Prediksi Kurs Rupiah: Suntikan Tenaga dari AS, China, dan Inggris

Senin, 16 Desember 2019 | 05:15 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Suntikan Tenaga dari AS, China, dan Inggris
[]
Reporter: Irene Sugiharti | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal diprediksi bakal mengerek kurs rupiah di awal pekan ini.

Adanya kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga keberhasilan pemilu di Inggris akan menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kesepakatan antara AAS dan China terkait perang dagang tahap pertama ini dapat membawa optimisme kepada investor global. Alhasil, pasar keuangan Asia berpeluang mengalami apresiasi, termasuk juga rupiah.

Baca Juga: China batalkan pengenaan tarif terhadap produk pertanian AS

Tetapi Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengingatkan, belum jelasnya tanggal penandatanganan kesepakatan dagang ini juga menghambat mata uang rupiah menguat lebih tinggi. Kedua negara adikuasa belum mengungkapkan kapan penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama ini dilakukan.

Kedua negara harus menyelesaikan prosedur hukum di AS dan China. Walau begitu, kurs rupiah juga mendapat sentimen positif dari dalam negeri. "Kepastian pembahasan omnibus law yang dilakukan DPR memberi katalis positif bagi investor di sektor riil dan pasar modal," jelas Josua.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Menunggu Dampak AS-China

Belum lagi, neraca perdagangan Indonesia yang dirilis hari ini diprediksi surplus. Ini dapat menjadi penyokong kurs rupiah di awal pekan.

Josua optimistis, nilai tukar mata uang garuda hari ini bergerak dalam kisaran Rp 13.950-14.025 per dollar AS. Sedangkan Faisyal memprediksi, kurs rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.950-Rp 14.050 per dollar AS di hari ini.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen

Pelaku usaha membutuhkan dua hal utama pertama, kepastian berusaha serta yang kedua adalah efisiensi.

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:55 WIB

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna

Popularitas dompet digital semakin meningkat seiring kuatnya adaptasi transaksi digital oleh masyarakat. 

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini

IHSG mengakumulasi kenaikan 1,95% dalam lima hari perdagangan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 12,20%.

Negosiasi Alot Menyendat Bisnis Asuransi Kredit
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:35 WIB

Negosiasi Alot Menyendat Bisnis Asuransi Kredit

Bisnis asuransi kredit masih dihadapkan pada sejumlah tantangan usai aturan mainnya diperketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Mobil Listrik Murah Perberat Bisnis Kredit Mobil Bekas
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Mobil Listrik Murah Perberat Bisnis Kredit Mobil Bekas

Seretnya penjualan mobil baru di tahun ini rupanya tak banyak membantu bisnis pembiayaan mobil bekas. 

Korupsi Kuota Haji dan Wajah Keserakahan
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 03:57 WIB

Korupsi Kuota Haji dan Wajah Keserakahan

Kasus korupsi haji menunjukkan kegagalan sistematis dalam tata kelola yang lemah dan tidak transparan.

Begini Asal Muasal Utang Pemerintah Rp 60 Triliun yang Disangkutkan dengan BCA
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 18:01 WIB

Begini Asal Muasal Utang Pemerintah Rp 60 Triliun yang Disangkutkan dengan BCA

BCA disebut-sebut memiliki utang kepada negara senilai Rp 60 triliun ketika krisis moneter sekitar tahun 1998.

Lepas Saham Hasil Buyback, DKFT Incar Dana Segar untuk Modal Akuisisi Tambang Nikel
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:27 WIB

Lepas Saham Hasil Buyback, DKFT Incar Dana Segar untuk Modal Akuisisi Tambang Nikel

DKFT saat ini mengoperasikan tambang di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dengan target penjualan bijih nikel 3,4 juta ton pada 2025.

Poin-Poin Penting RDG Bank Indonesia Saat Penurunan Suku Bunga BI Rate, Rabu (20/8)
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:26 WIB

Poin-Poin Penting RDG Bank Indonesia Saat Penurunan Suku Bunga BI Rate, Rabu (20/8)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%.

BI Rate Turun 25 bps Menjadi 5% pada Agustus 2025, Penurunan Keempat Tahun Ini
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 14:56 WIB

BI Rate Turun 25 bps Menjadi 5% pada Agustus 2025, Penurunan Keempat Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,00% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025.​

INDEKS BERITA

Terpopuler