Berita Bisnis

Simak Rekomendasi Saham London Sumatera (LSIP) Di Tengah Tekanan Harga CPO

Selasa, 12 Maret 2019 | 06:22 WIB
Simak Rekomendasi Saham London Sumatera (LSIP) Di Tengah Tekanan Harga CPO

Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) di 2018 lalu merosot akibat tekanan pada harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO), yang berpengaruh terhadap lini bisnis utamanya. Namun, ada potensi harga CPO akan pulih di tahun ini, sehingga berdampak positif bagi LSIP.

Di tahun lalu, pendapatan LSIP tercatat turun 15,2% (yoy) menjadi Rp 4,02 triliun. Di periode yang sama, laba bersih emiten ini tergerus hingga 54,8% menjadi sebesar Rp 331,4 triliun.

Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mengatakan, tren koreksi harga CPO mendorong penurunan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) LSIP hingga 16% di tahun lalu. Rendahnya ASP membuat kinerja emiten ini kurang maksimal. Apalagi, kontributor terbesar pendapatan LSIP adalah penjualan CPO, mencapai 91,4%.

LSIP sendiri masih cukup gencar memproduksi CPO kendati harga komoditas ini tengah lesu. Produksi CPO LSIP mencapai 453.168 ton pada 2018, alias meningkat 16,4% ketimbang tahun sebelumnya, yang mentok di angka 389.357 ton.

LSIP memang tak perlu khawatir soal permintaan CPO. Emiten ini secara konsisten menjual CPO ke induk usahanya, yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Karena LSIP memiliki pelanggan tetap, emiten ini masih bisa memperoleh laba walau harga produk turun, papar Rendy, Senin (11/3).

Di sisi lain, upaya optimalisasi lini bisnis lain, seperti karet, belum membuahkan hasil. Hal ini terlihat dari volume penjualan karet LSIP yang turun dari 11.015 ton di 2017 menjadi 9.096 ton di 2018.Kontribusi pendapatan LSIP dari penjualan karet pun hanya 4,8% di tahun lalu. Hasil ini turun dari tahun sebelumnya yang berada di level 5,9%.

Implementasi B20

Analis Sinarmas Sekuritas Wilbert Ham menambahkan, LSIP tetap berpeluang mencetak kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Syaratnya, harga CPO global pulih.Salah satu sentimen yang bisa mendorong harga CPO kembali naik adalah penurunan pajak impor CPO oleh India.

Kini, pemerintah sedang getol melobi India untuk menurunkan pajak impor CPO. Selain itu, implementasi penggunaan B20 di Indonesia yang semakin masif juga bisa meningkatkan harga CPO di tahun ini.

Wilbert menyebut, pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan B20 bertambah secara signifikan hingga 6 juta kiloliter di 2019. Ujung-ujungnya, pelaku industri CPO seperti LSIP akan diuntungkan. Sejumlah sentimen positif membuat kami mengasumsikan harga rata-rata CPO di RM 2.300 tahun ini, tulis Wilbert dalam riset.

Rendy dan Wilbert sama-sama merekomendasikan beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.600 per saham. Wilbert memprediksi, pendapatan LSIP tahun ini mencapai Rp 4,67 triliun, sedangkan laba bersihnya Rp 610 miliar.

Adapun analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan merekomendasikan hold saham LSIP. Ia mematok target harga LSIP di Rp 1.310 per saham. nKinerja LSIP tertolong karena memiliki pelanggan tetap yakni SIMP.

Terbaru