Menarik, Kinerja Keuangan PGAS diyakini Bakal Terus Bertumbuh

Rabu, 13 Februari 2019 | 08:09 WIB
Menarik, Kinerja Keuangan PGAS diyakini Bakal Terus Bertumbuh
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membidik laba bersih pada tahun ini mencapai US$ 200 juta. Proyeksi tersebut tumbuh 33,33% dibandingkan target laba bersih tahun lalu yang mencapai US$ 150 juta. PGAS memperkirakan sumber pertumbuhan tersebut bakal datang dari kenaikan permintaan gas.

Sejalan dengan kalkulasi bottom line, manajemen PGAS juga optimistis mampu meraih pendapatan sebesar US$ 5 miliar di tahun ini.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Gigih Prakoso menyebutkan, proyeksi pendapatan itu juga lebih tinggi daripada perolehan pendapatan tahun lalu. Namun dia belum bisa membeberkan realisasi kinerja keuangan pada tahun lalu. "Profit tahun lalu US$ 150-an juta, sekarang (target tahun ini) di atas US$ 200 juta," ungkap dia saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Selasa (12/2).

Menurut Gigih, pendapatan dan laba PGAS bisa lebih tinggi daripada tahun sebelumnya lantaran ada peningkatan permintaan dan penjualan gas. Secara umum, pada tahun lalu, penjualan gas meningkat dari rata-rata 800-an billion british thermal unit per day (BBTUD) menjadi 900-an BBTUD. "Kami dapat pertumbuhan yang cukup baik, karena volume gas meningkat. Memang demand gas di akhir tahun lalu naik," imbuh dia.

Menurut catatan PGAS, hingga kuartal ketiga tahun lalu, volume penjualan gas bumi sebesar 849 BBTUD. Jumlah tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 767 BBTUD.

Hingga akhir September 2018, PGAS juga mencatatkan volume transmisi gas bumi sebesar 718 millon standard cubic feet per day (MMSCFD). Sedangkan lifting gas mencapai 40.062 billion barrel of oil equivalent (BBOE).

Sementara untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), manajemen PGAS masih mematok stagnan, yaitu US$ 400 juta pada tahun ini. Alasannya, sebagian besar pekerjaan pembangunan infrastruktur pipa telah diselesaikan pada tahun lalu.

Gigih belum memerinci alokasi capex tersebut. Namun, mayoritas belanja modal masih akan digunakan untuk membangun jaringan pipa gas. "Jadi sekarang tinggal menambah saja. (Sumber dana) bisa internal, bisa eksternal," ungkap Gigih.

Proyek jargas

Dana belanja modal sebesar US$ 400 juta belum termasuk biaya pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga. Pada tahun ini, PGAS berencana membangun 800.000–1 juta sambungan rumah (SR).

PGAS juga diberikan penugasan oleh pemerintah untuk membangun 4,7 juta sambungan rumah jargas untuk rumah tangga hingga tahun 2025. Manajemen PGAS memperkirakan, kebutuhan dana untuk mewujudkan proyek jargas sebesar Rp. 12,5 triliun.

Nantinya pendanaan sebesar itu tidak akan semuanya ditanggung oleh subholding BUMN gas tersebut. Yang terang, kata Gigih, pendanaan bisa diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Non-APBN, yakni dari kas PGN maupun partnership dengan pihak ketiga. "PGAS belum tahu (dari mana pendanaannya), kami masih hitung dulu," ungkap Gigih.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

INDEKS BERITA

Terpopuler