Gegara Covid-19, Banyak Orang Habiskan Waktu Lebih Banyak untuk Fokus pada Investasi

Kamis, 02 September 2021 | 18:31 WIB
Gegara Covid-19, Banyak Orang Habiskan Waktu Lebih Banyak untuk Fokus pada Investasi
[ILUSTRASI. Berdasarkan studi Schroders, akibat pandemi Covid-19, orang lebih sering memeriksa nilai investasi mereka selama pandemi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah membuat berbagai perubahan perilaku masyarakat, termasuk perilaku dalam berinvestasi. 

Yang menarik, akibat pandemi Covid-19, mayoritas orang meyakini bahwa kesejahteraan finansial menjadi prioritas utama. Itu sebabnya, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk fokus pada investasi dan keuangan mereka. 

Temuan ini merupakan hasil Studi Investor Global Schroders 2021. Survei tahunan ini melibatkan lebih dari 23.000 orang di 32 negara. Studi yang dilaksanakan secara online ini digelar pada 16 Maret hingga 7 Mei 2021. 

Baca Juga: Ada Kabar Bosowa Bakal Placement Sisa Saham Bank KB Bukopin (BBKP) ke Kookmin

Mereka yang disurvei adalah investor yang menginvestasikan paling sedikit € 10.000 dalam 12 bulan ke depan dan telah membuat perubahan pada investasi mereka dalam 10 tahun terakhir. Itu sebabnya, Schroders mengakui, studi ini tidak mewakili pengalaman pandemi semua orang.

Meski begitu, ada beberapa hal menarik dari hasil studi Schroders ini. Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, terlepas dari tantangan yang disebabkan oleh pandemi, kepercayaan investor telah melonjak ke level tertinggi sejak studi ini dimulai pada 2016. 

Berdasarkan studi tahun ini, investor memprediksi pengembalian alias return yang lebih tinggi dari investasi mereka dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Secara rata-rata, investor mengharapkan pengembalian tahunan investasi mereka selama lima tahun ke depan sebesar 11,3%. Prediksi tersebut naik dibandingkan ekspektasi investor pada studi tahun lalu yang sebesar 10,9%.

Selain mengharapkan return lebih tinggi, pandemi Covid-19 juga membuat investor menjadikan kesejahteraan finansial sebagai prioritas utama. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Batubara Dipoles Harga Jual Yang Tinggi

Berdasarkan studi tersebut, sekitar 74% investor global telah menghabiskan waktu lebih banyak untuk memikirkan kesejahteraan finansial mereka sejak pandemi terjadi dan mencoba mengatur ulang keuangan pribadi. 

Alhasil, frekuensi investor untuk memeriksa nilai investasi mereka menjadi lebih sering. Sebanyak 82% investor secara global memeriksa investasi mereka setidaknya sebulan sekali. Padahal, pada studi tahun lalu, hanya ada 77% investor yang mengecek investasi mereka sebulan sekali. 

Khusus di Indonesia, angkanya lebih tinggi. Berdasarkan studi tersebut, sebanyak 88% investor menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan kesejahteraan finansial mereka. 

Orang-orang yang memeriksa nilai investasinya seminggu sekali atau lebih juga bertambah banyak. Tahun ini, ada 44% orang yang mengecek investasinya seminggu sekali atau lebih. Tahun lalu, angkanya hanya 39%. 

Yang tak kalah menarik, gejolak pandemi Covid-19 juga membuat orang menyisihkan lebih banyak dana untuk berinvestasi atau menabung.

Baca Juga: Taksi Express (TAXI) Rampungkan Penjualan Seluruh Sisa Jaminan Obligasi

Berdasarkan studi Schroders, sebanyak 79% orang mampu menabung sebanyak atau lebih dari yang mereka rencanakan. Periciannya, sebanyak 47% investor menabung sebanyak yang mereka rencanakan sementara 32% menabung lebih dari yang direncanankan. 

Di Indonesia, sebanyak 56% investor menyisihkan dana yang mereka miliki sebanyak yang mereka rencanakan. Namun, ada 30% yang menyisihkan lebih banyak dari yang telah mereka rencanakan. 

 

Investasi properti jadi prioritas pasca lockdown >>>

 

Hal ini sebetulnya tidak mengherankan. Banyak orang mampu memenuhi rencana tabungan atau bahkan melebihinya karena didorong penurunan pengeluaran untuk hal tidak penting selama pandemi, seperti makan di luar, liburan, maupun hiburan. 

Di sisi lain, alasan utama orang gagal memenuhi rencana tabungan adalah penurunan gaji dan pendapatan kerja, diikuti peningkatan pengeluaran untuk hal yang tidak esensial seperti hiburan, makanan, dan pengiriman. 

Pertanyaannya, setelah investor mampu berinvestasi sesuai rencana bahkan melebihi rencana selama pandemi, apakah perilaku ini akan berlanjut setelah pandemi berakhir?

Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Masih Akan Merugi tapi Analis Memasang Rekomendasi Beli

Usai lockdwon alias pembatasan dicabut, berdasarkan studi Schroders, sebanyak 29% investor tidak akan mengalami perubahan dalam perilaku menabung atau berinvestasi. Namun, ada sebanyak 46% investor akan menabung atau berinvestasi lebih banyak sementara 24% mengaku berniat menabung lebih sedikit. 

Ketika pembatasan sosial dicabut, Studi Schroders menunjukkan, berinvestasi atau membeli properti adalah prioritas terdepan. Sebanyak 43% investor memilih membiakkan dananya di sektor properti. 

Selanjutnya, sebanyak 35% orang berharap untuk membelanjakan lebih banyak uang untuk liburan, kendaraan, atau acara khusus. Prioritas selanjutnya adalah pemberian amal, membayar utang, memberi kepada orang lain, dan untuk pendidikan. 

Urutan prioritas ini tercermin di seluruh negara yang disurvei, kecuali untuk beberapa lokasi seperti Italia dan Polandia. 

Menurut Michael, prioritas orang pada investasi properti merupakan hal wajar. Sebab, selama pandemi, orang harus menjaga jarak dan tinggal di tempat yang tidak padat. Ada kecenderungan masyarakat keluar dari kota besar dan tinggal di rumah kedua di luar kota. Apalagi, mereka bisa bekerja dari rumah.

Baca Juga: Gandeng Pemain Lokal, BNP Paribas Akan Membentuk Usaha Wealth Management di China

Dampak pandemi Covid-19 di Indonesia juga semakin terlihat pada rencana pensiun. Berdasarkan Studi Schroders, sebanyak 79% orang yang belum pensiun ingin menyisihkan lebih banyak uang untuk masa pensiun mereka. 

Sementara itu, akibat pandemi Covid-19, mayoritas orang yang telah pensiun lebih berhati-hati dalam membelanjakan tabungan pensiun mereka. 

Selanjutnya: Dua Tahun Grounded, Malaysia Kini Siap Kembali Menerbangkan Boeing 737 MAX

 

Bagikan

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler