Tegur Indo Premier, Begini Penjelasan BEI Terkait MKBD dan Keamanan Transaksi

Jumat, 19 Maret 2021 | 14:59 WIB
Tegur Indo Premier, Begini Penjelasan BEI Terkait MKBD dan Keamanan Transaksi
[ILUSTRASI. BEI menegaskan, teguran bursa kepada Indo Premier tidak berkaitan dengan keamanan transaksi oleh nasabah. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan teguran kepada PT Indo Premier Sekuritas tidak berkaitan dengan keamanan transaksi saham oleh nasabah. 

Seperti diketahui, BEI untuk kedua kalinya mengumumkan telah mengenakan sanksi teguran tertulis kepada Indo Premier. 

Sekuritas dengan kode broker PD tersebut ditegur bursa karena dalam rangka menyusun laporan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD), Indo Premier tidak secara konsisten menerapkan pengendalian umum teknologi informasi dan sistem aplikasi yang memadai sesuai ketentuan yang berlaku.

Baca Juga: Timah (TINS) Mulai Memproduksi Batubara 750.000 Ton di Kalimantan Selatan di 2021

Direktur BEI Kristian S. Manulang mengatakan, nilai MKBD Indo Premier sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun terdapat temuan ketidakkonsistenan penerapan pengendalian umum TI dan sistem aplikasi dalam penyusunan MKBD. 

"Kami sudah menyampaikan kepada PD untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Sejauh ini sudah terdapat upaya-upaya perbaikan yang dilakukan oleh PD," kata Kristian.

Kristian juga menegaskan, temuan bursa tersebut tidak ada hubungannya dengan keamanan dalam transaksi saham oleh nasabah IPOT. 

"Sebagaimana saya sebutkan, ketidakkonsistenan pengendalian penerapan pengendalian umum TI dan sistem aplikasi dalam penyusunan MKBD. Jadi  implikasinya terhadap keakuratan penyajian MKBD," ujar Kristian. 

Baca Juga: ADRO Pilih Anak Usaha DOID, UNTR Cari Peluang Kontrak Baru

Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Molenoto The mengakui, pada 1 Desember 2020, terjadi lonjakan luar biasa atas volume transaksi dan jumlah data transaksi yang harus diproses pada hari itu. 

"Sehingga, sistem reporting MKBD kami langsung berat. Namun, kami sudah upgrade dan sudah normal," kata Moleonoto.

Nah, menurut Moleonoto, bursa melihat perlunya Indo Premier menjaga konsistensi teknologi informasi dalam pelaporan MKBD. Peningkatan sistem pelaporan MKBD itu diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan data transaksi yang diproses setiap hari. 

Moleonoto mengatakan, pada masa pandemi Covid-19, terjadi lonjakan penambahan nasabah ritel dan peningkatan signifikan volume transaksi saham. 

“Indo Premier memproses 75.000-80.000 nasabah yang bertransaksi tiap harinya. Ini yang terbesar dari seluruh anggota bursa yang bertransaksi di bursa efek,” ujar Moleonoto. 

Tahun lalu, jumlah nasabah Indo Premier bertambah 150.000 nasabah. Total nasabah Indo Premier saat ini sudah lebih dari 500.000 nasabah.

Baca Juga: Selain Bebas PPN, Harga Rumah Makin Murah Berkat Ajang Promo Pengembang

Sementara soal MKBD, Indo Premier sebetulnya tak memiliki persoalan. Sebab, MKBD Indo Premier jauh di atas ketentuan minimum yang dipersyaratkan regulator. Seperti diketahui, MKBD minimum anggota bursa dipatok sebesar Rp 25 miliar. 

Sementara MKBD Indo Premier per 18 Maret 2021 sebesar Rp 615 miliar. Per akhir Februari 2021, total ekuitas Indo Premier sebesar Rp 1,5 triliun, salah satu yang tertinggi di Indonesia. "Permodalan kami masuk tiga besar nasional," kata Moleonoto. 

Indo Premier juga tercatat berada di peringkat ketiga sebagai broker teraktif baik dari sisi volume maupun nilai perdagangan. 

Baca Juga: Kantongi Restu Otoritas, Holding Ultra Mikro Janjikan Bunga Murah

Sepanjang tahun 2020, Indo Premier mencatatkan volume perdagangan saham sebanyak 304,2 miliar saham senilai Rp 221,58 triliun.

Sementara berdasarkan frekuensi perdagangan, Indo Premier berada di peringkat kedua. Sepanjang tahun lalu, frekuensi perdagangan saham di Indo Premier tercatat sebanyak 32,4 juta kali. 

Selanjutnya: Ditegur Lagi oleh BEI, Begini Penjelasan Indo Premier Sekuritas* (Update)

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:30 WIB

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025

AMRT menyebut adanya penutupan gerai di tahun ini merupakan bagian dari srategi eksansi di tahun depan.

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:15 WIB

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru

Periode Nataru di unit hotel yang dimiliki MTLA sudah terlihat mengalami kenaikan, seperti Hotel Horison Ultima Bekasi

INDEKS BERITA

Terpopuler