Prediksi Kurs Rupiah: Suntikan Tenaga dari AS, China, dan Inggris
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal diprediksi bakal mengerek kurs rupiah di awal pekan ini.
Adanya kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga keberhasilan pemilu di Inggris akan menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kesepakatan antara AAS dan China terkait perang dagang tahap pertama ini dapat membawa optimisme kepada investor global. Alhasil, pasar keuangan Asia berpeluang mengalami apresiasi, termasuk juga rupiah.
Baca Juga: China batalkan pengenaan tarif terhadap produk pertanian AS
Tetapi Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengingatkan, belum jelasnya tanggal penandatanganan kesepakatan dagang ini juga menghambat mata uang rupiah menguat lebih tinggi. Kedua negara adikuasa belum mengungkapkan kapan penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama ini dilakukan.
Kedua negara harus menyelesaikan prosedur hukum di AS dan China. Walau begitu, kurs rupiah juga mendapat sentimen positif dari dalam negeri. "Kepastian pembahasan omnibus law yang dilakukan DPR memberi katalis positif bagi investor di sektor riil dan pasar modal," jelas Josua.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Menunggu Dampak AS-China
Belum lagi, neraca perdagangan Indonesia yang dirilis hari ini diprediksi surplus. Ini dapat menjadi penyokong kurs rupiah di awal pekan.
Josua optimistis, nilai tukar mata uang garuda hari ini bergerak dalam kisaran Rp 13.950-14.025 per dollar AS. Sedangkan Faisyal memprediksi, kurs rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.950-Rp 14.050 per dollar AS di hari ini.