siasat Perbankan Agar Tarif AS Tak Bikin Kinerja Negatif
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Siasat Perbankan Agar Tarif AS Tak Bikin Kinerja Negatif

Penerapan tarif yang tinggi berpotensi membuat tingkat perdagangan ekspor Indonesia ke AS menurun dan beban biaya yang ditanggung meningkat.​

Ancaman Pembukaan Keran Impor bagi Kinerja Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Ancaman Pembukaan Keran Impor bagi Kinerja Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akan terdampak pembukaan keran impor yang akan berdampak pada harga ayam

Gotong Royong Hapus Kemiskinan di Tanah Air
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Gotong Royong Hapus Kemiskinan di Tanah Air

Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersinergi memberantas kemiskinan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler