Ophir yang diminati Medco (MEDC) Cetak Lonjakan Produksi Sepanjang 2018

Selasa, 15 Januari 2019 | 15:50 WIB
Ophir yang diminati Medco (MEDC) Cetak Lonjakan Produksi Sepanjang 2018
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - LONDON. Ophir Energy plc berhasil menggenjot produksi migas sepanjang 2018. Hal ini bisa terjadi berkat kontribusi aset-aset produksi yang diakuisisi dari tangan Santos.

Sebagai perbandingan, rata-rata produksi pada 2017 mencapai 11.700 barrels of oil equivalent per day (boepd). Nah, berdasar publikasi kinerja 2017 yang dipublikasikan perseroan, semula manajemen Ophir memperkirakan produksi pada 2018 rata-rata hanya 11.500 boepd.

Asumsi tersebut berdasar rencana metode infill drilling yang dilakukan di ladang minyak Bualuang di Teluk Thailand pada semester II-2018. Nah, untuk 2019-2020 manajemen Ophir mengharapkan pertumbuhan produksi dari pengembangan lebih lanjut di Bualuang dan lapangan gas Kerendan di Kalimantan Tengah.

Namun, realisasi produksi yang berhasil digapai Ophir jauh melebihi ekspektasi semula. Berdasar laporan produksi per 31 Desember 2018 yang dipublikasikan pada 15 Januari 2019, produksi rata-rata Ophir melonjak menjadi 29.700 boepd.

Aset-aset produksi eks Santos di asia tenggara yang diakuisisi Ophir tahun lalu menyumbang produksi sebanyak 18.000 boepd. Aset yang dimaksud adalah Madura PSC dan Sampang PSC di Indonesia serta Block 12W di Vietnam.

Di Madura, Ophir tercatat sebagai operator dengan kepemilikan 67,5%. Sementara di Sampang PSC Ophir juga bertindak sebagai operator dengan interest sebesar 45%. Sementara Block 12W dioperatori oleh Premier Oil dan Ophir memiliki interest sebanyak 31,875%.

Aset eks Santos tersebut juga berkontribusi besar terhadap posisi keuangan Ophir. Arus kas yang dihasilkan ketiganya sepanjang 2018 mencapai US$ 110 juta. Ini setara dengan sekitar setengah dari harga akuisisi yang dibayar Ophir ke Santos sebesar US$ 205 juta. "Kami sekarang berada pada posisi yang baik untuk menghasilkan arus kas yang signifikan di masa mendatang," kata Alan Booth, CEO Ophir Energy (15/1).

Secara keseluruhan belanja modal (capital expenditure) pada 2018 diestimasi mencapai US$ 122 juta, di bawah patokan sebelumnya yang mencapai US$ 145 juta. Imbasnya, estimasi utang bersih 2018 turun menjadi US$ 35 juta dari sebelumnya US$ 65 juta. Sementara likuiditas kotor (kas dan fasilitas pinjaman yang belum ditarik turun dari US$ 427 juta menjadi US$ 390 juta.

Tolak tawaran Medco

Sehari sebelum pengumuman kinerja produksi ini, Ophir memutuskan untuk menolak tawaran harga akuisisi yang diajukan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Pasalnya, tawaran harga 48,50 pence per saham atau total £ 340 juta untuk 707 juta saham yang diajukan Medco pada 11 Januari 2019 dianggap terlalu murah.

Medco masih memiliki waktu hingga 28 Januari 2019 untuk kembali mengajukan penawaran harga. Sebelumnya Medco sudah dua kali mengajukan penawaran harga untuk mengakuisisi Ophir.

Pada Oktober 2018 Ophir mengajukan tawaran harga sebesar 58 pence per saham. Ophir kemudian memberikan akses kepada Medco melakukan due diligence untuk melihat aset LNG Fortuna di Equatorial Guinea.

Namun pada Desember, Medco merevisi proposalnya dengan menurunkan tawaran harga menjadi 53,8 pence per saham. Ini seiring kurangnya kemajuan dalam proses due diligence Fortuna dan penurunan harga minyak dunia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler