IHSG Hari Ini Masih Berpeluang Menguat, Cermati Saham-Saham Berikut Ini

Senin, 08 Juni 2020 | 05:32 WIB
IHSG Hari Ini Masih Berpeluang Menguat, Cermati Saham-Saham Berikut Ini
[ILUSTRASI. Layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau atau naik 0,63% ke level 4.947,78 pada perdagangan hari Jumat (5/6).

Penguatan IHSG tersebut didorong aksi jual investor asing yang mencatat jual bersih sebesar Rp 50,99 miliar di seluruh pasar.

Pada perdagangan Jumat (5/6), ada 258 saham yang harganya menguat, 139 saham menurun dan 169 saham ditutup tidak mengalami perubahan.

Baca Juga: Ini Penjelasan tentang Besarnya Nilai Kerugian Investasi Jiwasraya

Pengujian resistance masih berlangsung dengan IHSG yang sudah selesai terkoreksi terbatas pada support MA 5. Kini secara teknikal IHSG sudah menunjukkan kondisi strong uptrend.

Karena itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG masih menunjukkan pola penguatan untuk jangka pendek ke depan. Penguatan juga ditunjang stabilnya perekonomian dan harapan kembalinya arus dana masuk ke dalam pasar modal Indonesia.

Selain itu, rilis data cadangan devisa akan mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Sebagai informasi, cadangan devisa April 2020 berhasil meningkat ke angka US$ 127,9 miliar.

Baca Juga: Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham

William memprediksi, IHSG hari ini berpotensi kembali bergerak di zona hijau dengan kisaran pergerakan 4.811-5.089. Ia menuturkan, investor bisa memperhatikan pergerakan saham SMRA, PWON, BBRI, SRIL, AKRA, JSMR, ASII dan PTPP.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menilai rilis sejumlah data ekonomi domestik, seperti cadangan devisa dan indeks keyakinan konsumer bakal jadi motor penggerak IHSG pada pekan ini.

Ada potensi koreksi

Tapi hitungan dia, IHSG cuma akan cenderung menguat terbatas. Bahkan, IHSG masih rentan terkoreksi dengan kisaran pergerakan 4.700-4.840.

Herditya menyarankan pelaku pasar memperhatikan saham dari sektor barang konsumen seperti ICBP dan INDF, sektor telekomunikasi seperti TLKM, EXCL dan saham produsen CPO seperti LSIP.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennis Christopher Jordan menilai, penguatan IHSG juga akan didorong optimisme pelaku pasar terkait pelonggaran lockdown. Ada harapan ekonomi akan segera pulih.

Baca Juga: Dato Sri Tahir: Wujud Komitmen, Keluarga Saya Menjadi Deposan Terbesar Bank Mayapada

Penguatan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga memberikan sentimen positif bagi IHSG. Hari ini (8/6), Dennies menilai investor masih optimistis ekonomi bakal dapat kembali pulih dalam waktu cepat. Hanya saja, secara teknikal saat ini IHSG berada di level jenuh beli dan berpotensi mengalami koreksi.

Dennies menghitung IHSG berpotensi bergerak melemah dengan support di 4.818 dan resistance di level 5.012. Menurut dia, sekarang ini IHSG tengah menguji resistance kuat di level 5.000.

Bagikan

Berita Terbaru

Emas Bikin BRIS Untung Besar: Rekomendasi Saham BRIS Terbaru
| Selasa, 09 September 2025 | 15:45 WIB

Emas Bikin BRIS Untung Besar: Rekomendasi Saham BRIS Terbaru

Emas telah berkontribusi 11,8% dari total kredit konsumer PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), meningkat dari 8,4% pada akhir 2024.

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi
| Selasa, 09 September 2025 | 08:54 WIB

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi

Ada 44 perusahaan tercatat yang siap memaparkan kinerja dan rencana perusahaan ke depan agar investor mengenal kondisi terkini emiten.

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu

Perusahaan mau IPO itu  tidak mudah. Mereka harus lihat momentum. Bukan hanya hari ini membutuhkan dana, lalu gelar IPO dan langsung mendapat dana

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar

Obligasi terbagi dua seri. Seri A bertenor tiga tahun senilai Rp 149,33 miliar dan Seri B bertenor lima tahun Rp 572,28 miliar.​

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami
| Selasa, 09 September 2025 | 08:35 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami

Anak usaha META PT Jakarta Metro Eskpressway (JKTMetro) merupakan pemegang konsesi Jalan Tol JORR Elevated Ruas Cikunir-Ulujami.

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor
| Selasa, 09 September 2025 | 08:31 WIB

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor

Valuasi harga saham IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) lebih premium ketimbang emiten pertambangan emas eksisting.

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement
| Selasa, 09 September 2025 | 08:23 WIB

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement

Pendanaan lewat pasar modal dengan skema private placement maupun right issue, umumnya dinilai berdampak positif bagi emiten.

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:20 WIB

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri

AGII menyiapkan strategi utama, yakni memperluas pangsa pasar ritel melalui akuisisi pelanggan baru serta ekspansi jaringan filling station.

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja
| Selasa, 09 September 2025 | 08:16 WIB

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja

Proyeksi penurunan laba  PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) disebabkan sebagian backlog dari penjualan lahan baru akan diakui pada awal 2026.

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:10 WIB

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri

Kenaikan produksi saat ini lebih banyak dijual dalam bentuk raw material ke luar negeri, terutama ke China.

INDEKS BERITA

Terpopuler