Harga Energi Melonjak, Jepang Catat Defisit Perdagangan Bulanan Terbesar sejak 2014

Kamis, 17 Februari 2022 | 11:25 WIB
Harga Energi Melonjak, Jepang Catat Defisit Perdagangan Bulanan Terbesar sejak 2014
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Deretan mobil yang akan diekspor di Pelabuhan Yokohama, Jepang, 15 November 2017. REUTERS/Toru Hanai/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang mengalami defisit perdagangan terbesar dalam satu bulan dalam delapan tahun pada Januari. Impor negeri itu membengkak seiring dengan lonjakan harga komoditas energi. Di saat yang sama, ekspor mobil Jepang merosot karena industri otomotif masih berjuang dengan kendala pasokan global.

Defisit perdagangan yang meningkat menunjukkan kerentanan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu terhadap melonjaknya biaya komoditas dan melambatnya permintaan dari tetangga raksasa China.

Impor Jepang selama Januari melonjak 39,6% dalam basis year-on-year (yoy) menjadi 8,5231 triliun yen, data Kementerian Keuangan menunjukkan pada hari Kamis. Pertumbuhan itu di atas rata-rata perkiraan pasar, yaitu 37,1%.

Pertumbuhan impor jauh melampaui kenaikan ekspor di periode yang sama, yaitu 9,6%. Neraca perdagangan Jepang untuk Januari pun mengalami defisit sebesar 2,1911 triliun yen.

Baca Juga: Program AKC 2022 Sepakati Perkuat Kemitraan ASEAN-Korsel guna Pemulihan Ekonomi  

Itu merupakan nilai defisit perdagangan terbesar dalam sebulan sejak Januari 2014. Media proyeksi analis tentang defisit perdagangan Jepang di Januari yaitu 1,607 triliun yen.

"Ekspor cenderung turun pada Januari karena faktor musiman, mengingat tingkat operasi pabrik biasanya rendah karena liburan Tahun Baru," kata Takumi Tsunoda, ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute.

"Jadi mudah bagi neraca perdagangan untuk menjadi merah di bulan itu. Namun dengan pertimbangan semacam itu, tetap saja defisitnya terlihat besar." Tsunoda menilai, penyebab membengkaknya defisit adalah penurunan ekspor mobil.

Pabrikan termasuk Toyota Motor Corp dan Suzuki Motor Corp terpaksa menutup sementara beberapa pabrik setelah menghadapi gangguan rantai pasokan dan tekanan kasus infeksi Covid-19, yang melonjak selama Januari.

Impor didorong oleh lonjakan pengiriman masuk minyak bumi, batu bara dan gas alam cair.

Ekspor ke China, yang merupakan mitra dagang terbesar Jepang, menyusut 5,4% dalam 12 bulan hingga Januari, mencatat kontraksi pertamanya dalam 19 bulan. Sementara impor melonjak 23,7% untuk mencatat kenaikan terbesar dalam empat bulan.

Itu kemungkinan sebagian karena ekspor yang lebih lambat dan permintaan yang melimpah menjelang liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu di China yang dimulai pada hari terakhir Januari.

Penyebab kekhawatiran yang lebih besar adalah momentum perlambatan ekonomi besar-besaran China, yang menghadapi konsumsi yang melemah dan penurunan properti, kata beberapa analis. "Perlambatan ekonomi China dapat melemahkan ekspor ke depan," kata Ryosuke Katagi, ekonom pasar di Mizuho Securities.

Baca Juga: Nvidia Proyeksikan Pendapatannya di Atas Perkiraan pada Kuartal I/2022

Pengiriman ke AS, pasar utama lainnya untuk barang-barang Jepang, tumbuh 11,5% pada Januari, karena pengiriman mesin yang lebih kuat melebihi penurunan ekspor mobil.

Data pemerintah terpisah menunjukkan pesanan mesin inti, yang berfungsi sebagai indikator utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, naik 3,6% pada Desember dari bulan sebelumnya, lebih baik dari perkiraan penurunan 1,8%.

Produsen memperkirakan pesanan inti turun 1,1% pada Januari-Maret, setelah naik 6,5% pada kuartal sebelumnya.

Ekonomi Jepang tumbuh sedikit kurang dari yang diharapkan pada kuartal terakhir 2021 karena penurunan kasus virus corona membantu menopang konsumsi, data pemerintah menunjukkan pada hari Selasa. Namun prospek ekonomi negeri itu dibayangi oleh lonjakan kasus infeksi virus corona dan kenaikan harga bahan baku.

Bagikan

Berita Terbaru

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Beri Lebih Banyak Stimulus
| Kamis, 27 November 2025 | 04:50 WIB

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Beri Lebih Banyak Stimulus

Pemerintah beri sejumlah stimulus untuk mendorong ekonomi di kuartal IV tahun ini mulai dari diskon tarif transportasi hingga BLT. 

Segmen Pasar Asuransi Kesehatan Kumpulan Lebih Menawan
| Kamis, 27 November 2025 | 04:50 WIB

Segmen Pasar Asuransi Kesehatan Kumpulan Lebih Menawan

Beban co-sharing karyawan di segmen kumpulan berpotensi lebih ringan dibanding nasabah produk individu

IHSG All Time High di 8.602, Intip Proyeksi & Saham Pilihan Untuk Hari Ini (27/11)
| Kamis, 27 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG All Time High di 8.602, Intip Proyeksi & Saham Pilihan Untuk Hari Ini (27/11)

IHSG mengakumulasi kenaikan 2,33% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun IHSG telah menguat 21,50%.​

Jumlah Pengusaha Kena Pajak Bertambah
| Kamis, 27 November 2025 | 04:40 WIB

Jumlah Pengusaha Kena Pajak Bertambah

DJP laporkan lonjakan 9,02% jumlah PKP menjadi 735.838 di 2025. Peningkatan ini didorong perbaikan administrasi dan aktivasi Coretax.

Dana Desa Akan Cair  Bila Koperasi Benar Hadir
| Kamis, 27 November 2025 | 04:30 WIB

Dana Desa Akan Cair Bila Koperasi Benar Hadir

Menelisik plus minus aturan baru Menteri Keuangan yang memperketat pencairan dana desa. Dimana dana desa baru bisa cair jika ada koperasi

Kino Indonesia (KINO) Memperkuat Kinerja Tahun Ini
| Kamis, 27 November 2025 | 04:20 WIB

Kino Indonesia (KINO) Memperkuat Kinerja Tahun Ini

Untuk menjaga kinerja keuangannya di sisa tahun, Manajemen KINO mengungkap, perseroan bakal berfokus meningkatkan efisiensi. 

Leasing Terafiliasi ATPM Mencetak Kinerja Lebih Apik Saat Pasar Lesu
| Kamis, 27 November 2025 | 04:15 WIB

Leasing Terafiliasi ATPM Mencetak Kinerja Lebih Apik Saat Pasar Lesu

Perusahaan leasing yang terafiliasi ATPM mencetak performa lebih apik dengan membukukan pertumbuhan outstanding pembiayaan setinggi 6,80%.

IHSG Tembus Rekor Baru Lagi, Saham Penopangnya Bukan Cuma Big Cap
| Kamis, 27 November 2025 | 04:10 WIB

IHSG Tembus Rekor Baru Lagi, Saham Penopangnya Bukan Cuma Big Cap

IHSG akhirnya menembus psikologis 8.600 dan ditutup di level 8.602,13. Ini berarti indeks telah tumbuh 20,09% sejak awal tahun.

RATU Bersiap Mengakuisisi Aset Baru di Bisnis Blok Migas
| Kamis, 27 November 2025 | 04:05 WIB

RATU Bersiap Mengakuisisi Aset Baru di Bisnis Blok Migas

PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) akan mengakuisisi aset blok migas baru di luar portofolio investasinya di Blok Cepu dan Blok Jabung. 

Right Issue Jumbo Tertunda, Laju PANI dan CBDK Tersendat
| Kamis, 27 November 2025 | 04:00 WIB

Right Issue Jumbo Tertunda, Laju PANI dan CBDK Tersendat

PANI masih menunggu surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran PMHMETD III.

INDEKS BERITA

Terpopuler