Tanggapi Aksi Militer Rusia di Ukraina, BP Melepas Investasinya di Rosneft

Senin, 28 Februari 2022 | 13:26 WIB
Tanggapi Aksi Militer Rusia di Ukraina, BP Melepas Investasinya di Rosneft
[ILUSTRASI. Logo BP di SPBU di London, Inggris, 29 Juli 2014. REUTERS/Luke MacGregor]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. BP menjadi perusahaan Barat pertama yang menanggapi invasi Rusia ke Ukraina. Raksasa minyak dan gas Inggris itu menjual sahamnya di perusahaan minyak Rusia Rosneft yang telah dipegangnya selama tiga dekade beroperasi di negara kaya energi itu. Proses divestasi mendadak itu mengakibatkan BP menanggung rugi.

Rosneft menyumbang sekitar setengah dari cadangan minyak dan gas BP dan sepertiga dari produksinya. Penjualan 19,75% saham Rosneft menimbulkan biaya hingga US$ 25 miliar, demikian pernyataan BP, tanpa mengatakan bagaimana rencananya untuk melepaskan diri. 

"Saya sangat terkejut dan sedih dengan situasi yang terjadi di Ukraina dan hati saya tertuju pada semua orang yang terkena dampak. Hal itu menyebabkan kami secara mendasar memikirkan kembali posisi BP dengan Rosneft," kata Kepala Eksekutif BP Bernard Looney.

Pengunduran diri yang cepat merupakan jalan keluar yang dramatis bagi BP, investor asing terbesar di Rusia. Aksi BP itu juga memicu sorotan atas kegiatan operasi perusahaan-perusahaan Barat lain di Rusia, seperti TotalEnergies Prancis dan Shell Inggris, di tengah meningkatnya krisis antara Barat dan Moskow.

 Baca Juga: Begini Dampak Konflik Rusia-Ukraina pada Inflasi Indonesia

Penjualan itu juga menggarisbawahi tekanan yang meningkat dari pemerintah Barat terhadap perusahaan mereka untuk membatasi kegiatan operasi di Rusia, seiring dengan rencana memperluas sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Sekretaris Bisnis Inggris Kwasi Kwarteng, yang pada hari Jumat menyatakan "keprihatinan" atas investasi BP di Rosneft, menyambut baik keputusan tersebut. "Invasi Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina harus menjadi peringatan bagi bisnis Inggris dengan kepentingan komersial di Rusia (Presiden Vladimir) Putin," kata Kwarteng di Twitter.

Rosneft menyebut keputusan yang diambil BP berhulu pada "tekanan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya", demikian diberitakan kantor berita Rusia. Raksasa minyak Rusia itu juga menyebut aksi tersebut menghancurkan kerjasama selama 30 tahun yang berjalan sukses.

Susannah Streeter, analis investasi senior di pialang saham ritel Inggris Hargreaves Lansdown, mengatakan akan "sangat sulit" bagi BP "untuk pulih mendekati apa yang dianggap sebagai nilai penuh" Rosneft.

 Baca Juga: Pasukan Nuklir Siaga Tinggi, Rusia dan Ukraina Mulai Pembicaraan di Belarusia

Pekan lalu, Looney mengatakan bahwa BP tetap pada bisnisnya di Rusia dan akan mematuhi apapun sanksi Barat atas Moskow.

Sebelum BP memutuskan divestasi, Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi dalam menghadapi pembalasan Barat atas invasinya ke Ukraina. Sanksi yang sudah dijatuhkan termasuk memblokir akses perbankan Rusia ke sistem pembayaran internasional SWIFT.

Dan dana kekayaan negara Norwegia senilai $1,3 triliun, terbesar di dunia, akan mendivestasikan aset Rusianya setelah invasi Ukraina, kata perdana menterinya.

BP mengatakan langkah dan pukulan finansialnya tidak akan berdampak pada target keuangan jangka pendek dan panjangnya dalam strateginya untuk beralih dari minyak dan gas ke bahan bakar rendah karbon dan energi terbarukan.

Tetapi Streeter dari Hargreaves Lansdown mengatakan penurunan sebesar ini "kemungkinan akan membatasi sejauh mana BP dapat terus mempercepat transisinya menuju energi terbarukan."

Looney dan pendahulunya sebagai CEO Bob Dudley akan mengundurkan diri dari dewan Rosneft, di mana BP memperoleh kepemilikan saham sebagai bagian dari penjualan saham TNK-BP senilai $12,5 miliar pada tahun 2013.

BP mengadakan rapat dewan pada hari Jumat dan rapat lainnya pada hari Minggu di mana keputusan untuk keluar dari Rosneft, serta dua usaha patungan lainnya yang dimiliki BP dengan Rosneft di Rusia, diambil, kata juru bicara perusahaan.

Dibutuhkan biaya non-tunai valuta asing senilai $11 miliar setelah keluar dari Rosneft, yang tidak akan lagi dimasukkan oleh BP ke dalam akunnya. BP mengatakan pihaknya juga mengharapkan biaya non-tunai kedua hingga $ 14 miliar, untuk "nilai tercatat" Rosneft.

 Baca Juga: Sektor Otomotif Melemah, Output Pabrik Jepang Kembali Melandai di Januari

BP menerima pendapatan dari Rosneft dalam bentuk dividen yang berjumlah sekitar $640 juta pada tahun 2021, sekitar 3% dari keseluruhan arus kas dari operasi.

Perusahaan saat ini memiliki sekitar 200 karyawan di Rusia, sebagian besar adalah staf lokal, kata juru bicara BP.

Banyak perusahaan energi Barat lainnya beroperasi di Rusia, termasuk TotalEnergies yang memegang 19,4% saham Novatek NVTK.MM dan 20% dari proyek LNG Yamal.

"Dalam lingkungan saat ini, setiap perusahaan Eropa atau Amerika dengan aset di Rusia harus mempertimbangkan langkah serupa," kata analis Eurasia Group Henning Gloystein kepada Reuters.

Bagikan

Berita Terbaru

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:20 WIB

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa

Susanto Djaja adalah sosok yang sudah teruji memimpin bisnis Metrodata dan mengenal dengan baik kultur bisnis perusahaan.

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:45 WIB

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

OECD memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang semula sebesar 2,2% di tahun 2025, menjadi 1,6% dan turun ke 1,5% pada 2026. 

Menangkap Kilau Berlian Buatan
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Kilau Berlian Buatan

Berlian hasil laboratorium atau lab grown diamond sukses menggaet pasar muda yang luas dengan harga jauh lebih murah

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler