Prediksi Kurs Rupiah: Belum Ada Sentimen Positif dari Dalam Negeri

Sabtu, 27 Juli 2019 | 09:32 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Belum Ada Sentimen Positif dari Dalam Negeri
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah di pekan ini cenderung tertekan akibat kombinasi sentimen eksternal dan internal.

Bahkan, di akhir pekan, kurs rupiah  kembali ke level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,23% jadi Rp 14.009 per dollar AS.

Ini membuat mata uang rupiah melemah sebesar 0,51% dalam sepekan.

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga turun 0,11% ke level Rp 14.001 per dollar AS.

Dalam seminggu terakhir, posisinya sudah anjlok 0,63%.

Menurut Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, kurs rupiah mulai turun saat Boris Johnson terpilih sebagai perdana menteri Inggris.

Mengingat, selama ini Johnson mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dengan cara apapun atau hard Brexit.

Baca Juga: Politisi Jerman Terpecah Tanggapi Boris Johnson Jadi PM Inggris

"Keinginan Johnson ini memberi dampak pada Bank of England (BoE) yang kemungkinan besar menurunkan tingkat suku bunga," kata Ibrahim.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, sentimen rencana The Federal Reserve memangkas suku bunga dari 50 basis poin (bps) menjadi hanya 25 bps untuk tahun ini juga menjadi katalis negatif.

Hal ini terjadi karena data Negeri Paman Sam ciamik.

Lihat saja, klaim pengangguran pada periode yang berakhir 19 Juli lalu hanya 206.000 orang.

Angka ini di bawah proyeksi analis yang sebelumnya memperkirakan klaim pengangguran mencapai 220.000.

"Dari pejabat The Fed sendiri masih terbagi pendapatnya," kata Reny.

Baca Juga: Harga Emas Menguat, Menanti Data Ekonomi AS

Reny memperkirakan, tren penurunan rupiah berlanjut di pekan depan.

Penyebabnya, belum ada data dari dalam negeri yang cukup signifikan untuk menyokong rupiah.

Dia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 13.900–Rp 14.120 per dollar AS.

Sementara Ibrahim memprediksi, rupiah bergerak di rentang Rp 13.900–Rp 14.050 per dollar AS.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Diselimuti Sentimen The Fed dan Laporan Keuangan

Bagikan

Berita Terbaru

Berburu Cuan Asuransi Perjalanan di Musim Liburan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 04:15 WIB

Berburu Cuan Asuransi Perjalanan di Musim Liburan

Produk asuransi perjalanan diyakini bakal makin laku seiring tren kenaikan perjalanan di akhir tahun. 

Menyambut Demutualisasi Bursa Efek
| Rabu, 10 Desember 2025 | 04:04 WIB

Menyambut Demutualisasi Bursa Efek

Demutualisasi diyakini dapat memberikan benefit yang lebih luas kepada semua stakeholder berupa efisiensi sehingga trading fee dapat lebih rendah.

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

INDEKS BERITA