Tiga Negara Produsen Karet Membatasi Ekspor Karet

Sabtu, 09 Maret 2019 | 09:02 WIB
Tiga Negara Produsen Karet Membatasi Ekspor Karet
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan karet untuk kebutuhan dalam negeri di tahun 2019 ini akan semakin tumbuh. Kondisi ini menyusul rencana kebijakan Indonesia membatasi kegiatan ekspor karet selama empat bulan yang di mulai pada April 2019.

Pada periode itu, Indonesia akan membatasi ekspor karet sebanyak 98.000 ton. Tak hanya Indonesia, negara produsen karet lainnya, yakni Thailand dan Malaysia yang tergabung dalam forum International Tripartite Rubber Council (ITRC), juga sepakat untuk membatasi ekspor dengan total sebanyak 240.000 ton.

Pembatasan itu dilakukan untuk mendorong harga karet yang saat ini sedang jatuh. Setidaknya, ada tiga keputusan yang ditetapkan, yakni mengatur batasan ekspor melalui mekanisme Agreed Export Tonnage Scheme(AETS), memaksimalkan penggunaan karet dalam negeri, dan peremajaan karet alam.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengapresiasi positif langkah pembatasan ekspor. "Penyerapan di domestik bakal lebih bagus. Petani karet pun berkesempatan menormalkan harga," klaimnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Bahkan, industri pun, menurut Azis, tidak akan keberatan, lantaran sekarang ini stok karet tengah berlebih dan penyerapan karet di dalam negeri tergolong cukup baik.

Kelak, lewat pembatasan ekspor itu, permintaan karet global akan menyesuaikan dengan stok yang ada. Sehingga, Indonesia tidak bergantung dari pembeli luar negeri. Pasalnya, cukup banyak prospek karet dalam negeri yang dapat menciptakan pengembangan industri turunan, seperti industri ban vulkanisir. "Yang terpenting adalah bagaimana industri dalam negeri ditumbuhkan," ungkap Aziz.

Dalam catatan Kementerian Perindustrian, produksi getah karet dalam negeri kini sudah mencapai 3,6 juta ton per tahun. Sekitar 95% atau 3,4 juta ton di antaranya telah bisa diolah menjadi crumb rubber. Dari total 3,6 juta ton, konsumsi dalam negeri hanya sekitar 620.000 ton. Selebihnya dikirimkan ke luar negeri untuk kemudian diolah menjadi ban kendaraan maupun produk lain.

Data Kementerian Perdagangan menyebut, ekspor karet sepanjang 2018 tercatat turun 17,56% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor tahun lalu ialah sebesar US$ 6,38 miliar. Pada tahun sebelumnya, nilai ekspor tercatat US$ 7,74 miliar.

Terkait dengan hal ini, Presiden Direktur PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) Beny Tjoeng mengatakan bahwa industri perkebunan karet diperkirakan tetap kompetitif dan menantang. Meski begitu, dia menyatakan pihaknya terus memperkuat posisi keuangan dan fokus pada praktik agrikultur yang baik supaya bisa meraih potensi pertumbuhan. "Cara ini bisa mendukung upaya kami untuk mengatasi tantangan-tantangan di masa depan," tandasnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler