KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pengendalian pandemi dan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut memuluskan laju bisnis jalan tol. Kondisi ini dirasakan sejumlah pengelola jalan tol.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengungkapkan, pihaknya mencatatkan pertumbuhan volume lalu lintas (VLL) jalan tol yang mereka kelola sebesar 41,43% per 28 Oktober 2021. Sebagai gambaran, Hutama Karya mencatat lebih dari 7 juta kendaraan melintas pada Oktober lalu. Sedangkan di bulan Juli, hanya terdapat sekitar 5 juta kendaraan.
Jumlah itu merupakan akumulasi seluruh ruas tol yang dikelola Hutama Karya, baik Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) maupun Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR-S) dan Akses Tanjung Priok (ATP). Hingga kini ada delapan ruas yang dikelola Hutama Karya dengan total sepanjang 554,25 kilometer (km).
"Terkait pendapatan tol terhadap pendapatan Hutama Karya, kami memperkirakan kontribusinya sebesar 15% dari pendapatan konsolidasi hingga akhir tahun 2021," ungkap Tjahjo saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/11).
Corporate Secretary PT Waskita Toll Road, Alex Siwu mengungkapkan, hingga September 2021, lalu lintas harian rata-rata (LHR) di ruas tol yang dimiliki WTR sudah naik dibandingkan tahun lalu.
Bahkan beberapa ruas tol, khususnya ruas Trans Jawa mencatatkan LHR yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. "Kenaikan LHR masing-masing ruas tol bervariasi, antara 6% sampai 23% dibandingkan tahun 2020," kata dia kepada KONTAN, Selasa (2/11).
Saat ini WTR memiliki 12 ruas tol, enam di antaranya adalah ruas tol yang dimiliki mayoritas. Sedangkan pada enam ruas tol lainnya, WTR sebagai pemilik minoritas.
Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini optimistis trafik jalan tol akan naik hingga akhir 2021. Hal itu dimungkinkan seiring pelonggaran kebijakan PPKM di berbagai daerah yang secara tak langsung mendorong mobilitas masyarakat. "Peningkatan LHR ini diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi perusahaan setelah menurun signifikan selama pandemi," sambung Alex.
Tol Jasa Marga
Pengelola jalan tol terbesar di Tanah Air, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga mencatatkan pertumbuhan LHR cukup signifikan. "Sepanjang bulan Oktober 2021 hingga minggu ketiga, Jasa Marga mencatat peningkatan volume LHR Jalan Tol Jasa Marga Group sebesar 40,69% dibandingkan periode PPKM Darurat pada Juni-Agustus 2021," ungkap Corporate Communication & Community Development Group Head JSMR, Dwimawan Heru, Minggu (31/10).
Kinerja serupa dialami Astra Infra. CEO Toll Road Business Group Astra Infra, Kris Ade Sudiyono menjelaskan, trafik di jalan tol Astra Infra sempat menurun saat PPKM darurat di kisaran 30% pada Juli. Seiring penurunan level PPKM pada Agustus, trafik kembali bergerak naik. "Dan di bulan Oktober rata-rata trafik harian meningkat sekitar 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata dia, kemarin. Saat ini Astra Infra memiliki tujuh Badan Usaha Jalan Tol dengan total panjang 357.5 km.
General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) Deden Rochmawaty mengungkapkan, untuk periode Oktober, trafik di jalan tol JTSE sudah kembali naik sebesar 12% (menjadi 32.847 per hari) dibandingkan September 2021.
Kenaikan juga terjadi di tol milik anak usaha PT Makassar Metro Network (MMN) yang tercatat mencapai 47.555 per hari pada Oktober, atau naik 9% dibandingkan September. "Sejak PPKM dilonggarkan mulai September 2021, trafik meningkat 18,2% dibandingkan Agustus saat PPKM diperketat," kata dia, kemarin.
Namun Deden menyebut kenaikan itu belum mengembalikan trafik pada kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Sebagai gambaran, untuk LHR di Tol JTSE bisa mencapai 42.000 sebelum pandemi. Sedangkan tol MMN bisa mencapai 62.000 LHR.
"Sama seperti tol MMN, kondisi ini (di tol JTSE) juga masih jauh dibandingkan situasi sebelum Covid," kata Deden.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.