ORI021 Tetep Laris Meski Inflasi dan Suku Bunga dalam Tren Naik

Jumat, 18 Februari 2022 | 04:05 WIB
ORI021 Tetep Laris Meski Inflasi dan Suku Bunga dalam Tren Naik
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 021 terbilang laris manis. 

Mengutip data yang dilansir salah satu mitra distribusi daring di hari penutupan penawaran ORI021, Kamis (17/2), penjualan ORI perdana di tahun ini  mencapai Rp 25,1 triliun. Sebagai perbandingan, penjualan ORI020 hanya mencatatkan  Rp 15 triliun.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan, penjualan ORI021 di BCA mencapai Rp 4,93 triliun. Tercatat sebanyak 13.999 investor membeli ORI021 melalui BCA.

Baca Juga: Jelang Penutupan Penawaran ORI021 Laku Rp 23,5 Triliun

Minat tinggi investor terhadap ORI021 juga tampak di Bank Mandiri. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha menyatakan, hingga hari terakhir penjualan ORI021, Bank Mandiri mampu menjaring   Rp 2,57 triliun dari ORI021 dengan investor 4.640. 

Agen penjual ORI021 yang lain, BNI, juga mencatatkan penjualan ORI021 yang tinggi. Hingga masa penawaran ditutup, BNI menjaring  Rp 1,77 triliun dari ORI021. 

General Manager Divisi Wealth Management BNI, Henny Eugenia melihat, awal tahun ini likuiditas investor  sedang tinggi. "Investor mencari alternatif produk investasi yang menarik dan ORI021 jadi jawabannya," kata Henny, Kamis (17/2). 

 Sebagai gambaran, kupon ORI021 sebesar 4,9% dengan jenis kupon tetap dan memiliki tenor 3 tahun. Sementara, ke depan dengan inflasi yang meningkat akan memicu kenaikan suku bunga dan kupon ORI021 tidak bisa naik seperti SBN ritel yang memiliki jenis kupon mengambang. 

Baca Juga: Yield SUN Acuan Tertinggi 7 Bulan, Ini Proyeksi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai investor tetap memburu ORI021 karena mengincar investasi yang aman dan memberikan imbal hasil pasti di banding instrumen investasi lain yang berfluktuasi. Karakteristik investor ritel yang membeli ORI021 pun akan cenderung memegang surat utang ini hingga jatuh tempo. 

 Henny menambahkan, suku bunga acuan BI saat ini masih rendah yang mendorong bunga deposito jadi lebih rendah dibanding kupon ORI021. Alhasil, ORI021 tetap menarik. 

Rudi menambahkan, meski inflasi berpeluanga naik di masa mendatang, kupon ORI021 dinilai  masih mampu mengalahkan tren laju  inflasi. "BI memiliki inflation targeting framework dalam rentang 2%-4% sehingga kupon ORI021 masih di atas  inflasi," kata Rudi. 

 Meski begitu, Henny mengingatkan, dalam menghadapi tren kenaikan inflasi dan suku bunga bank yang tinggi, investor tidak bisa hanya bisa mengandalkan pada satu produk investasi. Dia menilai, ORI menjadi instrumen untuk menghasilkan cashflow bulanan dan mengurangi risiko kredit dalam portofolio investasi. 

Namun, Henny juga menyarankan agar investor  mengisi asetnya dengan instrumen porsi agresif seperti obligasi tenor panjang dan instrumen beraset dasar saham untuk mendorong kenaikan imbal hasil. "Dan tentu saja porsi tersebut disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor," kata Henny.

Baca Juga: Laris Manis, Penjualan ORI021 Sudah Capai Rp 13,63 Triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler