Wow, Empat Bulan Mendekap Saham DILD, Komisaris Intiland Ini Untung Rp 25 Miliar

Rabu, 07 Agustus 2019 | 17:39 WIB
Wow, Empat Bulan Mendekap Saham DILD, Komisaris Intiland Ini Untung Rp 25 Miliar
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga saham perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) belakangan ini menjadi peluang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan alias profit taking.

Aksi ini pula yang tampaknya baru saja digelar oleh Komisaris Intiland (DILD) Ping Handayani Hanli.

Seperti diketahui, sejak 18 Juni lalu, harga saham Intiland mulai mendaki.

Saat itu, harga saham Intiland (DILD) tercatat naik 8,6% dalam sehari menjadi Rp 352 per saham.

Pada perdagangan hari berikutnya, harga saham DILD kembali melonjak sebesar 13,07% menjadi Rp 398 per saham.

Harga saham Intiland (DILD) tercatat berada di posisi tertinggi sepanjang tahun ini pada 30 Juli lalu.

Pada saat itu, harga saham DILD sempat menyentuh posisi Rp 466 per saham meski ditutup di posisi Rp 452 per saham.

Dalam tiga bulan terakhir hingga penutupan perdagangan hari ini, Rabu (7/8), harga saham Intiland (DILD) sudah naik sebesar 25%.

Jika dihitung sejak awal tahun, harga saham Intiland (DILD) naik sebesar 36,36%.

Baca Juga: Tiga Direksi Hartadinata (HRTA) Kompak Memborong Saham HRTA Saat Harganya Terbang

Kenaikan harga saham DILD belakangan inilah yang tampaknya dimanfaatkan Komisaris Intiland Ping Handayani Hanli untuk merealisasikan keuntungan.

Pada 31 Juli lalu, sehari setelah harga saham DILD menyentuh posisi tertinggi sepanjang tahun ini, Ping Handayani Hanli menjual saham DILD sebanyak 220 juta saham.

Ping Handayani Hanli menjual saham DILD itu di harga Rp 500 per saham.

Sehingga, nilai transaksi penjualan saham DILD itu sebesar Rp 110 miliar.

Harga penjualan saham DILD itu terbilang premium.

Sebab, pada 31 Juli lalu, harga saham DILD bergerak di rentang Rp 410-Rp 454 per saham.

Itu artinya, Ping Handayani Hanli menggelar penjualan saham di pasar negosiasi.

Sebab, harga penjualan saham DILD tersebut lebih tinggi dibandingkan harga pasar saat itu.

Penelusuran Kontan, pada 31 Juli lalu memang terjadi transaksi saham DILD di pasar negosiasi.

Jumlah saham DILD yang ditransaksikan di pasar negosiasi sebanyak 220 juta saham di harga Rp 500 per saham.

Transaksi di pasar negosiasi itu melibatkan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia (YU) sebagai broker penjual sekaligus broker pembeli.

Dalam suratnya kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ping Handayani Hanli menyebutkan tujuan transaksi penjualan saham tersebut sebagai divestasi.

Baca Juga: Intiland Development (DILD) Memperluas Kawasan Industri

Pasca transaksi tersebut, kepemilikan saham Ping Handayani Hanli di Intiland berkurang menjadi 42,8 juta saham yang mewakili 0,41% dari total saham Intiland.

Sebelum menjual 220 juta saham DILD, Ping Handayani Hanli mendekap 262,8 juta saham yang mewakili 2,54% dari total saham DILD.

Yang menarik, jika ditelusuri lebih jauh, Ping Handayani Hanli baru membeli 220 juta saham DILD melalui beberapa kali transaksi pada periode 25 Maret hingga 15 April lalu.

Pada 25 Maret 2019, Ping Handayani Hanli membeli saham DILD sebanyak 77 juta saham.

Transaksi pembelian saham DILD itu dilakukan di harga Rp 422 per saham.

Sehingga, nilai transaksi pembelian saham DILD itu sebesar Rp 32,49 miliar.

Pasca transaksi tersebut, kepemilikan saham Ping Handayani Hanli di Intiland bertambah dari 42,8 juta saham menjadi 119,9 juta saham.

Baca Juga: Emiten Properti Ini Memacu Recurring Income

Pada 1 April 2019, Ping Handayani Hanli kembali membeli saham DILD.

Ping Handayani Hanli membeli 20.074.000 saham DILD di harga Rp 400 per saham.

Kemudian, pada 15 April 2019, Ping Handayani Hanli kembali membeli saham DILD sebanyak 122.926.000 saham.

Transaksi pembelian saham itu dilakukan di harga Rp 370 per saham.

Total, dari tiga kali transaksi tersebut, Ping Handayani Hanli membeli 220 juta saham DILD.

Nilai transaksi pembelian 220 juta saham DILD itu sebesar Rp 86 miliar.

Sementara, dari penjualan 220 juta saham DILD pada 31 Juli lalu, Ping Handayani Hanli memperoleh Rp 110 miliar.

Itu artinya, dari hasil penjualan 220 juta saham DILD, Ping Handayani Hanli memperoleh keuntungan sebesar Rp 24 miliar.

Tentu saja, keuntungan ini belum memperhitungkan pajak dan biaya transaksi.

Yang jelas, dalam waktu sekitar empat bulan,  Ping Handayani Hanli memperoleh capital gain sebesar 28% dari saham DILD.

O iya, keuntungan tersebut belum memperhitungkan pembayaran dividen.

Seperti diketahui, pada 20 Juni lalu, Intiland membagikan dividen sebesar Rp 5 per saham.

Jika hanya menghitung 220 juta saham dari transaksi Maret-April lalu, dividen yang Ping Handayani Hanli peroleh dari Intiland sebesar Rp 1,1 miliar.

Itu artinya, keuntungan Ping Handayani Hanli dari kepemilikan 220 juta saham Intiland selama empat bulan mencapai lebih dari Rp 25 miliar.

Ping Handayani Hanli merupakan Komisaris Intiland sejak 2007.

Sebelumnya, pada periode 1085-2007, Ping Handayani Hanli menjabag sebagai Kepala Divisi Keuangan Intiland.

Baca Juga: Edwin Soeryadjaya Membeli Saham Saratoga (SRTG) Senilai Rp 85 Miliar

Bagikan

Berita Terbaru

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 07:20 WIB

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026

Prospek investasi 2026 digadang lebih menjanjikan, meski risiko ketidakpastian belum sirna. Simak saran racikan portofolio 2026!

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil
| Minggu, 28 Desember 2025 | 06:00 WIB

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil

Bagi Xaverius Nursalim, uang bukan tujuan akhir dari sebuah usaha tapi sebagai alat kerja, agar memberi nilai dan menjaga keberlanjutan.

Meneropong Bisnis yang Merayap dan Berlari di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:15 WIB

Meneropong Bisnis yang Merayap dan Berlari di 2026

Pemulihan industri menjelang akhir tahun 2025 belum sepenuhnya merata. Namun di 2026, industri kembali berhadapan dengan sejumlah tantangan.

 
Langkah UMKM Menyusun Harapan
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:10 WIB

Langkah UMKM Menyusun Harapan

Di tengah gejolak harga bahan baku dan ketatnya akses permodalan, pelaku UMKM berusaha mencari cara agar tetap bertahan.

 
Digital Penambal Cuan
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:10 WIB

Digital Penambal Cuan

Proyeksi ekonomi 2026 menunjukkan pertumbuhan digital akan melesat. Temukan strategi diversifikasi pendapatan lewat platform digital.

Keberlanjutan Korporasi di Tengah Ancaman Ekologi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:05 WIB

Keberlanjutan Korporasi di Tengah Ancaman Ekologi

Bencana ekologis di Sumatera menguji jargon keberlanjutan industri. Komitmen yang kerap tersandera oleh cuan jangka pend

INDEKS BERITA

Terpopuler